Orang Minang dengan cabe bagai api dengan asap: Tak terpisahkan. Entah bagaimana kisahnya dimulai, yang jelas cabe digunakan hampir dalam semua masakan. Tak terbayangkan rendang tanpa cabe. Kalio, pangek, palai, asam padeh, gulai dan samba uwok adalah sedikit menu masakan Minang yang tak mungkin hadir tanpa cabai.
Yang dominan dari cabe adalah rasa pedasnya. Lalu apakah semua masakan padang terasa pedas? Menurut saya tidak juga. Dari blognya Indra J Pilliang saya baca bahwa cabe yang tumbuh di Sumatera Barat memang lebih pedas dari daerah lain. Tapi tampaknya orang Minang lebih tergila-gila kepada cabenya dari pada kepada dominasi dari rasa pedas. Buktinya mereka tidak menggunakan cabe rawit untuk meningkatkan rasa terbakar. Paling kalau mau lebih hot, memperbanyak penggunaan cabe merah keriting. Kalau menggunakan cabe rawit mungkin berasa selingkuh kali ya.
Wilayah-wilayah tempat tinggal suku Minangkabau berada dibawah empat kaki gunung utama: Merapi, Singgalang, Tandikek dan Sago. Kampung saya yang terletak di apitan Gunung Merapi dan Singgalang, dinginnya ampun-ampunan pada waktu pagi, sore dan malam hari. Apa lagi kalau sedang musim hujan. Menggigil. Karena itu disini juga mudah bersirobok dengan halimun. Bahkan kadang sekitar jam sepuluh pagi baru kabut tebal itu perlahan lenyap dari pandangan. Untuk udara seperti itu kita membutuhkan sesuatu untuk menghangatkan badan. Karena tidak boleh mengkonsumsi arak atau minuman berakohol lainnya rupanya cabe diambil sebagai solusi oleh nenek moyang saya.
Dalam antropologi, kebudayaan dianggap sebagai suatu kumpulan dari gejala-gejala tertentu yang diorganisir melalui pola perilaku, benda-benda, ide-ide, kepercayaan dan perasaan. Halnya dengan cabe, selain rasa pedas, saya pikir ada hubungan istimewa antara warna merah di cabe dengan adat dan Minangkabau.Memang ada menu yang menggunakan cabe hijau seperti pangek itik, tapi tidak umum. Merah kita temukan pada tenunan seperti pada pakaian adat dan ukiran-ukiran di rumah gadang. Mereka pasti memiliki keterkaitan makna satu sama lain. Begitu pula dengan bendera adat (marawa) yang terdiri dari hitam dan kuning dan merah diletakan di tengah sebagai pemisah. Dan cabe sendiri sudah disimbolkan pada alim ulama yang memiliki sifat pedas dan tegas. Bagaimana dengan warna merah ya?
Ada yang tahu?