Mendengarkan dan menyimak Aktif – Terus-terang, saya cukup sebal kepada lawan bicara yang kalau bertanya tentang sesuatu tapi tidak cukup rela memberi waktu terhadap jawaban. Dianya sih tetap sopan dan senyum-senyum manis, hanya bahasa tubuh memberi pesan lain. Baik melalui bola mata yang mengerling ke lain arah atau mata menatap dengan mata kosong karena sedang berpikir keras tentang masalah lain.
Karena saya juga tirani seperti Joseph Stalin, itu sudah lebih dari cukup untuk melabeli mereka sebagai manusia kurang etiket.
Menyimak dan mendengarkan adalah kata kerja aktif. Memang sangat mudah memberi label “ indak basamiak” alias ‘ndableq’ kepada orang lain ketika telinga terbuka lebar namun tidak mampu mendengarkan itu. Namun memberi label adalah satu hal, menyimak dan mendengarkan aktif adalah hal yang lain pula.
Saya pun sering menemukan situasi, jangan menyimak, jadi pendengar aktif yang baik pun tak memungkinkan. Jadi tulisan ini hanya menekan pemahaman yang saya peroleh ketika mencoba mendengarkan dan menyimak secara aktif.
Baca juga:
- Mendengar Bisikan Menyesatkan
- Kepalsuan Dunia Dari Lagu Chrisye
- Antara Kebutuhan dan Keinginan
- Pesan Makanan Karena Gambar
Beda Mendengarkan dan Menyimak Aktif
Mendengar adalah tentang menyalurkan dan menerima masukan. Mendengarkan memberi makna pada masukan tersebut. Mendengar adalah seperti mendengarkan ritme ketukan pada drum. Mendengarkan membutuhkan ketukan mentah drum lalu memindahkannya ke makna yang lebih dalam, irama.
Menyimak adalah kegiatan meresepsi, mengolah serta menginterpretasi suatu permsalahan dengan melibatkan pancaindera seseorang. Dalam kegiatan komunikasi, menyimak dilakukan saat kita menerima pesan dan melibatkan serangkaian proses mental. Saat menyimak kita tidak hanya menerima pesan itu secara indrawi melalui telinga tapi sekaligus melibatkan akitivitas persepsi, atensi, evaluasi interpretasi dan respon.
Jadi dari sisi bahasa Indonesia, menyimak dan mendengarkan aktif itu tak begitu berbeda.
Bila ada yang melihat di TV sebagian anggota DPR kita terkantuk-kantuk di kursinya saat sidang atau mendengarkan pidato, ini hanyalah pesan singkat kepada pemirsa bahwa mereka tidak menyimak komunikasi yang sedang berlangsung di tempat tersebut.
Baca juga:
Pentingnya Komunikasi yang Efektif Dalam Bisnis
Hampir semua pakar bisnis sepakat bahwa kegiatan mendengarkan, menyimak merupakan kegiatan komunikasi yang amat penting. Stephen Covey pun menyatakan itu sebagai salah satu dari tujuh kebiasaan orang-orang yang efektif. Bahkan Tom Peters dengan tegas menyatakan kunci sukses bisnis adalah melalui mendengarkan/menyimak dengan cermat. Pakar manajemen yang lain, Betty Harragan menyatakan manajer yang baik selalu mendengar/memperhatikan pendapat pada bawahannya.
Dalam ilmu komunikasi, mendengarkan/menyimak merupakan salah satu dari 4 kecakapan/keterampilan berkomunikasi, selain berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan berkomunikasi ini memainkan peran yang penting dalam mencapai sukses. Karena keterampilan mendengarkan atau menyimak aktif bukan saja hanya membuat seseorang bisa memperhatikan apa yang dinyatakan oleh lawan komunikasinya tetapi juga mempengaruhi kemampuan kita berbicara secara persuasif.
Ringkasnya, pendengar yang baik itu adalah juga pembicara yang baik.
Tapi dunia ini penuh oleh orang-orang yang tidak mau mendengarkan bukan? Biar saja, karena dunia juga adalah samudera informasi yang siap menenggelamkan kita pada kehampaan, bila salah memilih subjek-subjek untuk disimak. Simak hal-hal yang penting saja, itu juga salah satu syarat untuk jadi orang sukses.
Baca juga:
Penyebab Gagal Jadi Pendengar Aktif
Hanya bila kita memerlukan informasi tertentu dan gagal mendapatnyanya padahal ada di depan mata, artinya telah terjadi ketidakefektifan dalam proses mendengarkan atau menyimak. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa sebab yang disebut sebagai rintangan komunikasi. Beberapa diantaranya:
- Rintangan fisiologis, berupa gangguan pendengaran dan kecepatan berpikir ( IQ jongkok maksudnya).
- Rintangan lingkungan, berupa gangguan fisik atau terlalu banyak pesan dalam waktu bersamaan
- Rintangan perilaku , cuma tertarik pada diri sendiri yang disebut sebagai praokupasi dan egosentris
- Asumsi yang keliru atas beberapa pernyataan bahwa efektivitas komunikasi adalah tanggung jawab komunikaitor, mendengarkan itu bersifat pasif, dan berbicara lebih mudah ketimbang mendengarkan
- Rintangan akibat perbedaan sosio-kultural yang terdiri atas perbedaan budaya dan perbedaan gender,
- Yang terakhir, tentu saja karena kurang latihan.
Selamat menyimak dan mendengarkan secara aktif, teman-teman.
Evi