Arenga Indonesia Dalam Liputan Media. Dalam usahanya yang masih seumuran jagung, Arenga Indonesia di bawah payung CV. Diva Maju Bersama banyak dibantu oleh media masa. Apa lagi tahun 2006, awal berdirinya, internet dan sosial media tidak lah sehebat sekarang (edited 8 Februari 2019). Kalau pun ada, internet masih menggunakan dial-up, setidaknya pengelola Arenga Indonesia belum melek digital marketing. Pemasaran Arenga baik palm sugar maupun madu hutan masih mengandalkan kampanye tradisional. Ikut pameran dagang yang disponsori Dinas UMKM Departeman Perdagangan atau Perindustrian, memasang mini iklan di surat kabar. Sedikit lebih maju menggunakan internet adalah menerbitkan artikel yang di sebar ke milis-milis. Waktu itu mailing list yang berumah di Yahoogroups sangat terkenal sebagai media promosi. Kami pun berusaha memanfaatkan sesuai kemampuan. Nah bisa tampil dalam Artikel Dari Majalah DUIT! No.2/III/2008, bukan hanya sebuah kehormatan tapi juga sangat membantu produk gula aren organik dikenal masyarakat. Muncul dalam majalah-majalah kewirausahaan seperti Majalah DUIT! membuat Arenga Palm Sugar mulai di kenal sedikit demi sedikit.
Baca juga kenangan Arenga Indonesia yang ini: —> Maskot Arenga: Semut Blangkon
Arenga Indonesia Dalam Liputan Media Berjudul Aren Berlimpah Memicu Lahirnya ‘Diva’
Berikut adalah tulisan utuh dari Pak Eben Siadari yang sudah mewawancari kami:
Indrawanto mengeksplorasi aren menjadi aneka bentuk dan jenis gula. Karena dibuat dari pohon aren dari pegunungan yang masih alami, ia yakin gula aren akan diterima sebagai gula organik.
Selain negeri nyiur melambai, Indonesia sebenamya dapat juga disebut sebagai negeri yang dipagari enau. Soalnya pohon enau atau aren, tumbuh subur di berbagai pegunungan Tanah Air. Acap kali ia tidak ditanam tetapi tumbuh sendiri.
Baca juga: Produk Arenga Apa Saja?
Ini pula salah satu yang jadi titik berangkat Indrawanto dan istrinya, Evi Indrawanto, ketika tiga tahun lalu mulai mendirikan CV Diva Maju Bersama yang memproduksi gula semut aren atau lebih keren dengan sebutan palm sugar. Dalam hemat Indrawanto, bahan baku aren mudah didapat. Yang berati dalam urusan bahan baku pihaknya tidak kesulitan.
Perusahaananya dia dirikan dengan investasi awal Rp200 juta. Indrawanto menjalin kerjasama dengan para petani dari Jawa Tengah, yang memasok 20-30 ton aren tiap bulannya. Bergerak secara rumahan dari kawasan tempatnya tinggal di Serpong, Tangerang, ia mempekerjakan empat karyawan. Anekaragam gula aren ia produksi, mulai dari yang cetakan hingga bubuk.
Kini, menurut Indrawanto, seperti dapat dibaca dari blog pribadinya bersarna istrinya, dalam sebulan iabisa memproduksi 30 ton gula yang separuhnya diserap berbagai industri makanan. Pelanggannya ada 6 pabrik yang ter-sebar di Tangerang dan Jakarta. Sementara secara ritel gula aren cetakan produksinya me-matok harga Rp7.500-Rp9.000 per kg, sedang-kan yang bubuk Rp8.500-Rpl 1 ribu per kg.
