Mengantisipasi perubahan merupakan salah satu keharusan dalam bisnis
Cara-cara bisnis dijalankan dalam satu industri selalu berubah. Lihat saja pada harga cabe di pasaran yang tanggal 4 Januari 2011 kemarin, gak juntrungan meroket jadi 100.000/kg di Pasar Kosambi-bandung. Saya sudah bebera bulan ini mendengar keluh-kesah para pangusaha bandrek bahwa jahe segar langka di pasar. Begitu lah kerja industri, selalu berubah. Sekarang cabe dan jahe. Kemarin bawang merah, beras dan gula. Besok entah komoditas apa lagi yang akan membuat seluruh penduduk Indonesia ini resah.
Kebanyakan pengusaha atau pedagang kecil seperti saya tuh (pengusaha besar juga lah ) sibuk sendiri. Entah apa saja yang dikerjakan pokoknya mereka sibuk 24 jam. Bahkan waktu sehari tidak cukup. Jadi ketika terdapat tuntutan untuk memperhatikan perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan yang menyeret industri mereka, hasilnya adalah keluh kesah. Gagap, tunjuk sana-tunjuk sini dan korban pertama tentu saja pemerintah 🙂 . Memang sih pemerintah seharusnya lebih banyak terlibat dalam berbagai kebijakan preventif yang akan berpengaruh terhadap hajat hidup orang banyak, tapi kalau mereka tidak mampu, apakah kita harus tetap menunggu?
Berita tentang peningkatan suhu bumi yang membuat iklim bakal susah di prediksi sudah di dengung-dengungkan para pecinta lingkungan sejak bertahun lalu. Tapi begitu lah kita, sepanjang itu tidak dirasakan langsung, kita beranggapan itu bukan urusan kita. Atau lebih parah itu tidak ada sangkut pautnya dengan kita. Padahal itu urusan kita. Jika saja seluruh pelaku industri agro bersatu dan memberi perhatian terhadap perubahan iklim ini, saya yakin sedikitnya akan ada tindakan preventif terhadap kegagalan panen, hama dan matinya sejumlah tanaman. Begitu pula penanganan distribusinya pada saat-saat rawan seperti ini.
Tapi sudah lah! Tidak guna berandai-dandai. Mari kita berubah. Dunia ini bisa digerakan hanya jika pertama-tama kita lah yang melakukannnya. Jangan berharap pada orang lain, organisasi atau pemerintah. Mulai dari diri sendiri. Agar peka terhadap perubahan banyak cara yang bisa di lakukan. Paling penting sediakan waktu mengamati perubahan dalam industri kita. Hadirilah berbagai konferensi, seminar, baca kolom bisnis di koran-koran atau bersilancar di internet. Kuncinya: fokus pada lingkungan dalam industri kita. Mudah-mudahan dengan begitu bisa memprediksi kedatangan perubahan, tidak sekedar menjadi reaktif terhadapnya.
Wallahu'alam bishawab