Saat SIPPO ( Swiss Import Promotion Programme) mengunjungi tempat kami, Franziska Staubli Asobayire yang bertindak sebagai Project Manager for Organic Sector menyerah sebuah catalog. Judulnya The Organic Market in Switzerland and The European Union . Berisi semua informasi yang dibutuhkan baik oleh importir di Eropa/Swiss sendiri maupun eksportir yang akan jualan produk organic ke negara-negara salju tersebut. Thanks to her. Katalog ini melengkapi koleksi saya untuk memahami dinamika pasar Eropa lebih baik setelah sebelumnya dapat This is EFTA ( European Free Trade Association ) dari Nafed.
Dalam salah satu bab yang membicarakan pola konsumsi produk organic di pasar Swiss, saya menemukan study yang sejalan dengan pengalaman sebagai produsen sekaligus marketingnya gula aren organik. Bahwa konsumen produk organik cenderung adalahmerekayang berpendidikan tinggi. Dalam katalog mereka tidak menyebutkan faktor usia. Tapi saya menemukan bahwa selain faktor diatas, kebanyakan pembeli gula organik kami adalah mereka yang berusia paruh baya ke atas.
Fakta itu mudah dipahami. Selain sudah mulai bermasalah dengan kesehatan, usia emas biasanya secara ekonomi juda sudah mapan. Karena produk-produk organik sangat berkaitan dengan harga.
Seperti halnya juga di Indonesia, harga produk organik di Swiss juga cenderung lebih tinggi . Kisarannya di sekitar 40-50% dari produk konvensional. Yang paling mahal adalah buah-buahan, diikuti sayur-sayuran dan yang paling rendah adalah produk susu. Untuk Indonesia, urut-urutannya mungkin terbalik karena susu masih termasuk makanan mewah untuk sebagian besar penduduk kita.
Banyak sebab yang membuat mengapa produk organik lebih mahal dari produk konvensional. Yang pertama-tama tentu saja adalah proses produksinya yang panjang. Pak Bambang dari RR Farming Organic pernah menceritakan step-step apa saja yang harus di lakukan dalam bertanam sayur organik. Mulai dari memilih bibit, mempersiapkan tanah, membangun “ benteng” agar tidak didatangi serangga hama, sampai ketelatenan dalam merawat tanaman itu sendiri. Sebab memang tidak mudah menumbuhkan pohon tanpa pestisida dan pupuk kimia yang biasanya memacu laju pertumbuhan.
Yang kedua adalah ongkos distribusi. Itu tidak cukup dari menghitung ongkos transportasi saja. Contohnya pada produk Diva’s Palm Sugar yang sertifikat organiknya dikeluarkan oleh The Institute for Marketecology ( IMO). Salah satu syarat yang perlu dipenuhi sebelum sertifikat organik dikeluarkan adalah produk tersebut harus bisa di- trace. Sejak pembelian di tingkat petani perorangan, pengumpul, DMB, Eksportir, Importir sampai di tangan konsumen, produk harus bisa dikaji dua arah. Believe me, untuk pelaku UKM terutama, selain memerlukan biaya, mengujudkan traceable product ini juga memerlukan tenaga plus kemauan keras untuk berubah.
Dan yang terakhir tentu saja adalah kemauan dari konsumen sendiri untuk membeli produk dengan harga premium.
Salam organik,
— Evi
Diva’s Arenga Palm Sugar
Natural Sugar for All Purpose Sweeteners