Hari ini adalah hari ke-dua Pekan Hari Ulang Tahun TMII yang berlangsung antara 19-27 April 2008. Suasana tadi siang meriah sekali. Sesuai kebiasaannya setiap tahun, dalam rangka memberi kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat yang ingin menyaksikan berbagai pertunjukan dan acara, khusus hari ini, 20 April, pengelola TMII menggratiskan tiket masuk mulai pukul 13.00. Kecuali mobil/motor yang tetap harus bayar sebagaimana biasanya.
Dan pengunjung memang membludak. Saya takjub pada kegigihan bangsa Indonesia mencari hiburan. Mobil, motor, pedagang kaki lima dan manusia berdesakan berbagi tempat, mereka bergerak beringsut-ingsut. Sampai tengah hari, sengatan matahari membuat suasana lebih dramatis di mata saya.
Sebelumnya, kami sudah membaca karakteristik umum pengunjung TMII dan semakin jelas melalui percobaan di hari pertama kemarin. Tak masalah bagaimana sehat, beraroma sehat dan bergizinya gula aren, sepanjang itu masih bernama gula ngapain harus membeli yang lebih mahal?
Mungkin benar juga prinsip umum yang berlaku dalam psikologi pembelajaran bahwa lebih sulit untuk masuk ke benak orang dibanding tinggal di dalamnya.
Maka di hari ke-2 kami fokus jualan Sari Jeruk Kalamansi dan Juice Kalamansi. Sementara gula aren di letakan sebagai produk penunjang.
Sekalipun nama Kalamansi sendiri berbau asing dan tidak begitu dikenal secara umum, namun secara omset strategi ini berhasil. Ini kan sirop? Siapa orang Indonesia yang tidak kenal benda cair, kental dan manis ini? Maka botol-botol kalamansi perlahan-lahan menghilang ke pasar dan dua gallon juicenya membuat dompet jualanku menggemuk dengan uang kertas seribuan. Bisnis uang receh memang tidak kenal lelah, tidak bisa dianggap enteng. Malah tadi kepikiran untuk jualan es mambo kalamansi.
Jika memang proses belajar itu ada dua; yang pertama adalah pembelajaran orisinal dan yang kedua adalah mempertahankan dan menguatkan pembelajaran tersebut, maka kami perlu memberi tepukan di pundak masing-masing. Apa yang kami lakukan diatas telah memenuhi syarat dari apa yang orang sebut sebagai pembelajaran orisinal. Dan saya tambah mengerti apa maksud Julius Caesar dalam pesannya kepada senat Romawi yang menggambarkan kemenangannya atas Pharnaces II dari Pontus dalam pertempuran Zela: Saya datang, saya lihat dan saya menang.
Veni, vidi, vici. Pasar adalah tempat bertemu penjual dan pembeli. Pedagang yang beruntung akan menemukan rahasia dunia. Menjelang tutup warung, saat sore menggeliat ditingkahi mendung, tiba-tiba matahari kembali bersinar. Setidaknya terjadi dalam kepala saya. Istana kepresidenan? Atau lebih tepatnya berbisnis dengan rumah tangga istana?
Saya tak tahu bagaimana cara menyampaikannya tapi perasaan ini seperti berada diatas dunia.
Wassalam,
— Evi