Sekarang menjadi pedagang atau wirausaha tidak perlu lagi karena keterpaksaan gara-gara tidak diterima bekerja pada suatu institusi. Sekarang menjadi wirausaha adalah soal pilihan
Kemarin berjumpa dengan beberapa orang mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dan sudah memiliki bisnis masing-masing. Mulai dari usaha ala mahasiwaan seperti warung foto copy, warnet, bimbel sampai kepada mengelola pertanian dan real estate. Ngobrol santai dengan mereka, saya merasa muda dan membuat perspektif atas tahun-tahun yang sudah lewat dan sejenak berandai-andai untuk hal yang tidak berguna. Sekedar memanjakan ego, seandainya saya mempunyai energi dan dorongan yang kuat memulai bisnis saat seusia mereka, entah karya apa saja telah saya sumbangkan untuk masyarakat.
Banyak hal yang membedakan antara mereka dengan beberapa pengusaha UKM yang saya kenal yang memulai usahanya di usia dewasa. Adik-adik mahasiswa itu mempunyai kepercayaan diri yang tinggi. Mereka tidak takut dagangannya tidak laku jadi berani mencoba hal-hal baru. seperti membuat ice cream dari sayuran segar tapi memiliki rasa aneka buah. Saya mengatakan bahwa bisnis seperti itu sudah sangat segmented, menyasar mereka yang benar-benar peduli terhadap kesehatan sementara konsumen ice cream biasanya adalah generasi muda. Dia menjawab, " Harus ada yang mencoba. Sebagai perkenalan kita akan memanfaatkan sifat selalu tertarik pada hal-hal baru dari mereka. Dengan selalu inovasi dalam rasa dan tools marketing yang tepat, mereka tidak akan bisa menghindar. Produk seperti ini akan di terima pasar. "
Salah satu karakteristik dari seorang entrepneur sukses adalah keterlibatan mereka terhadap komitmen jangka panjang. Adik masiswa itu walaupun bukan secara gamblang menjelaskannya, namun rencananya untuk masuk ke kampus-kampus dan sekolah-sekolah dalam memperkenalkan es kream sayuran, saya pikir mereka sudah menapak dijalan yang tepat dalam menggapai sukses.
Dalam dunia usaha, tentu saja hadiah dari semangat dan kerja keras tidak hanya kepuasan batin tapi juga adalah uang. Dua serangkai yang mengaliri darah para pencipta peluang, inovator dan para pengambil resiko. Tapi uang disini lebih tepat digunakan sebagai alat ukur ketimbang tujuan. Kenalan baru saya mengamini hal ini dengan tertawa, " Senang ngobrol dengan ibu.." 🙂