Mistikus Cinta Dalam Musik – Kalau ada sesuatu yang membuat saya hanyut secara suke rela itu adalah musik dan lagu. Pengaruh musik pada jiwa bisa terlihat kasat mata. Misalnya seorang Agnes Monica dengan Matahariku bisa jadi media alternatif untuk menyigi sisi-sisi jiwa yang tersembunyi, yang luput dari keseharian. Yang tak pernah tepikir sebelumnya bahwa itu ada. Matahariku akan membawa saya pada kesunyian, keterpencilan, pengasingan. Merindukan sesuatu tapi tak jelas apa objeknya.
Mungkin saya tidak mampu menjelaskan dari nada dasar apa lagu Matahariku itu di mulai. Mungkin juga mistikus cinta dalam musik itu memang susah dijelaskan. Tapi bisa mengatakan bahwa lagu itu datang dari padang bebas, dari sudut semesta batin maha luas. Ia bisa jadi terlepas dari ikatan norma sosial yang harus saya patuhi.
Musik Menuntun Pengembaraan Batin
Seorang guide dalam dunia traveling adalah penuntunmu pada suatu destinasi. Ia tak sekadar menunjukan jalan, juga bercerita tentang hal-hal yang tak bisa kamu lihat kasat mata.
Barusan mendengarkan Demi waktu-nya Samson. Musik dan liriknya seolah menuntun saya pada pengembaraan batin maha luas. Seperti menonton film legenda yang indah. Jiwa-jiwa terang yang telah mengalami transformasi. Mereka pernah hidup beratus tahun lalu. Sekarang kita menyebut mereka nabi, kaum sufi atau orang-orang yang dianggap suci. Sampai saat ini pengaruh mereka masih terasa.
Keindahan kisah mereka tidak terletak dalam pendengaranku. Tapi pada pencapaian pribadi mereka yang mempengaruhi jiwa jutaan orang. Ditarik keluar dari pikiranku melalui tuntun lagu Demi Waktunya-nya Samson.
Begitu hebatnya mistikus cinta dalam musik mempengaruhi imajinasi dan jiwa manusia. Padahal saya tak menguasai satu pun alat musik atau instrumen yang digunakan.
- Baca juga : Suara-Suara Abstrak
- Baca juga : Ego yang Terluka
Alam Semesta Adalah Musik
Alam semesta adalah musik. Atau musik adalah miniatur dari alam semesta. Karya kehidupan adalah improvisasinya. Sementara tanga-tangga nada tidak lain adalah manusia-manusia yang menangkap musik dengan segenap jiwanya. Mereka itu lah penemu kunci pada kekayaan batin. Membuat jiwa-jiwa mereka lebih intuitif, memiliki inspirasi dalam mewujudkan berbagai wahyu.
- Baca juga : Rainforest World Music Festival – Music Dunia di Sarawak
- Baca juga : Menjawab Pertanyaan Valdi
Saya membaca buku karya seorang sufi India berjudul Dimensi Mistik Musik dan Bunyi. Menurutnya musik adalah harmonisasi dari sebuah improvisasi. Tidak ada yang terlalu keras atau terlalu lembut. Tidak ada yang terlalu cepat atau terlalu lambat. Musik adalah soal ketukan. Ketidak harmonisan dari bermacam-macam bunyian direkat dalam ketukan nada yang kemudian diterjemahkan otak kita menjadi seni bunyi. Itu lah salah satu unsur dalam mistikus cinta dalam musik.
Bunyi itu itu membawa pengaruh dari luar ke dalam. Menuntun pengembaraan batin menuju destinasi rasa. Baik berhenti dengan bahagia atau kepahitan. Musiknya sendiri tidak pernah terpengaruh nilai.
Lalu musik membawa kita pada gerak tubuh. Ada penjelasan ilmiah mengapa ritme pada musik bertransformasi jadi gerakan. Sayang sedang tidak punya waktu menelaah. Yang jelas aku menyukai aerobics dan step aerobics bukan karena fungsi olah raganya semata. Saya menyukai olah raga ini karena di dalamnya ada musik lalu seni choreography-nya.
— Evi Indrawanto