Pernah tidak bertemu seseorang yang entah basa-basi atau serius minta diajarkan berbisnis? Pernah tidak membaca seorang pendatang baru di milis minta petunjuk kepada mereka yg dia anggap senior? Atau pernah tidak bertemu seseorang yang bercerita dengan intonasi keluhan tanpa pernah mengeluarkan satu katapun apa yang sedang mengganggunya?
Well, saya beruntung. Dalam kurun tujuh hari belakangan ini saya menemukan ketiganya.
Yang kurang beruntung, mereka yang melayangkan komunikasi awang-awang itu terpaksa sengsara berhubungan dengan saya. Entah berapa email yang tidak pernah saya balas dan entah berapa pesan YM yang tidak saya tanggapi.
Kedengarannya tidak ramah. Tapi saya memang tidak suka terhadap segala sesuatu yang dalam pikiran saja susah dibentuk. Saya capek. Menerima komunikasi memerlukan pemikiran abstrak. Ketika yang abstrak itu terlalu sukar dibayangkan, saya lebih suka membiarkan duri tetap dalam daging. Saya tidak punya energi dan waktu mengejar-ngejar bentuk yang terlalu samar atau mungkin memang tidak berbentuk sama sekali.
Sebut saja ini karakter tidak sabaran. Seperti juga ketidak sabaran saya dalam menunggu aliran ide-ide keluar satu persatu untuk dituangkan di blog ini.
Saya lebih berbakat menanggapi komunikasi yang spesifik. Tentu saja saya belum bisa disebut ahli dalam berbisnis. Tapi mungkin saya bisa menawarkan sedikita ide kalau sebuah pertanyaan terbingkai dalam ide yang baik. Ketimbang menanyakan bagaimana prospek bisnis selama krisis global, lebih baik bertanya bagaimana prospek bisnis gula semut selama krisis berlangsung.
Begitu saja unek2nya 🙂
Salam,
— Evi
Diva’s Arenga Palm Sugar
Organic Sugar for All Purpose Sweeteners