- Berduaan dengannya saat mengantar dan menjemput sekolah, bisa dijadikan momen peningkatan kedewasaan kami berdua.Itu berkat ragam dan bentuk dalam kerajinannya bertanya. Ada-ada saja pertanyaannya. Beberapa contoh :
- 1. Kalau sedang mendengar musik dia bertanya seperti ini : ” mengapa musik seperti membuat cerita dalam kepala kita?”
- 2. Kalau sepeda motor memotong jalur lintasan kami dia bertanya seperti ini : ” Orang itu sedang mikirin apa ya? Apa lupa kalau nyawanya cuma satu dan kalau lepas sekarang tidak akan kembali lagi? “
Kalau sedang ber-mood bagus pertanyaan tersebut saya tanggapi serius. Misalnya dengan mengajukan pertanyaan balik, ” Mama baru tahu kalau musik bisa membuat cerita dalam kepala. Bisa jelaskan bagai mana prosesnya? ”
Dan Valdi bukanlah anak lelaki dengan penjelasan. Dia anak lelaki dengan pertanyaan-pertanyaan yang menjelaskan. Maka jawabnya begini, ” eh cerita dalam musik sih tidak bisa di jelaskan. Mama harus membayangkannya sendiri. Musik itu ada nada-nadanya dengan intonasi turun naik. Bahkan juga ada syairnya. Jadi cerita datang dari situ.”
Nah saat melewati pangkalan ojek kemarin pagi dia bertanya seperti ini, ‘Tukang-tukang ojek itu tidurnya dimana ya?”
Antene saya agak naik disini. ” Tukang ojek itu kan cuma profesi. Mereka juga manusia, punya keluarga, orang tua, istri, anak-anak dan saudara-saudara. Ya mereka seperti kamu tidur dalam rumah …”
Kesewotan saya di jawab tak kalah sewotnya. ” Sepertinya aku sering mengajukan pertanyaan yang aku sudah tahu jawabannya, ya Ma? Tapi itu sebetulnya berkat kesok tahuan Mama sendiri. Mama tuh sering mendengarkan pikirannya sendiri dan tidak mendengarkan orang. Memang aku tahu bahwa mereka tidur dalam rumah. Cuma pertanyaanku yang sebenarnya adalah, dengan penghasilan pas-pasan seperti itu, mereka tidur dalam rumah seperti apa?”
Dannnn .Aku melongo panjang…..
Ah mama kan kan cuma manusia. Kalau bertanya dengan kalimat yang jelas dong!