Tiba-tiba seekor jin muncul dan berkata seperti ini: ” Akhirnya disinilah hamba, datang untuk mengajukan satu pertanyaan dan akan mengabulkan apapun kehendak yang terungkap dari jawaban Nyonya”. Kuncir rambutnya yang seiprit berayun di tiup angin.
“Biasanya tugasmu mengabulkan tiga permintaan, kok SOP-nya sekarang berubah?”
” Manusia terlalu kreatif, satu permintaan saja sudah terlalu banyak, apa lagi sampai tiga. Karena itu dewan jin terpaksa merubah prosedur kerja, Nyonya” Katanya sambil merapatkan rompi penutup dada yang membuat mataku terus terpaku menatapnya.
Bagus lah kalau begitu. Akhirnya kalian dapat belajar juga. Kalau aku cukup mengajukan satu permintaan seperti : “kabulkan semua permintaanku” maka tamatlah kalian…
“Nyonya membuat para dewa gelisah, makan tak enak tidur tak nyenyak. Mestinya Nyonya berdoa biasa-biasa saja, gak perlu ngotot yang sampai menggegerkan alam nirwana. Ohya para Dewa bukannya tidak mau menggubris doa Nyonya, hanya saja gambar-gambar yang nyonya kirimkan tidak jelas dan selalu berubah-ubah.”
” Begitu kah? Tak pikir dengan mengatakan bahwa aku ingin pindah ke suatu tempat saja sudah lebih dari cukup. Mestinya para dewa tahu dimana dan seperti apa tempat yang kumaksud”.
” Dewa tahu dimana dan seperti apa tempat tinggal yang Nyonya inginkan.” Ooops jin defensif. “Hanya saja si empunya keinginan harus bisa menjelaskan secara jernih apa isi keinginan mereka. Nyonya tahu bukan bahwa dewa tidak menurunkan jawaban doa lewat parasut. Jawaban-jawaban terdapat di setiap menit dari waktu yang telah Nyonya lalui. Selama ini para dewa telah menjawab semua doa-doa Nyonya lewat tanda-tanda, hanya saja Nyoya tidak melihatnya”.
Perkataannya langsung membuatku pensiun dari manusia sok tahu. Tapi bukan aku namanya kalau tidak bisa menguasai kedaan. Lalu aku menunduk kan kepala. Pasrahnya langsung datang dari hati paling dalam.
” Jadi kebutaanku dari membaca tanda-tanda berawal dari isi doaku yang gak jelas dan gak jernih ya?”
” Persis! Nyonya memang pintar…”
” Kalau begitu…Ini…” Aku sorongkan sehelai foto hasil jepretan camera digital.
Begitu memandang foto itu, si jin terpingkal-pingkal: ” Gila!” katanya sambil mengusap air mata: ” Tidak bisa kubayangkan bagaimana sewotnya para dewa…Yakin ini yang Nyonya inginkan?”
Setelah dengan mantap menerima anggukan si jin menghilang. Diantara kepulan asap terdengar gema suaranya ” Mulai detik ini Nyonya akan melihat semua awaban atas semua doa Nyona…”
Sebenarnya pengen protes masa jawaban doa perlu dicicil begitu sih? Emangnya kalian lembaga perkreditan rakyat apa?
Tapi tentu saja tidak berani..Takut kualat…