Tidak fokus terhadap apa yang jadi tujuan berdampak buruk dalam segala hal. Saya ingin jadi blogger sejati, tiap saat bisa menelurkan ide untuk ditulis. Namun akhir-akhir jarang update blog. Bukan karena tidak punya ide, bukan karena menulis tidak penting, tapi lebih karena perhatian terbagi kepada banyak hal. Menenggelamkan diri ke hal remeh temeh dan hal rutin yang menjemukan.
Secara logika saya lebih suka mengabaikan tugas rutin menjemukan itu. Cuma mereka seperti virus ganas yang memukul-mukul rasa bersalah kalau ditinggalkan. Jadi pekerjaan rutin remeh temeh yang menjemukan itu harus di selesaikan!
Satu lagi yang membuat saya tidak fokus mengisi blog adalah Facebook. Ingin selalu update status dan melongok status teman-teman. Ini benar-benar mematikan seluruh keinginan untuk menulis. Main facebook ibarat membiarkan diri hanyut di samudera luas. Beringsut pelan-pelan tahu-tahu tepian sudah tidak terlihat.
Dibantu Alaram Saat Tidak Fokus
Untungnya ada alaram kecil yang senantiasa berbunyi dalam kepala. Kalau sadar sedang tidak fokus dia selalu berkata begini : ” Hoi…Ngapain facebooking berlama-lama? Ngapain browsing kesana-kemari hanya sekedar memenuhi rasa ingin tahu? Apa untungnya? Pikirin tuh masa depan!”
Kalau sudah begitu teringat pada blog yang dibiarkan menganggur. Keinginan mengembangkan pikiran dalam sebentuk tulisan melonjak-lonjak minta di ladeni. Lagi pula kebiasaan membaca banyak buku menimbulkan rasa malu terselubung, ” Lah kok masuk saja, keluarnya kapan?…”
Tidak Fokus Racun Mematikan
Tidak fokus seperti ini merupakan racun mematikan bagi pengembangan pribadi. Ibara sel kancer, menyebar kemana-mana untuk menginfeksi sel-sel sehat. Dampaknya bisa langsung terlihat mulai dari yang sederhana sampai ke tingkat serius. Yang sederhana adalah malas meng-update blog. Yang serius menunda-nunda pekerjaan kecil sampai yang besar.
Sebagai seorang entrepreneur yang bekerja dari rumah menulis di blog banyak membawa manfaat. Beberapa yang terpikirkan adalah meningkatkan konsentrasi, mengembangkan nalar dan imajinasi, mengorek celah-celah dari pikiran yang tertutup, dan mengungkapkan ide secara lebih baik. Ohya aku hampir melupakan bahwa kalau saja konsisten merangkai beberapa suku kata setiap hari, peluang untuk menjadi penulis profesional pun akan terbuka.Jadi penulis merupakan impianku sejak kecil.
Pernah baca bahwa meluangkan waktu satu jam setiap hari selama satu tahun untuk bidang yang ingin dikuasai bisa membawa seseorang pada sebuah skill kelas dunia. Itu mungkin turunan dari ungkapan yang kurang lebih berbunyi practice is the mother of all skill. Jika yang kita lakukan adalah membuat jalan menembus gunung, waktu dua belas 12 bulan itu memungkin kita membangun tol antara rocky mountais dan bukit barisan.
Penyebab Tidak Fokus Karena Tidak Punya Goal
Kalau dipikir, salah satu sebab mengapa saya tak fokus dan malas duduk anteng untuk merangkai kata adalah tidak punya goal jelas dalam karir kepenulisan :). Yah, sepertinya memang begitu. Yang terpikirkan saat update blog bahwa suatu hari saya bisa mengungkapkan pikiran lebih jelas.Cuma itu? Mana bisa itu disebut goal?
Eneng, sebuah goal punya tujuan jelas. Bisa di deskripsikan dan dipilah-pilah. Agar berhasil bagaimana mengerjakannya setahap demi setahap. Kalau konsisten suatu hari akan terlihat hasilnya secara kongkrit. Itu lah saat mengatakan bahwa goal sudah tercapai.
Karena senang baca novel roman, saya harus memulainya dengan bercita-cita jadi penulis fiksi dong ya? Saya si juragan gula semut yang penulis novel. Kayaknya keren gitu…
–Evi