Aren Mengentaskan Kemiskinan – Sebuah Wacana
Banyak alasan mengapa bisa menggunakan aren untuk menggentaskan kemiskinan. Selain tanaman ini sudah dikenal luas masyarakat Indonesia, hampir seluruh bagian dari tanaman bisa dimanfaatkan secara ekonomi. Dari akar sampai daun bisa dimanfaatkan untuk membuat perkakas rumah tangga sampai khasiat herbal dan memaniskan makanan. Apa lagi wilayah yang sebaran arennya padat, pohn bernama latin Arenga Pinnata berpotensi mengentaskan kemiskinan ( poverty alleviation) melalui optimalisasi pemanfaatannya tadi.
Aren Mengentaskan Kemiskinan Lewat Kolang-Kaling
Aren mengentaskan kemiskinan bisa dimulai dari buah mudanya. Diproses melalui teknologi sederhana untuk menghasilkan buah kolang-kaling. Buahnya yang bening keputihan diolah jadi aneka panganan ringan. Manisan kolang-kaling merupakan produk yang sangat dikenal di Indonesia. Dunia juga mengenalnya sebagi tody fruits. Distribusinya selain ke pasar tradisional saat ini sudah dikalengkan dan menembus pasar swalayan selain diekspor ke manca negara.
Pemakaianya di Indonesia, kebanyakan kolang kaling ditemukan dalam es campur dan skoteng. Dibuat kolak di bulan puasa, dicampur sedikit santan dan gula aren, rasanya manis, legit dan krenyes-krenyes kala dikunyah, penuh serat dan kaya nutrisi.
Aren Mengentas Kemiskinan Melalu Pemaksimalan Ijuk
Kemudian aren mengentaskan kemiskinan lewat ijuk. Serat keras warna hitam itu dipakai untuk berbagai keperluan bangunan. Tak sekedar membuat sapu, sikat, tapi juga digunakan membuat atap cottages atau sawung. Terlihat di berbagai interior rumah tangga, memperkuat struktur tembok dalam pembangunan gedung, jalanan dan dalam dunia pertanian.
Ijuk yang dipakai berasal dari pohon aren muda dan belum mengeluarkan bunga. Tekstur ijuk dari pohon aren muda halus dan lentur. Sementara yang berasal dari pohon tua, ijuknya kasar dan warna hitamnya tidak begitu menarik.
Memaksimalkan Akar Aren
Akar tanaman aren bisa dipakai untuk membuat anyam-anyaman. Rendam lebih dahulu dalam air hingga kulitnya mengelupas kemudian dibelah-belah. Para sais delman jaman dahulu kala memanfaatkan akar tanaman aren sebagai pecut kuda. Selain itu akar aren sering dimanfaatkan masyarakat Indonesia sebagai obat tradisional penghancur batu kandung kemih.
Memaksimalkan Daun Aren
Daun mudanya digunakan kaum aki-aki dipedesaan sebagai pembungkus tembakau. Namanya rokok kawung. Belum lagi, lidi, pelepah dan batangnya sebagai penghasil tepung ( pati aren)
Memaksimalkan Nira untuk Gula Aren
Terakhir adalah tandan bunga yang disadap niranya sebagai bahan baku GULA SEMUT atau PALM SUGAR.
Menurut kajian BPPT Banten, dalam setahun setiap pohon aren bisa memproduksi nira 300-400 liter / tandan bunga. Setiap tandan bunga mampu menghasilkan nira 300-400 liter per musim bunga ( selama 3- 4 bulan). Jadi dalam satu pohon aren mampu menghasilkan nira kurang lebih 900-1.600 liter / tahun. dan untuk setiap liter nira dapat di olah menjadi sekitar 0.15 – 0.17 kg gula semut.
Harga setiap kilogram gula semut ditingkat kebutuhan industri pangan saat ini kurang lebih Rp. 9.000,-/ kg, untuk ekspor di pasar Swiss dan Eropa, tidak kurang dari Rp. 30.000,-/kg. Sekalipun daya serap pasar retail lokal terhadap gula semut belum tinggi, terkendala dengan harga yang lebih tinggi dari gula pasir, diharapkan dengan semakin tingginya kesadaran masyarakat terhadap gula alami sebagai bahan pemanis, gula semut mampu mengisi celah ini.
Terakhir
Disini terlihat bahwa program aren mengentaskan kemiskinan bukan lah impian di atas awan. Kita memiliki jutaan batang tanaman bersurai ini yang tersebar dari Sabang- Merauke. Jika di kelola dengan layak, di budidayakan, potensi ekonominya sebagai upaya pengurangan angka kemiskinan bukanlah hal mustahil.