Karena sudah banyak yang menceritakan kehebohan Milad 2 TDA, lengkap dengan foto2 dan kegembiraannya, yang tertinggal untuk saya hanyalah: It’s just this simple : komunitas TDA itu memang Fuuntastic!
Kami sengaja datang telat untuk menghindari penutupan jalan Thamrin. Tapi sampai jam sepuluh jalan tersebut belum juga di buka. Terpaksalah memutar lingkaran air mancur sampai dua kali mencari arah Tanah Abang, menuju gedung Bank Mandiri dimana acara diadakan.
Beruntung dapat tempat duduk disebelah Ibu Umining, pemilik usaha busana muslim untuk Barbie. Sebelumnya kami pernah ketemu di gedung Kementrian Koperasi. Sambil bisik-bisik jadilah sekalian reuni dan bertukar gossip.
Tidak jauh duduk mbak Dayu Puspa. Mungkin terpengaruh daya taksu Bali sebagai, begitu terhipnotisnya Gek Dayu ini menyimak acara. Beberapa kali lambaian tangan saya cuma dibalas angin. Tapi memang kami di pisahkan beberapa deret bangku dan lambaian sayapun sepertinya tidak PD. Istirahat makan siang baru kami berkesempatan mesra-mesraan. Curhat padanya jika pensiun nanti, saya pengen beli rumah di Bali. Dengan tersenyum manis beliau mengatakan, amiin….
Begitu banyak orang, hampir seluruhnya wajah-wajah asing. Bisa dimaklumi sebab Milad TDA ke 2 ini adalah ajang pertama saya kopi darat dengan komunitas. Namun beberapa diantaranya langsung saya kenali gara-gara kebiasaan blog walking. Dan saya juga berpapasan dengan beberapa wajah yang tidak asing namun lupa siapa namanya.
Karena padatnya acara, dan isi acara daging semua ( what an analogy 🙂 ) sayang kalau di lewatkan. Jadi hanya sempat menyapa sebagian saja dari mereka. Untungnya tuntutan ke belakang cukup sering diladeni para ladies, maka sambil antri kesempatan ini juga dipakai untuk ngobrol. Disini saya ketemu mbak Doris Nasution yang astaga, disamping tinggi besar, ternyata masih muda. Saya bertemu juga dengan Eka , sama-sama supplier Carrefour Bali dan sama-sama pernah sebagai calon potensial untuk mengisi Carrefour Paris. Terus ada lagi Ibu Asmita yang kalau lihat kartu dari namanya pasti istri dari Pak Hertanto yang salah satu founder TDA dan mbak Ollie dari kutukutuBuku.com.
Ibu Aning Harmanto? No comment! Masa? Saking bingung harus menuliskan apa tentang prempu satu ini. Dia termasuk jenis manusia yang berhasil menjadi tuan bagi dirinya sendiri. Jangan harap bisa melihatnya duduk tenang cukup lama di suatu tempat. Dia sangat aktif bergerak. Like energizer, serasa energinya tidak pernah habis. Dengan luwes dia mengatur aliran tenaga antara menjadi primadona panggung dengan menjadi penonton. Waktu manggung tidak ada kesan kalau dia kelelahan tapi saya cukup beruntung mendapatkan dia suatu saat duduk terkantuk-kantuk di barisan bangku belakang hehehe…
Sebetulnya masih banyak. Seperti Mbak Dyah Purana yang jauh-jauh datang dari Surabaya. Alamak, ibu ini jauh lebih muda lagi. Begitu bertemu, sapanya langsung hangat menyentuh, seperti kami sudah kenal selama bertahun-tahun.
Ternyata internet sangat ampuh dijadikan sarana untuk memperluas jaringan sosial. Bahkan terbukti mampu mendorong orang untuk bisa lebih dekat secara personal. Gegabah saja jika ada yang berpendapat bahwa pergaulan di dunia maya bisa memicu “keterasingan” pada seseorang. Milad 2 TDA telah membuktikan sebaliknya. Jadi fasilitas internet mampu menyediakan kesempatan yang lebih luas bagi semua orang dalam membangun komunitasnya sendiri, tanpa terikat jarak dan waktu.
Sayang, kamera saya ketinggalan di rumah. Jepretan kamera HP berhasil ala kadarnya.
Salam,
— Evi