Tidak tahu “kesambet” apa sejak tadi pagi. Hari ini energi alam semesta seperti tumpah ruah ke tubuh. Begitu melek, kabut di luar membuat saya kembali mengumandangkan What a Wonderful World-nya Lois Amstrong. Emang cuma dalam hati karena tahu diri tidak pernah mengasah pita suara.
Setelah men-drop Valdi di gerbang sekolah dengan mungucapkan, ” i love you” saya suruh Indra memacu mobil agar cepat sampai di Sport Center. Terus bertemu Legimo. Ini dia my aerobic instructur after Roni, yang tahu benar cara memilih lagu dengan koreo yang ngepas. Sayang saja kalau terlambat, tidak akan dapat tempat strategis dan di depan kaca sudah pasti. Aerobic tanpa ngaca ibarat makan sayur bayem tanpa jagung manis.
Pernah lihat ikan mas koki di lempar ke Darat? Ngap-ngapan! Setelah masuk ke sesi dua biasanya saya sudah kehabisan napas. Untungnya walau sudahseperti bernapas dalam lumpur, saya masih bisa duet ber… hahaha…dengan Maria ( my nice friend). Saya merasa pasti bahwa saat itu kami dalam satu vibrasi: berhayal bahwa masih ABG dan jadi dancer benaran:).
Dulu Ibu sering mengatakan bahwa anaknya ini ” kareh arang”(stubborn). Untung lah! Ini salah satu label terbaik yang pernah dia berikan. Sekarang label itu saya pakai untuk mengatasi rasa sakit tentang apapun.
Pulang dari gym, hidup kembali seperti apa adanya. Pekerjaan yang menumpuk sudah mengahadang. Karena ini adalah soal order gula semut tentu saja tetap “horny”. Bahkan sewaktu Bunda tercinta telepon menanyakan “gimana kabar gadisnya tercinta” sempat-sempatnya saya bilang, “tunggu sebentar Bu, mo setel lagu Phill Collins dulu” Dan sewaktu dia menanyakan siapa itu Phill Collins, saya katakan itu adiknya Mak Liyuih, tukang pical di Pakan Sinayan.
Beberapa saat tidak terdengar apa-apa. Setelah itu saya seperti dapat dosis morpin tambahan. Senangnya mendengar bunda tertawa lepas.
Da Go Te’
— Evi
Diva’s Arenga Palm Sugar
Organic Sugar for All Purpose Sweeteners