Kita semua adalah pelanggan dari suatu produk dan jasa. Sebelum memutuskan membeli produk/jasa tersebut, biasanya apa saja yang menjadi pertimbangan kita?
Yang pertama tentu saja adalah manfaat barang tersebut dalam memenuhi kebutuhan kita. Seberapa jauh altar ego akan terpuaskan kalau jasa/produk tersebut sudah berada di bawah kontrol kita. Lalu kita mengaitkan nilai yang pantas. Apakah rasa sakit atas sejumlah uang yang dikeluarkan sebanding dengan kesenangan yang akan diterima?
Kalau mau diperpanjang biasanya pikiran juga akan merembet kepada yang menawarkan. apakah dia betul-betul tersenyum hangat atau hanya senam bibir yang monyetpun bisa melakukannya? Apakah dia memiliki jabatan tangan yang saya harapkan: tangannya tidak seperti terung rebus melainkan penuh tenaga karena percaya diri ? Dan yang paling penting, apakah barang pesanan sampai ke depan pintu rumah kita tepat waktu?
Proses pembelian kadang memang tidak seruwet itu. Terutama untuk barang-barang yang tidak begitu penting dan tidak mempengaruhi keuangan kita secara signifikan. Namun dalam kadar tertentu, semua pertimbangan jadi membeli atau tidak berakar dari dialog-dialog kesadaran diatas.
Oleh karena itu lah mengapa marketing guru di seluruh dunia terus meneruskan menekankan betapa pentingnya seorang pemasar mengetahui psikologi hubungan antar manusia. Jika kita investasikan sejumlah usaha dan waktu untuk membina hubungan dengan pelanggan, dari sudut yang lain mereka akan membayarnya dengan tunai!
Saya tidak menggunakan konsep analogi tunai disini. Yang saya maksud tunai, benar, adalah hard cash yang ditransfer ke sebuah rekening bila tagihan telah jatuh tempo. Beberapa diantara mereka bahkan telah bersama kami sajak di mulainya usaha gula semut dan gula aren ini.
Jadi begitu lah. Sudah tiga hari rekan yang biasa membantu kami melakukan pengiriman tidak masuk karena anaknya sakit. Ekonomi global boleh jadi sedang gonjang-ganjing. Bersyukur kepada Yang Diatas, perusahan-perusahaan yang menjadi pelanggan kami tampaknya tidak terpengaruh. Buktinya gula-gula semut dan aren yang di produksi petani kami tetap tersalurkan. Bahkan ada yang kemarin sore order hari ini harus dikirim. Terpaksalah Indra kembali turun pangkat: jadi supir!
Salam,
— Evi Indrawanto
Diva’s Arenga Palm Sugar
Organic Sugar for All Purpose Sweeteners