Mengapa Orang Melakukan Penipuan – Walau kejahatannya tidak seheboh Malinda Dee, atau uang yang digelapkan tidak sebesar milik Citibank, akhirnya nasib Selly Yustiawati alias Rasellya Rahman Taher juga berakhir di hotel prodeo. Wanita cantik ini dihukum 11 bulan penjara. Peristiwa ini diawali oleh Vica, warga Bogor yang melaporkan bahwa Selly telah menipunya Rp 10 juta dengan dalih bisnis pulsa. Setelah itu Satuan Reserse dan Kriminal (Satreskrim) Polresta Bogor kemudian memasukkan Selly dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) pada tanggal 4 Maret 2010. Selly ditangkap di Hotel Amaris Kuta, Denpasar, Bali pada Sabtu 26 Maret 2011. Â Selain itu, Selly diduga melakukan aksi penipuan dengan berbagai modus sejak 2006. Selly diduga meraup uang ratusan juta rupiah dari berbagai korbannya di Universitas Moestopo, Hotel Gran Mahakam, Kompas Gramedia, dan berbagai korban individu di Jakarta, Bandung, Depok, Bogor dan sejumlah kota lain. Sumber : Detik.com
- Baca di sini tentang:Â Â Gayus dan SBY
Mengapa Orang Melakukan Penipuan – Psikologi Para  Penipu
Saya pun pernah beberapa kali ditipu. Nyaris ditipu juga tidak sedikit. Begitu pun surat kabar, online news, TV, dan radio tidak kekurangan laporan soal penipuan setiap hari. Membuat saya bertanya pada diri sendiri, sebenarnya apa yang mendorong orang menipu? Mengapa mereka mencuri barang-barang yang bukan milik mereka? Apa yang terjadi dalam otak para pencuri? Tidak kah mereka merasa malu? Tidak merasa iba atau kasihan pada korbannya?
Pertanyaan-pertanyaan itu sangat mengusik. Terutama kalau ingat bagaimana dengan mudahnya saya nyaris ditipu lewat internet pada suatu masa. Membuat saya memaki diri sendiri sebagai bodoh karena mudah terpancing. Sekaligus bersyukur juga karena si penipu tak sempat menguras isi dompet saya. Tapi tetap saja kesalnya tidak hilang-hilang kalau ingat kejadian tersebut.
Rupanya banyak penjelasan secara psikologi mengapa seseorang melakukan penipuan. Salah satunya saya temukan pada tilisan Donald R. Cressey. Sejak tahun 1950 ia mengembangkan teori untuk menjelaskan mengapa orang melakukan penipuan. Cressey, seorang kriminolog menjabarkannya dalam teori yang disebut ‘Penipuan Segitiga’. Ini adalah teori untuk memahami dasar-dasar penipuan.
Menurut Cressey, ada tiga elemen hadir dalam setiap penipuan: Motivasi, Peluang dan Rasionalisasi.
- Baca di sini tentang:Â Â Integritas Seorang Entrepreneur
Mengapa Orang Melakukan Penipuan – Motivasi Para Penipu
Dalam elemen motivasi para penipu ini, Cressey mengatakan bahwa seseorang merasa tekanan atau merasa perlu melakukan penipuan atas banyak faktor. Mungkin didorong kebutuhan keuangan seperti tagihan medis yang tinggi atau hutang yang menumpuk. Keinginan memiliki barang-barang mewah tapi tak punya uang juga bisa membuat seseorang melakukan penipuan. Menipu juga dilakukan seseorang yang terdesak kebutuhan berprestasi di tempat kerja. Seseorang terbelit perjudian dan bahkan obat-obatan juga jadi latar belakang mengapa orang melakukan penipuan. Jadi menipu orang lain itu tidak selalu harus berdasar kebutuhan keuangan. Kebutuhan-kebutuhan psikologis lain yang minta dipenuhi adalah daya ungkit bagi otak-otak jahat untuk merugikan orang lain.
Baca juga:
- Tipu-tipu Dalam Bisnis Gula Aren
- Tertipu Dalam Bisnis
- Penipuan di Internet itu Nyata.
- Segmen Motivasi Blog Travel Blogger
- Pesona Uang Dalam Kehidupan
Kesempatan Untuk Menipu
Ketika ada kebutuhan, penipu mencari kesempatan untuk melakukan aksinya. Lingkungan seperti tempat kerja selalu jadi target utama. Karyawan yang memiliki akses tertentu terhadap catatan, dokumen berharga atau informasi penting lainnya memberi jalan pada mereka untuk melakukan penipuan. Ini lah terkadang yang melatar belakangi mengapa orang melakukan penipuan.
Sebelumnya mungkin juga pernah mendengar cerita dari karyawan lain, bahwa majikan sekarang pernah ditipu sebelumnya dan penipunya lolos begitu saja. Jadi, akses internal serta pengetahuan tentang apa yang terjadi dalam perusahaan memuluskan jalan calon penipu untuk melakukan aksinya.
Rasionalisasi Para Penipu
Mengapa orang melakukan penipuan? Penipu selalu merasionalisasi perilaku mereka dengan meyakinkan sendiri bahwa melakukan penipuan oke. Misalnya, “Saya layak mendapatkannya, saya hanya ingin berbagi, setelah ini selesai”.
Penipu juga merasionalisasi perilaku mereka dengan meyakinkan diri sendiri bahwa mereka hanya ” meminjam “. Jika itu berupa uang, suatu hari nanti mereka akan mengembalikannya. Beberapa penipu mungkin mengatakan bahwa seseorang atau perusahaan cukup kaya. Uangnya banyak jadi tidak akan berpengaruh terhadap jalan usaha bila diambil sedikit.
Cara Mencegah Penipuan
Bila lingkupnya perusahaan, pengusaha bisa mengambil tindakan untuk menghindari penipuan yang akan terjadi. Pelajari tentang segitiga penipuan lalu ambil kendali terutama pada jalur-jalur yang memungkinkan penipuan bisa terlaksana. Misalnya membatasi akses ke informasi penting dan dokumen-dokumen lain yang memungkinkan seseorang bisa melakukan penipuan.
Tapi kalau yang melakukannya teman seperti yang dilakukan Selly kepada Vica dan teman-temannya yang lain, bagaimana? Belum lagi seperti yang terjadi di kota-kota besar Indonesia, orang susah yang menipu sesama orang susah? Bagaimana pula cara mengatasinya?
Mengapa orang melakukan penipuan? Banyak alasannya. Sebanyak juga jawaban yang mengemuka. Anda punya jawaban? Mari silahkan ditambahkan 🙂