” Fokus lah pada kelebihan mu dan bukan pada kekurangannya maka Isya Allah dunia akan melipatkan gandakan kelebihanmu itu”
Kalimat seperti ini mestinya lahir bersamaan kelahirannya dengan fajar kemanusiaan kita. Hanya saja, walau begitu kunonya, baru akhir-akhir ini aku mempercayainya sepenuh hati. Tidak ada peristiwa khusus mengapa isi kalimat ini tiba-tiba begitu nancap di hati. Dia datang begitu saja. Seperti bunyi lonceng di kejauhan, berdenting saat terjaga di pagi hari, menghibur kala bertemu aneka persoalan selama menjalankan tugas sebagai ibu rt yang sekaligu pengusaha home industry.
Faktor usia pastinya salah satu penyebab. Hitungan waktu, lintasan pengalaman dan aneka peristiwa yang diwarnai senang-sedih silih berganti bisa jadi memaksa manusia untuk dewasa. Kedewasaan itu ternyata telah mematangkan berkat-berkat yang telah Allah SWT berikan sejak pembuahan kita pertama kalinya dalam rahim bunda.
Orang mengatakan bahwa hidup tidak selalu hitam-putih. Mungkin itu lah gunanya kehadiran wilayah abu-abu, menawarkan teritori pilihan sebebas-bebasnya. Hidup juga tidak dirancang Tuhan bernilai absolut. Dengan memberi kita imajinasi maka segalanya masuk ke konteks relativitas. Coba perhatikan, dunia ini amat ramah pada perempuan cantik, tapi nyata tidak semua perempuan cantik berbahagia. Begitu pula hidup jauh lebih mudah jika bank account dan asset kita dapat membeli apa saja yang bisa ditawarkan dunia, tapi nyatanya anak-anak Onasis mati dalam penderitaan.
Jadi, jika ingin berbahagia, tentukan sendiri, putuskan sendiri, tidak perlu tengok kanan-kiri. Bukan tanpa sebab Tuhan Allah-nya semesta alam ini menanamkan perdambaah kebahagiaan dalam tiap sanubari insan-Nya. Dia melengkai kita dengan seluruh kemampuan untuk mencapainya. Kita mempunyai kekuatan untuk memilih kebahagiaan tersebut. Orang-orang, situasi dan peristiwa tertentu mungkin akan mempengaruhi kita. Tapi yang jelas tidak satu manusiapun yang dapat memberikan kebahagian itu kepada kita. Bahagia itu adalah pilihan kita sendiri.
Cinta yang romantis, keluarga yang utuh, bisnis atau pekerjaan yang sukses, status dan kekayaan tentu saja mempengaruhi kesejahteraan batin seseorang. Itu karena dunia menganggap hal-hal tersebut penting. Untuk jangka lama hal tersebut juga akan membuat para pemilik segalanya ini memandang hidup ini dengan tidak “terlalu keras”! Tapi pernah mendengar kisah-kisah juga kan, betapa kehampaan batin itu mempengaruhi setiap orang?
Jadi, kalau harus memilih, pilih lah untuk bahagia.
–Evi Indrawanto
http://gula-aren.blogspot.com
http://gulasemut.blogspot.com
<p style="font-size: 10px;"> Posted via email from <a href="http://evi-indrawanto.posterous.com/kalau-harus-memilih-pilih-lah-untuk-bahagia">evi-indrawanto's posterous</a>