Orang sering menyebut masa kini/sekarang dan masa lalu. Sebetulnya apa yang disebut sekarang/kini dan masa lalu itu?Mari kita telaah ke dalam konsep waktu.
Dalam ilmu fisika moderen, energi perpindahan paling cepat berada dalam lingkup kecepatan cahaya. Tidak ada kecepatan yang bisa melebihi kecepatan cahaya. Paham ini lahir dari teori relativitas Einstein. Jadi bila seseorang sanggup melakukan perjalanan melebihi kecepatan cahaya maka dia dianggap sudah melompat ke masa depan.
Maksudnya, cahaya itu tidaklah seketika. Saat berpindah dari satu titik ke titik lain, cahaya membutuhkan waktu. Contoh, cahaya dari bulan ke bumi butuh waktu rata2 2 detik. Sementara cahaya dari matahari butuh 9 menit. Cahaya dari galaksi lain di luar bima sakti, butuh waktu ratusan atau ribuan tahun baru tertangkap oleh teleskop kita. Mungkin saat diamati bintang yang menjadi sumber cahaya tersebut sudah mati.
Sekarang timbul pertanyaan, kapankah konsep yang disebut sekarang atau right now dalam bahasa Inggris itu? Jawabnya tergantung dimana kita.
Ini yang menarik. Bila kecepatan yang ditempuh batasnya berada dalam kecepatan cahya dan segala sesuatu yang melebihi kecepatan cahya telah melompat ke masa depan, bukankah itu artinya kita tidak pernah benar-benar melihat, merasakan dan mencium segala sesuatu dalam momen terkini atau righ now-nya? Bahkan untuk membaca nama sendiri diatas sehelai kertas, mata saya membutuhkan waktu menyampaikan pada otak untuk membentuk pengertian tentang Evi Indrawanto.
Jadi konsep sekarang itu tidak pernah ada. Apa yang kita lihat sekarang terjadi di masa lalu, karena cahaya membutuhkan waktu merambat kepada kita. Apa yang kita dengar, terjadi lebih jauh lagi, karena kecepatan suara lebih lambat dari rambatan cahaya. Bahkan apa yang kita cium lebih kuno lagi karena rambat aroma dibawah kecepatan suara. Konsep sekarang hanyalah soal persepsi.
Mempesona, bukan?!
–Evi