Mengenal Gula Semut – Masyarakat umumnya mengenal gula merah dalam bentuk padat. Tapi karena tuntutan zaman hasil pekatan nira tumbuhan palem-paleman ini hadir juga dalam bentuk bubuk. Kita mengenalnya sebagai gula semut.
Mengapa disebut Gula Semut?
Saya belum bertemu sumber sahih yang menerangkan mengapa butiran-butiran halus dari gula aren ini disebut gula semut. Cenderung berpikir bahwa penamaannya mengikuti kaidah seperti yang di lakukan Nabi Adam. Memberi nama berbagai benda sesuai sifat alami mereka. Jadi mengenal gula semut dalam hal penamaan erat kaitannya dengan penampilan fisik gula yang terbuat dari nira aren ini. Warnanya yang cenderung coklat kekuningan mirip gerombolan semut rang-rang sedang berkerumun. Atau bisa juga karena menyerupai tumpukan-tumpukan tanah yang terurai dari sarang semut.
Kita lebih banyak mengenal gula semut sebagai palm sugar saja. Bersebab mereka berasal dari nira pohon palem-paleman. Tidak melulu berasal dari aren (enau – arenga pinnata merr.), terdapat pula gula terbuat dari nira kelapa atau siwalan. Sejauh ini belum terdengar gula semut dari tanaman siwalan.
Kita bisa mengenal gula semut dari segi karakteristiknya. Yang terbuat dari dari nira kelapa, kristalnya sedikit lebih lembut dari gula semut aren. Itu mungkin disebabkan oleh kandungan yang lemak yang dipunyai nira kelapa.
Mengenal Gula Semut : Warna
Pada tahun 1922, Henry Ford mengeluarkan kutipan soal warna. Kutipan bersejarah karena berulang kali diucapkan orang kembali, saat ia menawarkan model mobil T Ford : “The customer can have any colour as long as it is black”. Yang ingin mengenal gula semut mottonya menjadi : ” The customer can have any colour as long as it is brown”!
Begitu lah! Mengenal gula semut berarti mengenal warna coklat. Sekalipun saat ini sudah ada yang berhasil membuat gula semut putih tapi kapasitasnya masih dalam skala labaratorium. Sementara yang beredar di pasar gula semut berwarna coklat kekuninangan, coklat kemerahan, coklat gelap maupun coklat pucat.
Warna gula semut ditentukan oleh jenis tanaman, iklim lingkungan dimana jenis pohon palem tersebut tumbuh. Juga dipengaruhi cara penangan selama panen nira sampai pada proses pengkristalannya.Sekalipun gula semut dibuat dari nira segar dengan PH 7 (stabil), penampakan fisik gula semut tidak akan begitu baik bila cara memasaknya tidak sempurna. Misalnya digarang diatas tungku berapi besar, dibiarkan begitu saja alias jarang di aduk agar panasnya merata.
Gula semut rasanya manis. Kadar sukrosa sekitar 90-94 %. Tapi tak jarang ada pula terasa pahit. Mengapa? Kalau digarang diatas tungku dengan api menjilat-jilat permukaan kuali dan panasnya tidak dibuat merata, hasilnya adalah gula gosong. Itu lah mengapa terasa pahit.
Penggunaan Gula Semut
Pemakaian gula semut jaman dulu masih sangat terbatas. Mungkin karena masyarakat belum begitu mengenal gula semut. Jadi sosialisasinya terbatas pada selembar roti sandwich yang telah dibalur mentega. Namun ini bukan pemakaian yang keliru cuma kurang terapan.
Sekarang pengunaan gula semut sudah meluas. Mereka bisa menggantikan semua fungsi gula asal tidak keberatan dengan warna coklatnya. Misalnya urban profesional yang akrab dengan kopi lebih memilih palm sugar sebagai pemanis ketimbang gula pasir. Karena mereka berpendidikan cukup, secara ekonomi mapan, secara umum mengerti efek gula pasir terhadap kesehatan.
Video cara membuat gula semut
Dan coba sesekali tambahan gula pasir pada susu kedele Anda. Bau tengik dari kedele langsung hilang dan berganti rasa legit yang lembut meluncur di tenggorokan.
Begitu pun gula semut digunakan membuat roti, biskuit atau kue. Tak ketinggalan berbagai jenis minuman, entah penyegar atau herbal, penggunaan gula semut mulai terlihat dimana-mana.
Demikikian sekilas mengenal gula semut.
Kontak Arenga Indonesia. Produsen Gula Semut. 0819 3241 8190