Sedang pusing memikirkan pelanggan yang senang sekali menyiksa supliernya dengan lagi-lagi mencekik pembayaran, Adit, sulung saya datang dengan pertanyaan. “ Ma, apa sih artinya ARGUMENTUM AD POPULUM?”
Terdiam sejenak mencoba mengumpulkan serpihan-serpihan informasi yang mungkin saja masih tersimpan dalam benak. Sepertinya konsep ini sudah puluhan tahun saya tinggalkan di ruang kuliah, jadi saya sarankan Adit agar diskusi dengan Paman Google saja.
Menurut si Paman Google seperti ini : An argumentum ad populum ( Latin: “appeal to the people”), in logic, is a fallacious argument that concludes a proposition to be true because many or all people believe it; it alleges that “If many believe so, it is so.” In ethics this argument is stated, “If many find it acceptable, it is acceptable.”
Saya terangkan kepada Adit, kurang lebih situasinya seperti ketika kita menemukan bahwa semua orang mengatakan bahwa apel Washington berwarna merah. Tapi apel Whasington tidak selalu berwarna merah terutama bila yang kita pikirkan adalah apel Washington muda. Atau hampir sebagian besar orang Indonesia saat ini percaya bahwa kenaikan BBM akan membuat Rakyat Indonesia makin sengsara. Tapi kenyataannya tidak semua rakyat Indonesia jatuh sengsara dengan kenaikan BBM ini, beberapa diantaranya malah ada yang tiba-tiba kaya. Contohnya paling gampang adalah para penimbun minyak sebelum kenaikan tarif berlaku.
Yang saya terangkan pada Adit hanya sampai disana. Tidak sampai hati membuatnya gelisah dengan menjelaskan kalau dalam kehidupan sehari-hari saya sering menemukan situasi seperti itu. Sebagian besar orang percaya terhadap sesuatu, entah itu yang dikatakan oleh otoritas Negara sampai ke tingkat RT atau apa yang telah di bentuk atas kesepakatan bersama, pokoknya ketika sebagian besar orang menerimanya lantas mereka percaya itu sebagai sebuah kebenaran. Sementara di batas titik tertentu saya menemukan nada sumbang bila harus ikutan pula mempercayainya.
Saya pikir saya tidak sendiri. Pastinya di luaran sana saya memiliki teman. Dan untuk Adit ketimbang merecokinya dengan pikiran-pikiran tidak bermanfaat ini, saya lebih suka melihatnya tumbuh menjadi remaja kotaan dan kalaupun suatu hari dia merasa perlu berpikir, lebih baik dia menemukan pola pikirnya sendiri.
Tapi yang paling menantang adalah, apakah Anda berani mengatakan bahwa sebagian besar yang dipercayai orang itu adalah salah, setidaknya dari sudut pandang anda sendiri?
Duluuuu…sekali saya pernah melakukannya. Saya merasa hebat jika mampu menunjukan kepada sebagian besar orang bahwa apa yang mereka percayai tidak betul sama sekali. Apa yang mereka percayai tidak lain hanyalah pesan turun temurun yang disampaikan secara berantai sehingga tertanam di bawah alam sadar sebagai sebuah kebenaran mutlak.
Lalu lama-lama saya mampu melihat, apa pentingnya menunjukan kepada orang lain bahwa apa yang mereka percayai tidak betul. Atau apa keuntungan yang bisa saya petik dari men-subordinasi kepercayaan orang lain di bawah kepercayaan saya sendiri?
Goblok!
Sekalipun saya masih berbakat melihat berbagai penyimpangan dalam kepercayaan sebagian besar orang terhadap sesuatu, sekalipun masih menggoblok-gobloki mereka di dalam hati, alhamdulillah lidah dan tangan sekarang sudah lebih tertib. Setidaknya mereka sudah cukup terkendali untuk tidak mengeluarkan berkata-kata yang melukai hati atau menari diatas keyboard membuat sepenggal kalimat yang akan disimpan orang sebagai dendam abadi.
Sekarang saya lebih suka menyibukan diri dan bermain di ranah kapitalisme saja; melihat keuntungan dari setiap peristiwa.
Ohya masih dalam konsep ARGUMENTUM AD POPULUM, tidak lupa saya juga mengingatkan Adit kepada iklan TV tentang segerombolan perempuan yang mencuci baju dengan memakai detergen tertentu? Wajah-wajah gembira para perempuan itu sedang berbicara kepada perempuan lain di luar sana, “ ayo dong Jeng beralih kepada detergen ajaib ini yang akan membersihkan semua persoalan kita. Tidak percaya? Lihat tuh buktinya pada teman-teman saya yang menggunakannya…”
Anda percaya? Hehehe…
Salam sukses maju bersama,
— Evi
Diva’s Arenga Palm Sugar
Natural Sugar for All Purpose Sweeteners