Seharian ini matahari tertawa terus di Serpong. Begitu menyengat, cucian yang baru dikeluarkan dari mesin cuci langsung garing dalam 2 jam. Tadi saya perlu membuka pintu lebar-lebar agar tidak terlalu pengap di dalam rumah.
Setelah beberapa bulan Indonesia terus menerus di guyur hujan, saya amat bersyukur menyambut panas ini.Mudah2an saudara-saudara kita yang rumahnya terendam dari Jawa tengah sampai ke Kalimantan sana juga segera terlepas dari penderitaan banjir.
Yang menyenangkan dari sinar matahari untuk bisnis kami adalah, target produksi perbulan April pasti tercapai. Soalnya udara kering membuat jarak waktu pengovenan gula semut relatif lebih singkat dibandingkan hujan yang lembab.
Hujan menguntungkan tapi banjir hampir tidak pernah. Pabrik dan rumah kami memang tidak ikut terendam, namun banjir secara tidak langsung membawa dampak cukup serius juga pada perputan stock. Industri mkanan yang kami layani di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali rata-rata terkantuk-kantuk selama banjir kemarin. Mereka tidak bisa mendistribusikan barang karena jalan yang tidak bisa di lalui.Akibatnya, yah tentu saja, mereka juga menunda belanja.
Untunglah dalam minggu ini beberapa PO yang absen bulan Maret kemarin sudah bermunculan kembali. Sekalipun April masih di prediksi sebagai musim hujan, mudah2an para pengambil kebijakan dalam menangani banjir segera menemukan solusi bagaimana caranya air yang tercurah dari langit itu mengalir tanpa halangan menuju laut, bukannya parkir sejenak di kawasan perumahan dan industri.
Saya pikir yang mengalami perlambatan pertumbuhan selama musim hujan tidak hanya perusahaan kami. Sebagian dari buruh-buruh pabrik yang sedang tidak produksi itu juga terpaksa di istirahatkan.Itu artinya mereka hanya menerima gaji pokok minus tunjangan-tunjangan.
Selamat jalan banjir, selamat datang sinar mentari…
— evi
Gula Sehat