Kecenderungan Orang Hidup Lebih Sehat Peluang Bagi Arenga Indonesia
Ada alasan lain mengapa Indrawanto bersemangat menekuni usaha ini. Yakni kecenderungan orang untuk hidup sehat dengan mengkonsumsi produk-produk berbahan baku alami. Gula aren menjawab kecenderungan itu. Sebab kadar manisnya 80% lebih rendah dibandingkan dengan gulapasir. Sebagaimana habitat aren yang tumbuh di pegunungan dan sebagian besar masih tumbuh sendiri —tanpa ditanam— menggambarkan betapa masih alami sifatnya sehingga tak berlebihan bila ia disebut juga gula organik.
Dalam mengeksploitasi aren, Indrawanto mencoba menghasilkan aneka bentuk gula. la, misalnya, menyediakan gula aren dalam bentuk curah dan kemasan. Juga tersedia gula aren cair yang dikemas dalam botol 650 ml. Ada gula bubuk dalam kemasan karung (25 kg), kemasan sachet, dan juga dalam bentuk cetakan. Dan, karena produk ini masih perlu diperkenalkan secara intensif—setidaknyabila dibandingkan dengan gula pasir biasa— Indrawanto rajin mengikuti berbagai ajang pameran. Termasuk baru-baru ini turut serta dalam Halal World Expo 2007 yang di adakan di Abu Dhabi National Exhibition Centre — Uni Emirat Arab.
Petualanan Duo Indrawanto Juga Masuk Dalam Cerita
Salah satu yang menarik dari usaha gula aren adalah menelusuri bagaimana bahan baku diambil yang harus melalui alam pegunungan yang kurang bersahabat. Istrinya, Evi, dalam blog pribadi mereka, mengatakan bahwa pohon aren yang mereka kelola tumbuh di daerah berbukit-bukit, berlereng-lereng dan ber-lembah-lembah. “Pekerjaan membuat gula aren menuntut kerja keras dalam arti sebenar-benarnya. Setiap rumah tangga petani yang kami bina, rata-rata hanya sanggup menyadap nira dari 4 pohon aren setiap hari. Dari proses penderesan sampai menjadi gula cetak yang beratnya kurang lebih 8 Kg dibutuhkan waktu 6.5 jam,” tulis Evi.
Untuk meletakkan lodong penampung nira yang terkadang pohonnya mencapai 20 meter, para penderes membutuhkan tangga bambu. “Mereka harus naik tangga ini 2 X sehari, pagi dan sore karena nira hanya mampu bertahan selama 12 jam. Lewat dari waktu itu, nira berubah menjadi cuka dan tidak bisa lagi diolah menjadi gula aren,” tulisnya lagi. Setelah itu masih dibutuhkan waktu untuk memasaknya, yakni rata-rata empat jam per hari.
Dan, proses menghadirkan bahan baku yang sudah sedemikian rumit dan melelahkannya secara fisik, baru lah setengah dari perjalanan. Sebab, Indrawanto masih pula harus berfikir bagaimana mengemas dan memasarkannya. Di satu sisi potensi bisnisnya cukup besar, mengingat gula aren sudah makin dikenal, termasuk dalam set menu restoran di berbagai hotel terkemuka. Namun di sisi lain, ia masih harus berjuang agar produk yang dihasilkan perusahaannya yang baru seumur jagung itu dapat segera dikenal dan diterima pasar.
Masa Depan Gula Aren Organik Yang Cerah
Kabar baiknya, beberapa waktu bela-kangan berbagai pusat perbelanjaan terke¬muka sudah bersedia memajang produknya. Tentu ini baru langkah awal dari cita-cita besar Indrawanto yakni melakukan ekspor sendiri gula aren hasil produksi perusahaannya. Sayangnya Indrawanto belum bersedia bicara lebih banyak tentang usahanya ini, karena ia tengah menggodok peluncuran produk baru hasil usahanya. [EBEN EZER SIADARI]
Artikel Dari Majalah DUIT! No.2/III/2008. Arenga Indonesia Dalam Liputan Media
Diva Maju Bersama, CV
Jl. Sutera Gardenia 5/22
Alam Sutera – Serpong
Telp. 081932418190 Email: [email protected]