Nama Roy Sembel cukup meyakinkan saya untuk membeli buku manajemen seriesnya yang berjudul Don’t Let Anybody or Anything Control your Life. Tampaknya ini buku kuno, terbitan tahun 2002. Saya menemukan di toko buku bekas saat jalan-jalan di Bandung. Sekalipun yang saya beli buku baru, masih disampul plastik, merasa wajar ketika toko buku memberi diskon cukup besar. Untuk saya yang sedang berusaha menaikan nilai rapor kehidupan tentu yang penting isi buku, bukan tahun terbitnya. Untuk pertama kali pula saya tahu bahwa sifat negatif dan kesuksesan ternyata bisa berjalan seiring.
Yang menyenangkan dalam membaca buku-buku self-help, seperti juga cerita traveling, saya tidak perlu bergulat terlalu dalam pada konsep. Bahkan seperti menikmati es campur sari di pojokan Lapangan Gasibu. Saya bisa menjelajah citarasa dengan aneka kutipan dari buku-buku terkenal. Seperti yang dilakukan Aribowo Prijosasono dan Roy Sembel dalam buku Dont’t Let Anybody or Anything Control Your Life.
Gurih seperti Soto Bandung. Ramah di otak seperti bubur kacang hijau. Tapi tentu saja sehat seperti sup ayam (chicken soup). Saya tinggal melahap tanpa berpikir panjang.
Baca juga : Buku dan Mimpi Utopia Saya
Sisi Terang Sifat Negatif
Seperti dalam salah satu bab dari buku Pak Sembel ini yang membahas tentang sisi terang sifap negatif, bahwa kesuksesan itu tidak hanya diperuntukan bagi mereka yang bersikap positif. Untuk memantapkan argumen, Sembel meminjam ide dari buku : Thick Face Black Heart, karya penulis Amerika keturunan Cina.
Chin-Ning Chu mengatakan bahwa sukses tidak memiliki peraturan tertentu. Sukses dapat menyapa mereka yang berjuang setengah mati, tetapi dapat juga menjangkau mereka yang berjuang setengah hati. Mereka yang nempromosikan teori pemikiran positif sejauh ini telah gagal menyadari bahwa sukses itu menghampiri mereka yang bersikap positif maupun negatif.
Baca juga : Memahami Sifat Dasar Kemanusiaan Kita
Mr. Chu memberi contoh pada tokoh terkenal Amerika Mark Twain (penulis kisah-kisah Tom Sawyer) yang menurutnya adalah pribadi yang sangat pesimis dan skeptis sarkastik.
Sekalipun sikap hidup seseorang tidak selalu tercermin dari tulisannya, saya memahami apa yang dimaksud Chin-Ning Chu dengan sikap pesimis, skeptis dan sarkastik dari seorang Mark Twain. Ketika remaja saya adalah penggemar seri The Advenuture of Tom Sawyer. Saya juga memiliki The Adventures of Huckleberry Finn dan The Celebrated Jumping Frog of Calaveras County. Terutama mereka yang pernah membaca kisah The Jumping Frog, pasti tahu apa yang dimaksud skeptis sarkastik oleh Mr. Chu ini.
Baca juga : Tulisan Bisnis Gula Aren di Majalah
Pada akhirnya kualitas unik seperti itu lah yang membuat seorang Mark Twain menjadi karakter menarik seperti karya-karyanya. Sifat negatifnya telah menempatknya dalam barisan jenius sastrawan yang memperoleh tepuk tangan dunia.
Sifat Negatif dan Kesuksesan Paman Gober
Para penggemar serial kartoon pasti mengenal Paman Gober, tokoh “Si Pelit”dalam cerita Donald Bebek. Sekalipun hartanya berlimpah, seumur hidupnya Gober tetap pelit membelanjakan uangnya. Bahkan untuk keperluan sendiri saja dia berprinsip; kalau bisa gratis ngapian harus bayar?
Jadi gak aneh ya Paman Gober sangat sukses membesarkan kekayaannya. Seluruh uang diinvestasikan dalam saham yang dia kumpulkan dalam satu bangunan bernama Gudang Uang.
Program Kesuksesan
Lebih lanjut Sembel mengatakan sebagian besar dari kita memang telah diprogram untuk meyakini bahwa tingkah laku serta kecenderungan tertentu dinilai positif, dan yang lain negatif. Biasanya kita menganggap bahwa orang yang sukses adalah mereka yang memiliki sifat positif. Jika kita negatif, kita pasti akan gagal dalam kehidupan, kecuali jika kita mengubah sikap itu menjadi positif.
Karena itu tidak aneh bila banyak buku, seminar,maupun pelatihan yang lebih berorientasi untuk mengubah sifat dan sikap kita daripada memusatkan perhatian pada upaya meraih sukses.
Terakhir, Chin-Ning Chu menyatakan bahwa kita bisa saja menjadi senegatif yang kita inginkan seperti mudah marah, mengomel, dan mengutuk sepanjang jalan sambil menjalankan apa yang seharusnya kita kerjakan untuk mencapai sukses.
Baca juga : Negatifisme
Perspektif Saya Mengenai Sifat Negatif dan Kesuksesan
Menurut saya, yang diatas itu adalah sudut pandang. Sudut pandang dari seseorang yang melihat ada sisi terang dari sifat negatif. Melihat sifat negatif secara positif. Yang namanya sudut pandang, tentu sah-sah saja. satu lingkaran terdiri dari 360 derat. