Mengapa makanan organik lebih mahal? Sebuah pertanyaan yang muncul saat belanja produk organik di Pasar Tani beberapa waktu lalu. Tapi sebelumnya mari saya ceritakan makan makanan di kampung halaman.
Iya makan di kampung halaman Magek – Bukittinggi sering membuat saya bertanya dalam hati. Mengapa kacang panjang, terung ungu, kangkung dan bayam yang dimasak ibu rasanya lebih enak? Tidak hanya segar tapi juga lebih manis, garing dan getas saat di gigit? Begitu pula dengan daging ikan dan belut yang datang dari Pakan Sinayan  ( Pasar Senin) rasanya lebih legit, kenyal dan gurih?
Bapak memberi penjelasan: Karena aku kembali ke selera asal. Lidahku sedang menelusuri rekaman rasa masa lalu. Masakan ibu yang terekam erat dalam memory. Ketika mencicipi kembali bahan-bahan yang pernah dimasak ibu dulu, syarafku mengeluarkan potongan gambar, kenangan yang membuat aku bahagia.
Baca juga :
- Menjadi Konsumen Organik yang Cerdas
- Buah Aren Untuk Sawah Organik
- Palm Sugar Organik
- Proyek Gula Aren Organik Arenga
Bisa jadi bapakku benar. Rasanya aku cukup rasional. Tidak mungkin mencampurkan kenangan dengan fakta yang di cerap lidahku saat itu. Sayuran dan ikan itu tidak akan jadi istimewa hanya karena aku menikmatinya di kampung, di rumah ibu.
Makan Makanan Dari Produk Organik
Setelah diskusi lebih lanjut kami berkesimpulan bahwa sayur-sayuran yang kami nikmati itu di tanam secara organik. Kacang panjang yang dibeli di Pakan Sinayan dijual oleh ibu-ibu dari hasil kebun sendiri. Jumlahnya tidak banyak. Disana-sini terdapat bekas jejak ulat. Begitu pula dengan terung ungu, di petik dari kebun mini ibu di samping rumah. Boro-boro di kasih pupuk kimia, pupuk kandang juga tidak. Tiap pagi bapak rajin menyiramnya dengan air sungai kecil yang mengalir di samping rumah.
Kembali ke pertanyaan asal, mengapa makanan organik lebih mahal dibanding makanan non-organik?
Oh ya sebelumnya apa itu makanan organik? Makanan organik adalah makanan yang ditanam tanpa melimbatkan pupuk kimia sintetis dan tidak menggunakan pembasmi hama seperti pestisida kimia, bikinan pabrik. Selama prosesnya pun tidak menambahkan bahan pengawet kimia sintesis ke dalamnya.
Ikan di kampung kami mahal. Padahal Kanagarian Magek  pernah tercatat sebagai sentra penghasil ikan emas dalam peta ekonomi Kab. Agam. Tapi keliru jika beranggapan bahwa harga ikan emas disana lebih murah dari tempat lain. Dibandingkan dengan pasar moderen BSD, ikan dan belut disana lebih mahal sekitar 20%.
Tadinya sempat keki. Lah kok di tempat susah cari duit tingkat inflasi begitu tinggi? Untungnya tidak berlangsung lama. Terutama ketika punya kesempatan ngobrol di tepi kolam di rumah seorang teman.
Baca juga:
Ikan emas di kampung kami tidak pernah mengkonsumsi pelet. Tidak ada suntikan hormon. Siklus hidupnya mengikuti alam. Dan itu artinya untuk mendapatkan 2 ekor ikan emas dalam sekilo timbangan membutuhkan waktu lebih dari setahun.
Jadi Mengapa Makanan Organik Lebih Mahal? Ini Faktor Penyebabnya
Iya saya jadi melihat benang merahnya mengapa makanan organik lebih mahal dari makanan non-organik. Kalau ini bisa disebut kelemahan, tidak lain karena kompensasi dari masa panen yang relatif lebih panjang. Treatment yang lebih sulit dan sistem distribusi yang membutuhkan perhatian khusus.
Masa simpan makanan organik sangat pendek! Untuk memindahkannya ke tempat lebih jauh dari tempat produksi harus mendapat packaging khusus.
Disamping tentu saja makanan organik yang sebenarnya harus dibuktikan dengan penjaminan dari pihak ketiga dengan mengeluarkan sehelai sertifikat. Biaya sertifikasi organik ini sudah jadi rahasia umum tinggi alias mahal. Itulah beberapa sebab mengapa makanan organik lebih mahal.
Jadi konsumen organik cerdas
Tapi bila anda adalah calon dan konsumen makanan organik, andapun perlu sedikit lebih kritis. Makanan organik memang sehat bagi tubuh tapi kadang tidak masuk akal jika harganya lima atau bahkan sepuluh kali lipat dari harga makanan konvensional.
Mengapa makanan organik lebih mahal?
Penyebabnya beragam. Beberapa distributor dan supermarket makanan organik kadang mengambil keuntungan dengan memanfaatkan gerakan organik melalui markup harga. Setidaknya begitu yang saya baca dari sebuah penilitian di di Inggris.
Apa yang bisa di lakukan? Jangan biarkan retail makanan organik mengeksploitasi antusiasme Anda. Jadi Anda bisa menanam sendiri. Manfaatkan pekarangan dan pot untuk menanam sayur yang dibutuhkan. Atau buat pilihan dengan membelinya langsung dari petani. Atau dukung retailer makanan organik yang mematok tidak terlalu jauh dari makanan konvensional.
Salam,
— Evi Indrawanto
DIVA’S Palm Sugar
Organic Sugar for All Purpose Sweeteners