My Thoughts – Pengen bisnis tapi tidak ada modal – Pengen usaha tapi modalnya dari mana? Pengen ini-pengen itu tapi gak mampu. Bahkan kepengen nyebrang jalan saja takut ketabrak mobil.
Sounds familiar? Ya itu adalah sejenis racun yang paling banyak penggemarnya. Saya tidak terkecuali. Sebentuk excuses umum dari dewan sejuta umat yang ingin berubah tapi kekeukeh bertahan di posisinya semula yaitu zona nyaman. Barusan mendengar satu lagi tentang keinginan memulai usaha tapi terbentur masalah fulus. Jadi terinpirasi nyampah di blog, buang unek2.
Mancing fulus denga fulus emang enak. Apalagi kalau tidak pakai kerja duit datang sendiri. Misalnya ketimbang capek bikin usaha yang tentu saja berisiko rugi dan ditipu orang mending duitnya di depositokan saja di Bank. Tiap bulan dapat bunga tanpa lelah. Tapi menurutku, mereka yang berpikir seperti ini tidak dalam situasi kepepet. Kecuali duitnya sebanyak milik Gayus, mendepositokan uang di bank saat ini sama saja dengan memutuskan hidup di bawah garis kemiskinan.
Pengen Bisnis – Mari Belajar dari Basri Kota
Yang pengen bisnis banget mari kita belajar pada Basri Koto, seorang anak miskin yang lahir pada tahun 1959 di Pariaman – Sumatera Barat.
Baca juga  Bisnis yang Lahir Dari Kreativitas
Semalam saya membaca kisah Bapak ini di buku Minangkabau Entrepreneur. Tidak banyak yang bisa diharap dari sang ayah yang berprofesi sebagai buruh tani. Maka untuk makan sehari sekali saja ibunya harus meminjam beras ke tetangga. Penderitaan Basri Koto yang kini populer sebagai Basko dan ibunya kian bertambah karena sang ayahpun meninggalkan mereka pergi merantau. Terbayang ya gimana pedihnya sebagai anak kecil dengan kekurangan seperti itu?
Saya pikir kepedihan seperti itu lah yang mendorong Basko yang sekarang menakhodai Bisnis Basko Group merasa kepepe. Ia harus melakukan sesuatu. Kemudian ia nekat pergi merantau ke Riau. Meninggalkan ibu dan kampung halaman. Padahal usianya masih amat muda.
Banyak pekerjaan yang dilakoninya sampai mendapat julukan orang kaya seperti sekarang. Menumpang di rumah orang, membantu pekerjaan rumah agar diberi makan. Jadi tukang cuci piring. Jadi kuli di pasar, dan macam-macam lagi.
Sekalipun Anda tidak bisa berenang tapi begitu kecebur ke kolam insting bertahan hidup yang di bawa sejak lahir akan keluar dengan sendirinya. Anda akan menggerakan seluruh kaki dan tangan agar tidak tenggelam. Begitu pula yang di lakukan Basko di Riau.
Baca juga Tertipu Dalam Bisnis
Untuk menyambung hidup Basko melakukan pekerjaan apa saja. Mulai membantu sopir oplet lalu diangkat menjadi kernet. Kedalaman cintanya terhadap bunda dan keluar menciptakan Basko yang hemat dan berhati-hati dengan uang. Semasa masih menjadi kernet ini pula Basko sanggup mengontrakan rumah dan memboyong ibu dan keluarganya pindah ke Riau.
Pengen Usaha? Ya Lakukan Sekarang!
Saya mengenal seorang anak muda menjual petai di Pasar Tangerang. Karena keterbatasan modal ia mulai dengan mengambil beberapa ikat petai dari toke lalu menjualnya secara eceran. Ia menjaga kepercayaan dengan langsung membayar petai yang sudah ia jual kepada juragan petai. Ia hanya mengantongi keuntungan.
Seiring berjalan waktu, bisnis petainya meningkat. Modalnya bertambah. Ia mulai mencari supplier petai sendiri.
Sekarang ia tak hanya bisnis petai tapi juga supplier sayuran ke resto-resto.
Ia memulai bisnis petai tanpa modal uang. Modalnya hanya kepercayaan. Jika sekarang ia sukses bukan karena modal dari orang tua.
Baca juga  Indonesia Bangkit : Beli Indonesia
Iya konsep memulai usaha harus pakai duit berlaku sekarang. Memang baik kalau ada yang memodali. Tapi kalau pun tidak ada, pergunakan modal yang telah diberikan Allah, otak. Pakai otak, kreatif lah, baik-baik dalam hal perilaku.
Pengen bisnis? Seperti yang dilakukan Nabi Muhammad beratus tahun lalu di masa mudanya, Basko dan bos petai memulai bisnisnya, awali dengan karakter. Ciptakan reputasi sebagai orang yang bisa dipercaya. Bangun kepribadian sebagai manusia mau belajar, mau kerja keras, dan tidak gengsian.
Bahwa mereka di atas pandai berkomunikasi, sebuah berkat. Itu bisa dipelajari.
yang paling penting lagi memanfaatkan setiap peluang sebaik-baiknya dan berkomitmen terhadap apapun yang dia kerjakan. Hal itu mengundang kepercayaan orang. Dengan kepercayaan ini sang bos petai memperoleh peluang untuk membawa petai ke rumah-rumah makan Minang tanpa membayar terlebih dahulu kepada juragan petai. Kalau ada yang mengatakan bodol alias bisnis dengan duit orang lain, Basko melaukannya. Bos petai melakukannya. Dengan bisnis petai dengan mengambil selisih harga yang lebih tinggi.
Jadi modal memang penting dalam memulai dan membangun bisnis. Tapi itu bukan berarti selalu uang kan? Bagaimana caranya bisnis tanpa modal? Baca kembali artikel di atas.
Mari jadi entrepreneur yang cerdik sekaligus berbudi