Biaya Overhead Produksi Gula Aren. – Selesai membereskan semua pekerjaan rumah malam ini, saya nongrong lagi di muka kompi kesayangan. Orang-orang sudah tidur. Saya belum mengantuk. Ketimbang bolak-balik di tempat tidur sementara mata enggan terpejam lebih baik memutakhirkan blog kesayangan ini. Hanya saja setelah di depan kompi ssaya kehilangan ide. Padahal tadi “sepertinya” banyak benar ide dalam kepala yang bisa dituang ke dalam pos ini. Kebiasaan banget ini!
Ah ya baik lah ngomongin bisnis saja. Tadi siang membuat rekapitulasi pengeluaran untuk bulan Januari 2008. Ya tentu saja pengeluaran untuk produksi gula aren. Setelah semua entri masuk saya mencoba membandingkan. Terkejut karena jumlahnya membengkak dibandingkan bulan November-Desember 2007 lalu. Ditambah lagi pembengkakan itu hanya berdasarkan catatan bon saja. Sementara saya sering belanja keperluan bisnis dengan mencatat dalam hati lalu melupakannya sesampai di rumah (siapapun yang membaca curhat ini jangan sampai ditiru!. Apa yang terjadi..Apa yang terjadi, tanya saya dalam hati dipenuh resah.
- Baca juga Arenga Indonesia Dalam Liputan Media
Apa Sebabnya Biaya Overhead Produksi Gula Aren?
Mencoba berpikir tenang. Rasanya belanja untuk keperluan usaha biasa-biasa saja. Ini saya diskusikan dengan suami. Lama juga kami saling berbantahan. Menelaah kwitansi satu persatu. Mengorek mengapa kami harus membeli ini dan itu.Mengapa harus membayar ini dan itu.
Ya akhirnya sampai pada satu kesimpulan. Bisnis Arenga Indonesia sedang menjalai transformasi. Berkembang sesuai harapan. Pelanggan bertambah, omset meningkat, itu lah mengapa mobilitas kami pun mencuat tajam. Kesimpulan itu tentu saja menghibur. Tapi mendapatkan kenaikan alias overhead hampir 500 persen tak urung membuat kepala puyeng.
Tapi baik lah. Kalau dianalisa, biaya overhead produksi gula aren terjadi karena :
– Bulan Januri ini Arenga banyak melalukan sistem kerja kejar tayang( lembur). Itu terpaksa dilakukan guna mencapai target produksi. Iya ada peningkatan permintaan baru. Awal tahun sepertinya rezeki kami mulai terbuka. Dan tentu saja dengan resiko kenaikan upah berlipat-lipat karena harus bayar lembur.
– Kelangkaan dan kenaikan harga bahan baku sejak September. Musim panas membuat pohon aren tak banyak mengeluarkan nira. Mencapai puncaknya November 2007 lalu. Dengan sendirinya terjadi kelangkaan bahan baku. Harga gula aren meningkat drastis. Herannya sampai detik ini belum juga turun. Sementara beberapa pelanggan sudah mulai meminta potongan harga.
– Dengan meluasnya pasar, permintaan akan standard mutu juga meningkat. Akibatnya memperpanjang rantai proses produksi dan biaya distribusi.
– Perkembangan usaha ternyata membuat mesin-mesin produksi tampak seperti hadiah dari King Arthur di abad pertengahan alias kuno. Kami terpaksa membeli beberapa alat bantu produksi dengan harapan produksi lebih efisien
– Yang paling parah adalah sudah berbulan-bulan saya tidak memantau kenaikan biaya-biaya ini. Makanya begitu hasil rekapitulasi keluar, dibuatnya kaget sendiri.
– Saya mulai malas membuat perencanaan jauh-jauh hari seperti lupa memantau stock barang-barang kebutuhan produksi, begitu butuh, beli dadakan secara retail.
Ada cara memangkas biaya overhead produksi gula aren ini? Tentu ada. Akan saya bahas di artikel lain.
Then what can I do know? Learning! Reapet!
— Evi