Mengapa Perempuan Sering Minta difoto? – Ungkapan narsis naik daun seiring perkembangan sosial media. Sekalipun berasal dari kata narsisme, istilah yang lahir dari Freud, untuk menggambarkan orang yang mencintai dirinya secara berlebihan, narsis menurut anak-anak milenial sedikit berbeda. Si penderita disebut Freud sebagai narsisis,dewasa ini mereduksi jadi senang selfie dan pamer di platform manapun yang disebut sosemed.
Saya Narsis? Iya Sedikit 🙂
Kalau ditelaah lewat kelakuan saya dan mengapa teman-teman perempuan sering minta difoto, saat ini sepertinya narsis tidak ada hubungannya dengan tokoh mitos Yunani, Narcissus yang digunakan Freud untuk menamakan gangguan kepribadian. Narsis menurut Freud adalah seorang yang mengejar pengakuan dari orang lain agar dikamuni. Mungkin juga berisi sifat sombong dan mau menang sendiri (egois).
Dengan kata lain ungkapan narsis seperti saya yang senang minta difota dan unggah ke sosial semacam mengalami pendangkalan dari maksud yang sebenarnya. Alih-alih gangguan psikologis, narsis yang dimaksud anak muda sekarang sangat sederhana. Senang selfie, suka difoto. kemudian mengunggahnya ke publik lewat facebook, twitter, blog dan lainnya.
Baca juga:
Kalau melihat kepada ibu yang sering banget menyodorkan ponselnya agar di potret, apakah kamu pernah bertanya mengapa perempuan sering minta difoto?
Anak-anak saya menerima kenyataan bahwa mama mereka suka difoto. Jadi kalau traveling harus rela diminta jadi fotografer.
Begitu pun suami yang tahu bahwa saya tidak cantik tapi kepengen dibilang sebaliknya, mengakomodasi keinginan purba keturunan Siti Hawa. Entah karena iba atau memang sayang pokoknya kalau jalan-jalan dia tak keberatan memotret saya. Dari sudut manapun yang dia dan saya anggap terbaik.
Rulesnya cuma dua: Jelek- hapus, jelek – hapus..Kadang kasihan sebab dia lebih banyak menghapus ketimbang dapat ucapan terima kasih. Habis gimana dong, buruk muka cermin kan kudu dibelah …
Baca juga:
Saya Penting. Camkan itu! Mengapa Perempuan Sering Minta difoto
Tidak tahu apakah ada ibu-ibu lain yang seperti saya. Tapi kalau saya selama jauh ke dalam sanubari, suka di potret tak lain lahir dari rasa kurang percaya diri. Bukan mencari dimana sumbernya lalu memperbaiki, malah mengumumkan kepada dunia bahwa dirinya orang penting!
Penting di di lingkaran orang-orang terdekatnya. Bisa juga penting untuk dunia.
Jadi tak perlu teori muluk-muluk yang datang dari dapur Sigmun Freud ketika pada suatu kesempatan saya suruh anak-anak pasang tripod. Terus minta dipanku tiga orang lelaki yang saya sebut anak-anak dan suami.
Apakah dari tulisan pendek ini teman-teman mulai paham mengapa perempuan sering minta difoto? Setidaknya pengalaman saya bisa mewakili sedikit atau mungkin banyak perempuan di dunia. Kami tuh bukan narsis, hanya haus oleh perhatian 🙂
Well, kalau ada yang keburu sinis melihat ibu-ibu bergaya bak foto model sementara wajah dan tubuh mereka jauh dari standar foto model, dimaklumi saja ya. Ini hanya salah satu cara kami berbicara kepada dunia. Bahwa kami ada dan butuh diperhatikan 🙂