Sebetulnya saya bukanlah penggemar mie instan atau jenis makanan instan lainnya. Karena blogosphere Indonesia sedang ramai oleh lomba menulis tentang Sotoji, soto jamur instan yang diaku sebagai kaya serat, saya jadi tertarik mencoba. Maka ikut lah mengisi form minta sampel yang langsung mereka respon dengan tibanya tiga bungkus Sotoji di rumah saya dua hari kemudian. Layanan customer yang prima! Point pertama!.
Sohun terbuat dari tepung beras tapi sebutannya bisa dimasukan ke dalam kelompok mie yang terbuat dari terigu. Dalam persepsi saya selama ini mie instan itu jenis makanan tak sehat. Bukan saja karena gurihnya yang berlebihan tapi juga tidak memiliki serat. Kalaupun ada sejumput sayur kering yang dimasukan oleh beberapa merek, prosesnya terlalu advance sehingga diragukan kandungan gizinya.
Sotoji rupanya menikung dari perjalanan normal kisah mie instan. Perhatikan:
- Â Sotoji adalah sohun yang terbuat dari tepung beras. Artinya untuk bahan baku tak perlu mengandalkan terigu yang saat ini masih diimpor. Kalau mau memasukan unsur nasionalisme disini mereka boleh dipujikan sebab beras lebih banyak di produksi dalam negeri ketimbang tepung terigu. Poin kedua!
- Sudah begitu jamur tiram juga tak perlu diimpor karena sudah banyak petani yang membudidayakan. Jadi Sotoji seratus persen konten dalam negeri. Poin ketiga!
- Klaim mereka terhadap soto jamur instan kaya serat harus kita aminkan karena dalam paket sotoji memang ada jamur tiram kering. Bukan bumbu rasa jamur , jamur-jamuran, atau serpihan sayur kering rasa kimia sintetis. Poin keemat!
Setelah mencoba, rasanya ternyata juga tak mengecewakan. Cukup memadai lah untuk menyamai soto dapur yang terbuat dari bahan-bahan segar. Poin kelima!
Menurut saya, Sotoji ini cocok untuk sarapan, ganjel perut di sore hari dimana jam makan malam masih lama, teman begadang, bekal naik haji atau perjalanan, piknik di alam bebas atau makan iseng sekedar menghibur diri 🙂
Setelah dapat lima poin diatas, ada satu pesan saya untuk Sotoji dan tolong diperhatikan. Instruksi cara memasak hendaknya sedikit di rubah. Pada poin pertama tertulis : ” Rebus Sohun dan Jamur Tiram Goreng ke dalam 400 cc (2 gelas) air mendidih selama 2 menit sambil diaduk-aduk”
Usul saya, pisahkan memasak Sohun dan Jamur Tiramnya sebab kedua bahan ini memiliki karakter berbeda. Untuk sohun 2 menit memang sudah cukup tapi untuk Jamur Tiram, alamaaaakkk, masih keras. Hasil masakan dari bungkus pertama saya kemarin gagal karena masalah ini. Sohunnya sudah lembek jamurnya masih keras. Ketika waktu masaknya ditambah, malah sohunnya jadi “lodoh” (istilah apa sih ni?).
Okay PT. Tri Rastra Sejahtera, semoga sukses dengan Sotojinya 🙂
Salam,
–Evi