eviindrawanto.com| Saya menemukan tempayan hias ini saat berhenti makan siang di sebuah warung di tepi Jalan Banjaran Raya – Bandung. Tak tahu apa nama seni seperti ini yaitu mematung, memahat dan melukis sekaligus. Ceritanya dalam tempayan itu adalah lansekap pedesaan cantik di bawah kaki gunung. Sebelah depan terdapat ceruk penampungan air yang mengalir dari selang plastik di sebelah kiri. Di kanannya terselip lampu bohlam kecil yang kalau dinyalakan membuat reliefnya lebih jelas dan cantik. Saya pikir bila desa cantik dalam tempayan ini diletakan di ruang kerja, dengan gemercik air yang berdesah pelan itu, bisa berguna mengusir stress.
Idenya boleh. Apa lagi tempat tinggal yang tak punya halaman seperti di apartemen. Cuma yang disayangkan tempayan wadahnya itu. Kurang cantik. Keratan membuat lubang pada badan tempayan juga tidak rapi. Jadi kurang menarik bila hendak dijadikan sebagai hiasan ruang.