Kalau beli kecap di pasar kecenderungan saya memilih kalau bukan Bango, pasti ABC yang diikuti kemudian oleh Indofood. Dalam persepsi saya tiga merek kecap tersebut memiliki rasa yang enak, kualitas unggul dengan mutu terjamin. Kalaupun pernah beli SH, kecap yang cuma beredar di Tangerang, sekedar mencoba dalam memenuhi keingin tahuan akan rasanya. Setelah itu akan balik pada kecap Bango.
Begitulah yang terjadi bila sebuah merek sukses menjadi pemimpin di pasar. Sekalipun mengerti sedikit tentang marketing bahwa faktanya merek nomor satu tak selalu menjamin kepuasan nomor satu, toh saya mudah saja tercebur pada cara berpikir konsumen pada umumnya. Bahwa merek yang paling banyak dikenal berkonotasi dengan keunggulan produknya. Dan beberapa minggu lalu beli beberapa botol merek Kokita. Setelah semua asumsi disingkirkan dan ketika yang tinggal cuma fakta, susah membedakan mana yang lebih enak antara Kokita dengan kecap yang biasa saya gunakan.
Membangun merek yang unggul seperti tiga diatas tentu bukan pekerjaan satu malam. Merek bisa dibangun berdasarkan apapun sepanjang selalu sejajar dengan nilai-nilai yang dianut pelanggan. Komunikasi konsisten dari semua elemen (manajamen dan bauran pemasaran) menciptakan citra dalam konsumen bahwa merek tersebut akan menghindarkan mereka dari suatu masalah. Kekuatan tersebut tak sekedar menyelesaikan tapi juga yang pertama yang muncul dari benak mereka saat membutuhkan. Kalau sudah begitu perusahaan tinggal jualan deh!
Yaaaaiiiii..Mudah-mudahan Arenga suatu saat juga bisa seperti itu.