Aturan sukses berbeda pada setiap orang. Bacaan dan pergaulan membuat saya melihat berbagai perbedaan itu. Motivator menggalinya dari khasanah berbagai literatur dunia. Seperti sistem spritualitas barat dan timur yang menekankan konsep sukses secara batiniah. Sementara guru-guru spritual berangkat dari pemahaman agama yang mereka anut. Sukses dikaitkan antara keseimbangan hidup di dunia maupun akhirat. Entrepreneurs mengaitkan sukses dengan prestasi perusahaan mereka.
Jadi aturan sukses berbeda pada setiap orang. Arti sukses tergantung pada tingkat pemahaman, nilai-nilai apa yang dianut serta mendominasi pikiran.
Melihat Contoh Aturan Sukses Berbeda Pada Setiap Orang
Bahwa setiap orang menginginkan sukses itu pasti. Tapi aturan yang mereka tetapkan tentang arti sukses sangat berbeda. Seorang executive yang punya istri cantik, anak-anak gagah dan cantik, banyak propert dan tabungan ribuan ribu dollar, menurut saya sudah memenuhi syarat di sebut sukses. Minimal secara finansial. Mestinya dia bisa menikmati sukses tersebut dan hidup lebih bahagia dari pada kebanyakan orang.
Nyata dia merasa sendirian diatas puncak dunia. Dan menjalani hidup yang menurut pemahaman saya sangat aneh. Seolah kiamat akan datang kalau dia berhenti bekerja. Akibatnya dia menerus memacu diri untuk bekerja keras. Selain itu walau menikahi perempuan secara resmi tapi disisi lain dia bercinta dengan sesama lelaki.Dia tidak pernah merasa sukses!
Di tempat lagi ada lelaki sederhana. Tidak punya apapun yang dimiliki si eksekutif. Tape lelaki ini merasa dirinya sukses. Dia menjalani hidup seperti yang dia suka. Bangun setiap pagi tanpa kekurangan sesuatu apa. Memulai kembali siklus rotasi bumi dengan senantiasa bersyukur. Bahwa dia diberi kesempatan merawat sayur mayur subur yang tumbuh di kebunnya.
Jika benang merah dari sebuah sukses adalah membawa orang ke jalan bahagia, lelaki terakhir sudah pasti akan diamini banyak orang sebagai pribadi sukses.
Lubang-Lubang Dalam Jiwa
Tapi yang menarik untuk saya adalah mengapa kita memiliki aturan-aturan berbeda untuk konsep yang sama?
Lelaki pertama yang saya temui dalam cerita disuatu majalah tampaknya memiliki aturan-aturan sangat luas tentang arti sebuah sukses. Kepemilikan seperti yang dia punya pasti meletakannya saya ke atas puncak dunia. Baginya hal itu tidak serta merta membuat dia subscribe ke gerbong orang sukses. ” Di dalam sini selalu ada kepedihan yang tidak mampu saya kenali ” Katanya menunjuk ke dada. ” Saya pikir saya belum sukses!”
Saya tidak mengerti bagaimana cara dia dibesarkan dimasa lalu. Tapi seperti semua orang, kita selalu punya lubang-lubang dalam jiwa. Lubang itu selalu menuntut pemenuhan. Kebun sayur subur yang menghidupi keluarga sederhana lelaki ke-2 tampaknya memberi keterpenuhan sehingga dia merasa sukses. Lelaki pertama tak mengalami keterpenuhan sekalipun dia bisa membeli separuh isi dunia.
Lantas mengapa terjadi lubang-lubang dalam jiwa kita? Apakah lubang-lubang tersebut tejadi karena kita memiliki nilai-nilai tertentu? Atau kah lubang-lubang tersebut yang membentuk nilai-nilai kita?
Menemukan Hasrat Terdalam
Tapi apapun lah jawabannya, satu yang pasti bahwa aturan sukses berbeda pada setiap orang. Sukses bagi saya belum tentu bagi orang lain. Kita hanya mengamini bahwa sukses telah terjadi ketika berhasil memuaskan hasrat-hasrat terdalam. Hasrat yang diinginkan oleh batin, hasrat yang membentuk lubang-lubang di dalam jiwa.
Tugas kita adalah mencari tahu apa hasrta terdalam itu. Lalu memutuskan apa yang harus dikerjakan untuknya. Menemukan dan mengerjakan hasrat terdalam itu penting. Karena disana terletak nilai-nilai tertinggi yang patut diperjuangkan. Itu juga yang telah diperjuangkan oleh para pengukir sejarah hingga mereka dikenang hingga saat ini.
Apakah aturanmu tentang sukses teman?
@eviindrawanto