Metamorfosis Ulat Jadi Kupu-kupu – Video menarik! Alam takambang (terkembang) jadi guru, ujar peribahasa Minang. Dalam video di bawah kita akan melihat bagaimana transformasi seekor ulat menjadi kupu-kupu. Fenomena alam ini membuat kita belajar tentang banyak hal. Tentang rantai makanan, sumber daya alam, perubahan energi jadi masa, warna, dan bentuk.
Dan tentu saja pesan paling penting dari metomorfosis ini adalah kalau kita mau, dengan perjuangan, mau membayar harganya, dan cara-cara yang tepat, kita bisa merubah kondisi sekarang menjadi kondisi ideal mengikuti harapan.
Melihat video metamorfosis ulat berubah jadi kupu-kupu ini, bagaimana ulat gemuk ini melapa daun dan barang pohon, bahwa makan itu penting. Mereka lah yang memasok energi yang diperlukan untuk bertumbuh. Lalu ketersediaan makanan yang dibutuhkan ulat agar perubahan bentuknya berjalan mulus.
Baca juga:
Bagi manusia, sumber energi itu tak hanya makanan yang masuk ke dalam perut tapi juga cinta. Kita boleh punya makanan berlimbah tapi lapar oleh cinta, mungkin kita bisa berubah jadi kepompong, tapi tidak jadi kupu-kupu yang sempurna.
Video Metemorfosis Ulat Jadi Kupu-Kupu
Video tentang metamorfosis ulat jadi kupu-kupu , jadi kepompong kemudian kupu-kupu.
Diakhir Video terlihat untuk beberapa lama kupu-kupu enggan menggunakan sayapnya untuk terbang. Mungkin karena masih terikat pada kepompong. Bagaimana pun kempompong adalah sarang yang nyaman. Di luar sana kita tidak tahu apa yang akan terjadi, apa yang sedang menunggu kita. Membuat kita ragu untuk melangkah.
Lalu ada tangan yang membantu dengan memencet kakinya. Mungkin terasa sakit. Akhirnya ia terpaksa terbang.
Baca juga:
Dari metamorfosis ulat jadi kupu-kupu ini kiba bisa melihat diri sendiri, bukan? Iya peristiwa alam ini juga adalah cermin. Gamlang banget mengatakan bahwa kehidupan kita juga seperti itu. Kita menyukai segala kenyamanan yang ditawarkan comfort zone. Tapi sebenarnya tidak betul-betul comfort karena tempat itu terkadang tak cukup memenuhi kebutuhan kita. Baik secara emosi maupun pencapaian.
Terkadang kita memerlukan pencetan tangan, rasa sakit. Entah dari Sang Pencipta atau lingkungan. Menghindari rasa sakit itu maka kita akan menggerakan seluruh anggota badan dan resources agar bergerak maju