Novel Petualangan Remaja – Menemukan novel ini saat membersihkan rak tempat tidurnya si bungsu. Entah sudah berapa bulan tidak terkena kain lap. Debunya sudah tebal. Melihat tulisan di belakangnya: Murders, Mob Bosees, an Convicts..These guys are not your average neighbors, terus ngintip sedikit kedalamnya langsung memutuskan ikut membacanya. Apa lagi membaca ratingnya di Amazone: ” Buku Terlaris New York Times yang merupakan fiksi sejarah dengan sedikit misteri tentang hidup di Alcatraz. Bukan sebagai tahanan, tetapi sebagai seorang anak yang bertemu dengan beberapa penjahat paling terkenal dalam sejarah kita. Al Capone Does My Shirts telah menjadi buku klasik untuk dibaca semua anak!”
Bagaimanapun saya tumbuh bersama  novel-novel petualangan serupa. Contohnya seperti novel Lima Sekawan, Hardy Boys, dan sejenisnya adalah bacaan harian saya di masa remaja. Jadi Al Capone Does My Shirts ini membawa saya bernostalgia dengan masa muda.
Penjara di Pulau Alcatraz yang Jadi Momok
Tokoh utama dalam novel ini adalah Moose Flanagan. Anak lelaki usia 12 tahun, yang pada tahun 1935 pindah ke pulau Alcatraz bersama keluarganya. Seperti kita tahu disini dibangun penjara paling ketat sedunia tapi paling sering juga ditinggal kabur secara bersejarah oleh beberapa penghuninya. Maklum yang nginap disini bukan kelas maling ayam melainkan penjahat kelas kakap seperti Roy Gardner, Machine Gun Kelly dan tentu saja Al Capone.
Baca juga : Penjara Jongkok Dari Kegelapan Jiwa Manusia
Sementara Al Capone, nama aslinya adalah  Alphonse Capone , terkenal juga sebagai Scarface. Lahir 17 Januari 1899, Brooklyn , New York , AS dan meninggal 25 Januari 1947, Palm Island, Miami Beach , Florida. Al Capone adalah gangster era Larangan Amerika, yang mendominasi kejahatan  terorganisir kejahatan di Chicago 1925-1931. Ia mungkin adalah gangster paling terkenal dari Amerika Serikat
Sebetulnya Moose ingin seperti anak lelaki biasa. Patuh pada orang tua, menjauh dari segala masalah dan menjaga Natalie sang kakak yang menderita autisme selagi kedua orang tua mereka bekerja. Namun tinggal di dekat para penjahat yang paling jahat sehingga tak satupun penjara yg menginginkan mereka, tak banyak pilihan untuknya.
Menara penjaga dan petugas keamanan bersenjata laras panjang selama 1X24 jam adalah keseharian si remaja Moose. Apalagi dia berteman dengan Piper Williams, putri sipir penjara yang cantik, cerdas dan liciknya ampun-ampunan. Moose sering memikirkan Piper dan jadi tak yakin mana yang lebih mengerikan Al Capone atau gadis itu.
Cerita dari Pulau Alcatraz ini membawa banyak pesan untuk remaja manapun di dunia.
Baca juga : Petualangan Keluarga di Negeri Jiran, Perjalanan Kuala Lumpur – Penang
Novel Rekomendasi Untuk Remaja Berjiwa Petualang
Gennifer Choldenko menulis buku ini dengan gaya humor yang mendalam. Sudah lama saya tak menghabiskan satu novel dalam satu malam. Al Capone Does My Shirts sanggup menghidupkan mata dan begadang menjelang jam 3 tiga pagi cuma gara-gara penasaran pengen tahu bagaimana akhir kisahnya.
Gaya bahasa yang digunakan Choldenko sanggup membawa kita masuk ke dalam dunia Moose yang berusia 12 tahun itu. Lugu, lucu, penuh petualangan cerdas dan sepertinya dunia tak menyimpan kepahitan apapun. Namun itu bukan berarti novel ini tak menguras emosi.
Saya menangis membayangkan adegan sedih seolah dalam film. Ikut juga menangis saat membaca bagian yang mengharukan dari kehidupan Moose. Itu ketika dia harus menghadapi seorang diri saat Natalie berjuang keluar dari ketidak normalannya. Begitu juga ketika orang tuanya sibuk dan dia adalah anak yang normal maka harus seorang diri menghadapi rasa kesepian akibat tanggung jawab tersebut.
Moose mestinya adalah gambaran dari anak lelaki manapun di dunia. Hanya satu kekecualiannya, tak semua anak lelaki pernah tinggal di Pulau Alcatraz. Apa lagi cucian keluarga diurus oleh para napi yang tinggal dalam penjara.
Al Capone Does My Shirts ini benaran keren. Coba ikutan baca deh. Gak nyesel
Salam,