Berusaha disukai sebanyak mungkin orang merupakan ide pergaulan dasar bagi orang-orang sukses. Bila Anda adalah seorang entrepreneur ada sebuah hukam alam yang tidak bisa di langgar. Tidak masalah bagaimana salehnya anda sebagai individu, Allah tidak menjatuhkan rejeki langsung dari langit. Cashflow maupun profit perusahaan Anda berasal dari mereka yang menyukai produk/jasa kita, suka berbisnis dengan kita dan yang tidak kalah penting menyukai kita sebagai pemilik produk/jasa tersebut.
Seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami, sebuah kemustahilan pula bila setiap orang harus menyukai kita. Tidak! Tidak semua orang harus menyukai kita. Setidaknya itu berlaku bagi saya.
Saya tidak menyukai orang-orang negatif. Berada di dekat mereka yang selalu mengeluh, selalu melihat hambatan, mengeritik, mengomel, membicarakan kejelekan orang lain, bersedih dan segerobak negative thinkings lainnya membuat hidup ini tak tertahankan. Rasanya seperti memasukan kepala ke dalam keranjang sampah. Berdenyut-denyut, paru-paru menciut dan seluruh syaraf di belakang otak simpang siur seperti benang kusut.
Sikap negatif itu bervariasi. Dimulai dari suatu sebab yang membuat ayunan mood yang akan berlangsung selama beberapa menit, jam atau sampai beberapa hari. Kalau ini tidak masalah. Orang menyebutnya manusiawi. Untuk satu dan beberapa alasan manusia membutuhkan sikap negatif seperti ini untuk mempertahankan eksistensinya sebagai makhluk dengan pertimbangan dalam rantai penciptaan alam semesta.
Yang membuat kita sering kehabisan oksigen adalah sikap negatif berkepanjangan. Sikap yang akan terrefleksi ke dalam karakter seperti paranoid, asal membantah, tidak tahan terhadap otoritas dll.
Mungkin ada istilah lain dalam ilmu psikologi namun saya menyukai sebutan Negatifisme Konsisten beberapa karakter di atas. Yang menginginkan sukses sangat perlu mengelilingi diri mereka dengan orang-orang positif. Sekalipun begitu kita tidak mungkin kehilangan simpati terhadap orang-orang yang kebetulan terperangkap dalam penjara negatifisme. Dan Allah pun tidak menciptakan dunia ini melulu untuk orang-orang positif.
Salah satu cara memahami negatifisme pada manusia adalah mengetahui faktanya. Dan penelitan seorang psikolog bernama Bernard Golden pada beberapa kelompok remaja bermasalah di kota new York menunjukan fakta tersebut. Bahwa sikap negatif sering berasal dari kemarahan yang berlandaskan luka hati, perasaan kalah dan tidak berdaya.
Melalui sikap negatifnya atau bisa dikelompokan pada kenakalan, para remaja yang diteliti Bernard Golden mengkomunikasan beberapa persepsi mereka terhadap dunia. Bahwa orang dewasa tidak bisa diandalkan, lingkungan sosial tidak mendukung dan yang paling parah adalah dunia sendiri bukan tempat yang baik untuk ditempati.
Jadi begitulah. Tidak satu peristiwa pun di kolong langit ini yang berlangsung tanpa suatu alasan. Untuk alasan-alasan tersebut orang-orang berada dalam kelompok berpikir postif atau negatif.
Salam,
— Evi Indrawanto
DIVA’S Palm Sugar
Organic Sugar for All Purpose Sweeteners