Writer’s block blogger adalah kondisi sedang tidak mampu memikirkan apapun yang ditulis untuk update blog. Atau jika kamu seorang novelis, sedang “macet” bagaimana melanjutkan cerita yang tengah digarap. Merasa buntu dan rasanya seperti “kepentok di tembok”. Nah seorang blogger, setidaknya saya, sering mengalami keadaan ini. Pekerjaan yang produknya adalah text atau tulisan, tenju saja ‘macet berpikir’ ini sangat mengganggu. Jadi gimana caranya mengatasi writer’s block?
Blog Walking Mencari Inspirasi
Diwaktu-waktu tertentu saya senang melakukan piknik duduk. Kegiatan blog walking yaitu menjelajah dari blog ke blog, membaca artikel-artikel yang saya anggap menarik dan berusaha menangkap pesan-pesan yang disampaikan penulisnya. Tidak dibatas blog niche, karena banyak punya teman sesama blogger. Yang jelas sampai saya merasa bosan atau loncat ke blog lain.
Kalau sudah ‘penuh’ saya kembali ke blog sendiri. Peristiwa kembali ini rasanya persis seperti pulang dari piknik benaran. Bila meninggalkan rumah dalam waktu lama, biasanya orang akan merindukan rumah sendiri, sebuah ruang dimana bebas menjadi diri sendiri.
Terkadang, pulang dari blog walking saya malah semakin bete. Kalau sudah begini saya kasih kesempatan hati menjerit sekeras-kerasnya ( toh tidak ada yang dengar ) ” what is your problem, mam?”
Dengan segitu banyak bahan bacaan, internet, blogwalking, banyak orang, bahkan traveling, masa sih tidak ada satupun yang bisa ditulis?
Baca juga:
Benarkah Writer’s Block Blogger Ini Karena Kekurangan Bahan Tulisan?
Well, sejujurnya, sebagai seorang Carpircornus, saya tidak akan pernah kekurangan bahan untuk ditulis. Kalau mau, hari ini saya bisa menuliskan 3 topik. Mulai dari cerita perjalanan ke Cina yang sudah banyak banget bahannya dengan foto-foto yang sudah lama terbengkalai di komputer.
Saya juga bisa menuliskan tentang Arenga gula aren yang ceritanya bisa dipecah-pecah jadi puluhan judul.
Atau saya bisa juga curhat di sini, menuliskan tentang Adit yang sumbringah benar hari ini karena terpilih sebagai salah seorang siswa BINUS – Serpong yang akan akan ikut Immersion Programe ke sekolah Hwa Chong International School di Singapura selama lima hari.
Atau tidak akan ada yang melarang bila saya tuliskan di blog ini bahwa hari ini saya ‘sebeal berat’ pada seorang teman, bukan?
Tapi ya begitulah, saya tidak mencoba menuliskannya, malah memilih mengasihi diri sendiri dengan berkeluh kesah tentang writer’s block dan kemampatan menulis.
Sebenarnya banyak bahan tulisan. Saya hanya tidak kunjung mengeksekusi.
Sejujurnya Ini Hanya Soal Kemalasan
Jawaban paling jujur sebenarnya, menulis itu tidak susah! Bahan untuk update blog dan melimpah. Yang susah adalah meminggirkan kemalasan. Bak seperti raksasa tidur di tengah jalan, kemalasan menghalangi lalu lintas kreatifitas saya. Tuntutan dari dalam agar selalu mengasah mutu pribadi, semakin memperbesar masalah ini.
Kalau mau jujur lagi, sebenarnya saya menjadi tuan yang buruk bagi diri sendiri. Saya membiarkan instink primitif mengambil kendali yaitu dengan menepuk genderang terhadap monkey mind, pikiran yang meloncat-loncat ke segala arah. Dan tanpa tujuan.
Menurut prinsip-prinsip Buddhis, “monkey mind” adalah istilah yang mengacu pada kegelisahan, keresahan, atau kebingungan . Penulis dan Buddhis Natalie Goldberg, yang mengajar banyak lokakarya menulis, mengatakan bahwa pikiran monyet adalah kritikus batin.
Goldberg benar. Saya mengalami writer’s block blogger ini ibarat berdiri di mulut kepundan, saya malas duduk diam, memberi waktu untuk mengikuti jalur aliran ide. Dan entah siapa yang menyuruh saya agar menyerah pada mindset yang saya buat sendiri bahwa saya tidak tahan terhadap detail!
Baca juga:
4 Cara Mengatasi Writer’s Block Blogger
1. Berhenti Sejenak
Saya suka traveling. Jadi hal terbaik yang dapat saya lakukan adalah pergi piknik. Cara ini memungkinkan saya menciptakan jarak dengan masalah. Berganti suasana dan bertemu dengan orang lain bisa memberi makanan jiwa Anda.
- Apa lagi bila bisa pergi jalan-jalan ke tempat indah seperti Taman Nasional Jiuzhaigou, Sejumput Surga di Bumi. Kunjungi galeri seni.
- Berbaring telentang dan lihat bintang-bintang sambil mendengarkan musik favorit seperti Biarkan Jatuh Cinta – ST12.
- Pulang kampung menikmati Menyambut Pagi di Kampung Halaman.
Ketika kembali dari traveling energi rasanya berlimpah. Dan lebih penting lagi kita akan memiliki perspektif baru.
2. Merubah Sudut Pandang Secara Harfiah
Jika sedang jenuh atau terjebak pada suatu masalah, coba ubah posisi fisik. Bila bisanya duduk sambil membungkuk coba tegakan badan.
Tulis masalah writer’s block blogger kita dalam bentuk pertanyaan, tempelkan kertas di bawah meja, dan berbaring di lantai sehingga kita bisa membaca dari bawah.
Ambil beberapa bantal dan berbaring di bak mandi. Letakkan kertas pertanyaan di lantai kemudian berdiri di atas meja.
Terkadang perubahan lokasi fisik membuat otak kita bisa melihat sesuatu yang baru.
3. Brainstorming dengan Benar
Dalam fase brainstorming pemecahan masalah, semua ide memiliki manfaat. Catat semua persis seperti saat ide itu datang. Jangan menyaring yang tampaknya tidak berguna.
Urutan terkait dari dua ide yang tidak mungkin dapat menghasilkan ide ketiga yang brilian, yang tidak akan Anda temukan jika Anda tidak mengizinkan ide yang tidak mungkin.
4. Cara Mengatasi Kebuntuan Menulis, Bermain lah Dengannya
Ketika kita mengalami writer’s block, dekati masalahnya dengan sikap main-main. Pikirkan jawaban konyol dan aneh untuk pertanyaan yang kita buat tadi. Ini seperti melakukan pemanasan otak yang membuat pikiran kita luwes dan terbuka untuk mempertimbangkan semua pilihan.
Pada akhirnya, sikap bermain ini akan meningkatkan kreativitas dan semoga writer’s block sebagai seorang blogger berhenti.
Semoga cara mengatasi writer’s block ala blogger ini bermanfaat bagi teman-teman