Waktu sudah menunjukan sekitar pukul empat sore. Setelah meninggalkan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, kami sampai di Pasar Krui. Ini adalah ibu kota Kecamatan Pesisir Tengah, Kabupaten Lampung Barat. Setelah menempuh sekitar 6 jam perjalanan dari Bandar Lampung, merasa lega akhirnya kesampaian juga main di Krui dengan kota kecamatan Pesisir Tengah – Lampung Barat ini.
Matahari pukul empat yang memancar searah kami datang, membuat kota kecil ini ditelungkupi bayang redup di bawah langit biru. Dan sedikit temaran warna jingga memperindah tampilannya. Ditambah lagi temaram di kejauhan.
Sesaat melewati Jalan Merdeka dan masuk Jalan Jaya Wijaya mata saya di sergap oleh sisa kegiatan pasar yang terletak di sebelah kiri. Terlihat beberapa orang Bapak tengah melakukan transaksi ikan. Mungkin sisa tadi pagi atau baru naik dari laut, saya gak tahu pasti.
Keunikan Krui di Pesisir Tengah Lampung
Krui merupakan kota pesisir yang menghadap langsung pada samudera hindia. Selain bertani dan berdagang mata pencaharian penduduknya mencari ikan di laut. Tak jauh dari sana ada tempat pelelangan ikan bernama Kuala Stabas.
Laut sebagai sumber ekonomi utama daerah ini ditandai dengan pendirian patung ikan Blue Marlin di alun-alun kota. Konon di sekitar perairan laut Krui memang banyak terdapat ikan ini. Bahkan kuliner yang paling terkenal disini adalah bakso ikan blue marlin.
Sejak siang perut hanya dapat ganjalan roti. Maka begitu sampai di Krui di Pesisir Tengah ini mata langsung saja jelalatan. Mencari rumah makan untuk menjinakan naga-naga di dalam. Mumpung main di di Krui Lampung, dekat desa nelayan pula, mata mencari tempat makanan yang bisa mewakili kuliner daerah ini.
Sayangnya sudah dua kali bolak-balik sekitar jalan Kesuma, tempat makan yang menonjol lagi-lagi cuma RM Padang. Dalam hati saya bertanya-tanya kemana gerangan Seruit, Gulai Taboh, Pindang baung dan teman-temannya itu? Masa iya tidak ada yang kepikiran membuka rumah makan menu khas Lampung disini? Bahkan saya juga mencari warung bakso ikan blue marlin yang banyak dibincangkan orang sebagai makanan khas pesisir Lampung Barat ini. Namun menurut bapak yang ditanyai warung itu tak ada disana.
Ya begitu lah keunikan Krui di Pesisir Lampung ini. Lebih mudah menemukan rumah makan padang ketimbangan rumah makan dengan kuliner khas Lampung.
- Baca di sini tentang: Pantai Tanjung Setia Lampung
Penginapan di Krui Lampung
Setelah menjinakan piraan di RM Padang baru lah bergerak mencari hotel. Krui dengan pantainya yang cantik dan ombaknya yang tinggi sekarang terkenal sebagai tempat bersilancar bagi para bule dan maupun pesilancar lokal. Jadi tidak sukar menemukan penginapan disini. Di sekitar Pasar Krui ada Monalisa Stabas, Wisma Selalau dan beberapa losmen kecil. Mendekati pantai Labuhan Jukung dan Pantai Tanjung Setia juga ada guest house dan beberapa cottages. Saya lihat semua memang bukan tempat penginapan mewah. Mungkin karena kebanyakan tamu yang datang kesini adalah backpackers atau golongan ekonomi lemah seperti kami hehehe…
- Baca di sini tentang keceriaan anak-anak Kuri : Mari Main Kelereng – Keceriaan Suatu Pagi
Setelah beres dengan hotel tiba saatnya menkmati sunset di Labuhan Jukung. Tapi soal Labuhan Jukung dan Pantai Tanjung setia tunggu di notes berikutnya ya 🙂
Salam,
— Evi