Saya sedang membaca buku Ouliers-nya Malcolm Gladwell dan tertambat pada istilah seperti judul diatas. Hasil karya penulis buku Tipping Point dan Blink ini memang mempesona. Ditulis dalam kosa kata yang kaya, cerdas dan membahanakan kepala.
Banyak konsep baru dan hebat di sana. Namun mengapa saya memberi perhatian khusus pada ‘keuntungan yang terakumulasi”? Mungkin karena sebelumnya sudah mengenal cultural capital accumulated dari sosiologi. Ini adalah soal merubah satu keuntungan menjadi keuntungan berikutnya dalam bentuk keuntungan-keuntungan lain. Contohnya seorang ahli strategy marketing, disamping akan mendapat gaji dan fasilitas terbaik dari perusahaan, mungkin juga akan memperoleh penawaran sebagai dosen, pengisi kolom di surat kabar, nara sumber talkshow, penasihat menteri dll. Kalau perangainya tidak jelek-jelek amat, mungkin juga dia berpotensi mendapat pasangan hidup yang secara fisik lebih menawan dari orang kebanyakan.
Konsep keuntungan yang terakumulasi dalam Outlier diciduk dari pemikiran yang kebetulan juga seorang sosiolog terkenal bernama Robert Merton. Dan Pak Merton menciduknya dari kitab suci umat kristiani Injil Matius lalu memberinya nama ” Efek Matius”. Bunyinya seperti ini, ” Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan”.
Ini memang sesuatu yang aneh dalam hukum alam semesta. Bahwa seseorang yang telah mempunyai kepadanya akan ditambahkan. Tidak usah jauh-jauh. Sekarang contohnya Adit.
Sejak kecil Adit masuk ke sekolah terbaik menurut kemampuan keuangan keluarga. Ketika datang kesempatan mengikuti lomba, ide-ide terbaik tentang presentasi dari guru-guru tumpah ruah kepadanya. Akibatnya Adit jadi terlatih. Masuk ke dunia kompetisi dengan percaya diri dan hampir tanpa beban. Hasilnya? Dengar-dengar sekolah tidak mengijinkan lagi ikut lomba. Kasih kesempatan anak-anak lain dapat piala.
Yang paling penting adalah Adit tidak pernah menganggap kompetisi sebagai momok. Itu hanya sebuah pranata untuk membandingkan kemampuan orang perorang. kalaupun keluar sebagai juara itu hanya pertanda dia mempersiapkan diri lebih baik. Jadi tidak perlu pula sombong karenanya.
Menurut Gladwell, para Outlier adalah orang-orang, pria dan wanita yang melakukan hal-hal tertentu di luar kebiasaan. Akhirnya pikiran saya melayang pada seorang Bapak petani aren yang menjadi mitra usaha kami.
Tidak akan ada yang membantah kalau saya katakan Bapak ini adalah contoh organik dari fenomena keuntungan terakumulasi. Dalam ruang privat saya menamainya sebagai entrepreneur kampung, berpenampilan kampung, bicara kampung tapi otak metropolitan.
Saat ini Bapak itu punya tanah tidak kurang dari 50 hektar. Tidak meliputi sawah dan tidak dibeli secara seketika. Dia mengangsur ratusan meter demi ratusan meter. Sasarannya adalah tanah-tanah yang mempunyai kekayaan diatasnya. Itu meliputi kayu-kayu yang akan bisa dijual, tanaman aren yang bisa di sadap, buah-buahan yang secara berkala akan dipetik bila datang musimnya. Uang penjualan hasil kebun dikumpulkan untuk kembali beli tanah beberapa ratus meter. Mimpinya adalah tanah-tanah yang sekarang tersebar akan bersatu dalam satu geografis kepemilikan. Waktu saya tanya kira-kira butuh berapa meter lagi sampai akhirnya tanah-tanah itu bersatu, dengan kalem dia menjawab, ‘ tidak banyak, paling-paling cuma 500 ha”
Untuk sebagian orang 550 ha mungkin tidak banyak. Tapi bila ada petani yang mengumpulkan uang rupiah demi rupiah untuk memilikinya, saya pikir dia memenuhi syarat untuk disebut sebagai salah satu The Outlier.
Salam,
— Evi Indrawanto
DIVA’S Palm Sugar
Organic Sugar for All Purpose Sweeteners