Leuit Simbol Kedaulatan Pangan – Di kampung saya, Magek-Bukittinggi, lumbung padi sudah tak digunakan lagi. Maka tak aneh melihat Rangkiang (lumbung) yang biasanya berdiri di depan rumah gadang sama merananya dengan rumah gadang itu sendiri. Masyarakat sepertinya sepakat seluruhnya masuk dalam sistem ekonomi moderen. Surplus padi tak lagi disimpan sebagai cadangan makanan melainkan dijual ke pasar. Uang hasil penjualan baru disimpan ke bank.
Berbeda dengan Kesatuan Masyarakat Banten Kidul atau Kasepuhan Banten Kidul yang hidup di lereng gunung Halimun. Disini ada Leuit, lumbung padi yang bisa dijadikan sebagai simbol kedaulatan pangan. Sebab nenek moyang mereka tak membolehkan padi dijadikan komoditi. Aturan tersebut dipegang erat sampai sekarang. Produk pertanian lain boleh dijual tapi padi tidak. Pernah saya tanya pada seorang penduduk Kasepuhan, apa hukumannya jika larangan di langgar? Menurutnya tidak ada hukuman dari para tetua adat, hanya tidak seorangpun diantara penduduk yang berani menyimpang aturan karuhunan (nenek moyang). “Pamali” katanya.
Baca juga:Â Â Wisata Bandung Dalam Satu Hari
Leuit Simbol Kedaulatan Pangan Masyarakat Sunda
Maka surplus sawah disimpan dalam suatu bangunan kecil bernama Leuit. Bangunan yang berdiri diatas empat tiang kayu, berdinding bambu dan beratap rumbia ini dimiliki oleh hampir seluruh rumah dalam Kasepuhan Banten. Pertama melihat, dulu, saya pikir itu rumah mainan anak-anak atau gudang penyimpanan alat-alat pertanian. Tapi karena jumlahnya banyak dan tersebar di seluruh desa baru tahu kalau bangunan itu adalah penyebab mengapa masyarakat di desa itu tak pernah kuatir pada kenaikan harga beras di pasar. Mereka punya lumbung padi yang selalu terisi.
Dalam kekisruhan produksi padi nasional dan intaian bahaya kelaparan yang memaksa pemerintah Indonesia mengimpor beras, kecerdikan nenek moyang orang Banten dalam membangun sistem leuit berhasil menghindarkan anak-cucu mereka ikut2an resah pada sistem perberasan Indonesia saat ini. Leuit Simbol Kedaulatan Pangan mereka benar-benar bekerja.
Dalam sistem Leuit, masyarakat Kasepuhan Banten takan kekurangan beras. Kok bisa? Begini ceritanya:
Leuit diatas disebut Incu Buyut, lumbung-lumbung kecil yang dimiliki warga. Lumbung kecil ini dibawahi oleh Leuit si Jimat, lumbung besar yang terletak dekat Imah Gede, yaitu tempat tinggal kepala adat Kasepuhan Banten Ciptagelar. Dulu di kepalai Abah Anom dan setelah wafat sekarang digantikan oleh Abah Ugi, anak beliau.
Baca juga:Â Â Masyarakat yang Saling Mempercayai
Fungsi Leuit Simbol Kedaulatan Pangan terlihat jelas di Ciptagelar. Tiap tahun Kasepuhan Banten Kidul ini menggelar upacara adat Seren Taun. Ini semacam acara syukuran setelah panen. Dalam acara ini Incu Buyut menyumbangkan padi untuk mengisi Leuit si Jimat. Besarnya tergantung kemampuan warga. Nah bila sesuatu terjadi, sawah warga tak bisa panen, mereka boleh meminjam kepada Leuit si Jimat. Itu lah bentuk kearifan lokal yang membuat mereka berdaulat atas pangan sendiri.
Leuit juga berfungsi sebagai simbol status sosial. Tambah banyak Leuitnya tambah tinggi gengsi pemiliknya.
Bagaimana menurutmu, temans? Perlukah hal seperti ini jadi contoh bagi kita?
Salam,
Evi