Terperangkap
Di pabrik kami, jika sedang musim hujan lebah-lebah akan berdatangan. Mereka menggeriung di halaman sebab semerbak gula arenĀ dari dalam telah membuat mereka gila. Walau begitu karena setiap lubang angin di tembok berkawat nyamuk dan pintu ditutup rapat sukar bagi mereka menembus masuk. Tapi ada satu atau dua lebah yang entah dengan cara apa akhirnya menemukan jalan masuk. Untuk mereka yang tangkas ini terpaksa diberi tindakan tegas, diusir agar tidak mencemari barang produksi. Ketika pengusiran inilah realita terungkap, mereka terperangkap, kalang kabut tidak bisa menemukan jalan keluar. Mungkin karenaĀ panik sekarang tidak melihat bahwa pintu sudah terbuka, malah dengan membabi buta menabrakan diri ke dinding dan kawat kassa.
Alam Terkembang Jadi Guru
Alam takambang (terkembang) jadi guru, kata nenek moyangku di Minangkabau sana. Dan akupun belajar dari lebah. Bahwa lebah yang terperangkap itu jelas mempunyai motivasi besar untuk mendapatkan kehendaknya. Walau pintu selalu tertutup tapi ada saatnya terbuka yaitu saat karyawan perlu keluar dalam melaksanakan suatu keperluan. Hanya saja mereka melakukan tidak dengan efektif. Wilayah produksi kami tertutup untuk segala jenis serangga. Jika cuma sekedar mencicipi gula mereka bisa menikmatinya di luar karena jatah mereka kami siapkan disana.
Ah tapi itu lebah, yang hanya mengandalkan insting hewani primitif dalam mempertahankan keberlangsungan hidup. Kita manusia yang jelas mempunyai otak lebih berkembang ternyata sering pula mengikuti pola kerja tak efektif tersebut. Melakukan hal yang sama secara berulang tapi terheran-heran dipenghujung hari, ” lah kok belum berhasil juga yah?”.
Mari Rombak Polanya
Mengikuti pola yang sudah dikenalĀ relatif kurang beresiko dan tak ada saraf-saraf yang berontak dalam tubuh. Kabar baiknya kita merasa nyaman berada di sana dan berpikir kita bahagia. Kabar buruknya, mana ada sih kebahagiaan yang abadi? Bahagia dalam konteks sosial ibarat ABG yang mencari jati diri, terus berubah, baik kadar maupun penyebabnya. DanĀ sukses bekerja dengan cara itu. Dia menuntut setiap orang yang menginginkan agar meloncat keluar dari kotak, mencoba hal baru, mencari cara lebih efektif dan menanggung beberapa resiko.
Cara untuk berubah tentu saja bermacam-macam, namun intinya adalah memutus atau mengintrupsi pola lamaĀ dan mengadobsi pola baru. Misalnya mau lebih kurus 1o kg, lihat pola makan dan olah raga yang selama ini dilakukan. Kalau kebanyakan ngemil, hentikan atau ganti dengan kemilan lebih sehat seperti buah kaya serat. Berhenti makan setelah jam 6 sore, menambah jam olah raga perminggu dll. Pokoknya satu-satunya cara untuk berubah adalah keluar dari pola lama, buat pola baru yang lebih efektif.
Siap transformasi?
Photo