Mercusuar disebut juga menara api, menara suar, atau menara angin adalah sebuah bangunan tinggi berbentuk menara dengan sumber cahaya di puncaknya. Mercusuar berguna untuk menandai daerah-daerah berbahaya, misalnya karang dan daerah laut yang dangkal, untuk membantu navigasi kapal laut. Sementara mercusuar dalam jiwa ibarat keyakinan teguh, menuntun kita ke tempat yang diinginkan.
Keyakinan ibarat mercusuar yang berdiri tegak dalam jiwa. Lahir karena malam atau kegelapan. Gunanya memberi isyarat bagi para pelintas udara dan samudera lewat kelap kelip cahaya diatas menaranya. Tidak sekedar memberi orientasi, tidak hanya membawa pelaut pada tujuan tapi juga memberi tahu dimana posisi mereka saat itu . Selama kompas sang pelaut tidak ngaco, mercusuar tidak akan pernah menyesatkan para penggunanya. Ada kepercayaan pada kerlipnya.
Keyakinan Melahirkan Tokoh dan Karya Besar Dalam Sejarah
Mercusuar itu pula lah yang telah menegakan Borobudur. Membuat Alexander the Great memperlebar negaranya dari Makedonia yang kecil sampai ke Asia.
Kisah serupa juga terjadi di tanah Arab. Mercusuar telah membuat seorang anak yatim piatu muncul ke panggung dunia dan keyakinannya telah mengisi milyaran jiwa umat manusia. Sebagai pemimpin agama dan negara pengaruh Nabi Muhammad telah berlangsung selama ratusan tahun dan mungkin hanya akan berakhir kala bumi beserta seluruh isinya hancur lebur.
Begitulah yang terjadi, sejak manusia meninggalkan gua dan menapakan kaki pada fajar peradaban, keyakinan mereka telah menulis sejarahnya sendiri. Melahirkan kisah tak terhingga atas pertumpahan darah, air mata dan tawa bahagia.
Keyakinan melahirkan penemuan sebanyak butiran air di laut, monumen-monumen dunia yang mengingatkan kita pada kisah masa lalu dan pencapaian yang ingin di raih di masa depan. Ketika banyak orang mengatakan tidak bisa, keyakinan lah yang memberi garis apakah ada perbedaan antara kita dan mereka.
Kerja Mercusuar Sebagai Penuntun Jiwa
Keyakinan akan selalu berpedoman pada mercusuar dalam jiwa. Penuntun dalam kegelapan tampil dengan banyak cara. Ada yang heboh, hiruk pikuk, penuh dendang meriah ala celebrity.
Tapi keyakinan sejati tampil seperti Himalaya, santun, tenang dan diam-diam. Mahatma Gandhi itu tidak pernah bersuara keras tentang apa yang diyakininya. Ia sangat percaya pada cinta dan welas asih.
Bahwa Rakyat India harus merebut kendali atas negaranya dia suarakan lewat AHIMSA,: Tanpa kekerasan. Bagi Gandhi mustahil membayangkan bahwa keadilan harus terwujud lewat darah dan nyawa. Nyatanya kepercayaan seperti itu telah menggerakan kejadian berantai yang tidak disanka-sangka. Dalam ketenangannya Gandhi sanggup menggulingkan kekaisaran maha besar dan mengembalikan kedaulatan negara kepada rakyat India.
Terakhir: Komitmen Gandhi yang konsisten terhadap keyakinan teguhnya telah membentuk realita negara India. Pertanyaannya sekarang adalah apa yang bisa kita capai seandainya membangkitkan gairah, konsistensi dan intensitas yang sama seperti mercusuar dalam jiwa seorang Gandhi?