Saya memberi ruang terhadap lebai-lebai kecil yang terjadi dalam hidup. Seperti jatuh cinta pada Edwar Cullen setelan nonton film (Twilight). Membayangkan pasti enak dicintai vampire yang punya berbagai kekuatan dan bisa pacaran diatas pohon 🙂
jatuh cinta berjuta rasanya
biar siang biar malam terbayang wajahnya
jatuh cinta berjuta indahnya
biar putih biar hitam manislah nampaknya
*courtesy of LirikLaguIndonesia.net
dia jauh aku cemas tapi hati rindu
dia dekat aku senang tapi salah tingkah
dia aktif aku pura-pura jual mahal
dia diam aku cari perhatian
oh repotnya …… Eddy Silitonga
Saya masih kelas 5/6 SD kala Eddy Silitonga di puncak ketenarannya menyanyikan lagu ini. Hampir tiap hari TVRI menayangka videonya dan radio memutar cassetnya. Jadi walau gak ngerti-ngerti amat apa maksud syairnya, anak-anak seusia saya pasti tahu lagu ini dan bisa menyanyikan barang satu atau dua baris.
Sebenarnya apa yang terjadi saat kita jatuh cinta? Mengapa begitu merepotkan? Dan apakah benar cinta itu adalah misteri?
Jatuh Cinta itu Tentang Hormon
Sekelompok ilmuwan melakukan penelitian dalam evolusi psikologi dan menamakan diri mereka Darwinians, menghadirkan berbagai fakta menarik seputar hormon dalam tubuh manusia. Salah satunya tentang arus amfetamin yang merangsang saraf-saraf sehingga untuk khasanah cinta romantisme bahwa cinta penuh misteri boleh lah disingkirkan.
Yang terjadi saat jatuh cinta adalah kita tercebur pada arus  amfetamin alami yang mengalir di pusat emosi dalam otak. Banjir amfetamin ini menimbulkan perasaan riang, bersemangat, dan membuat kita jadi kreatif . Yang muda akan merasa lebih dewasa sedangkan yang dewasa akan merasa muda. Ekstase cinta yang  terletak di pusat saraf  ini membuat kita serasa terbang ke puncak dunia. Meninggalkan apa saja di bawah.
Seiring perjalanan waktu saraf mulai kelelahan. Mereka membangun barikade terhadap amfetamin. Tiba-tiba tubuh imun terhadap hormone ini. Sampai di tahap ini kita akan berhenti mengigau lalu terjun bebas dan kembali menginjak bumi.
Bersamaan surutnya arus amphetamine para ilmuwan melihat kehadiran endhorpine, semacam morfin tubuh alami yang membuat emosi manusia jadi nyaman, tenang dan kalem. Di tahap akhir periode keliaran ini, bila tidak terjadi kecelakaan atau putus hubungan selama proses turun,  manusia masuk ke tahap ketergantungan (attachment) terhadap sesuatu.   Kita terus terjun ke bawah dan kebawah hingga akhirnya masuk ke rutinitas harian, membesarkan anak, bangun untuk berangkat kerja tiap pagi, berpartisipasi dalam komunitas – yang kesemuanya tidak bisa dilakukan kala tripping di bawah pengaruh amfetamin.
Tapi jika benar jatuh cinta hanyalah perkara hormon, yang paling menarik untuk saya adalah mengapa kita jatuh cinta pada orang tertentu dan bukan pada yang lain? Apa yang menyebabkan seseorang bisa menghidupkan arus amfetamin dalam sistem saraf kita sementara yang lain tidak?
Jawabnya pasti akan panjaaaaaaaaaaang sekali. Pasti bisa di sorot oleh berbagai sudut pandang, ilmu pengetahuan, spiritual modern maupun agama. Karena tidak ada yang mendesak, saya juga tidak akan mencari jawabnya. Pelan-pelan saja sambil menikmati perjalanan hidup, di ujung, yakin, pasti bertemu jawabnya. Lagi pula mempertanyakan ini juga tidak penting.
Jadi yang penting apa ya?
Allahu ‘alam bishawab