Tertawa saja tidak cukup. Untuk keluar dari masalah pergunakan otak dan hati.
Hidup ini hanyalah serangkaian pilihan. Maka pilih lah untuk bahagia. Ketimbang menangis pilih lah tertawa. Ketimbang cemberut pilih lah untuk ceria. Ketimbang berkeluh kesah pilih lah mencari solusi. Dan ketimbang kecil hati pilih lah untuk memahami ketika mendapat hardikan seperti ini : " Ngomong mah gampang, namanya juga lidah tidak bertulang. Coba kamu yang susah seperti saya, kalau masih bisa ngomong seperti itu, potong kuping?!?"
Menjadi sinis dan pahit tidak akan menolong seseorang keluar dari kesulitannya. Alih-alih menghabiskan energi batin untuk menjilati luka-luka dan mendapat kesenangan dari sana, merasa sengsara sepanjang hari akan membuat kortisol (hormon stress) membanjiri tubuh yang pada akhirnya akan membawa depresi dan tekanan darah pun meningkat. Kalau sudah begini, tubuh yang sedang fokus mengadakan penyelamatan akan membuat otak berhenti bekerja untuk yang lainnya. Kita akan kelelahan dan seluruh kreativitas pun akan lenyap.
Yang membentuk inti kehidupan adalah bagaimana kita menangani kesusahan. Kalau terperangkap di dalam dan menganggap bahwa kesulitan itu permanen begitulah yang terjadi. Sepanjang hidup kita akan terus menerus di belit kesulitan. Sebab apapun yang mendominasi pikiran itulah yang terwujud dalam realita.
Kesulitan tidak pernah pernah menetap, sifatnya hanya sementara. Coba kan saja pada kesulitan usaha yaitu ketika omset menurun, jualan tidak laku sementara kewajiban kepada karyawan dan supplier harus tetap berjalan. Singkatnya pemasukan berhenti tapi pengeluaran seperti pendarahan yang tidak bisa dihentikan. Kalau kasus ini dianggap permanen oleh pemilik usaha, tunggu hari saja usaha bangkrut.
Dan menurunnya omset bukanlah kesulitan permanen. Ada cara-cara tertentu yang perlu dijalani agar customer kembali membeli, bahkan omset meningkat dan pengusaha keluar dari masalah ini. Apakah dengan mengubah strategi marketing, memperbaiki mutu produk, berinovasi dengan menemukan produk baru, meningkatkan pelayanan konsumen dan ribuan cara lainnya. Begitu pula jika kesulitan mendapatkan kerja, menemukan ladang bisnis atau hanya sekedar membiayai anak-anak sekolah. Allah tidak menghadirkan masalah tanpa menyediakan pemecahannya. Yang perlu di lakukan adalah berpikir, alih-alih macet di satu tempat, cari jalan alternatif dan coba semua kemungkinan.
Kebanyakan yang dilakukan orang yang terperangkap dalam keputus asaan adalah menganggap bahwa hidup berhenti bersama masalahnya. Mempersepsikan bahwa masalah menyeluruh, meliputi seluruh bidang kehidupan dan itu bersangkutan dengan mereka sebagai pribadi. Untuk yang terakhir amat sering kita menemukan orang yang merasa bahwa ada sesuatu yang tidak beres pada diri mereka, salah tempat dan waktu ketika dilahirkan.
Penciptaan kita sudah sempurna, entah itu waktu kelahiran atau orang tua yang dipilihkan Allah untuk kita. Bila hidup mengalir tidak seperti yang diangankan, itulah saatnya mencari ke dalam kira-kira apa saja kepercayaan-kepercayaan salah yang membuat semua itu terjadi. Berkonsentrasi pada kepercayaan yang melemahkan tersebut, amati dan katakan padanya, " Engkau akan berlalu, aku akan menemukan jalan keluar dari situasi ini "
Wallahu'alam bishawab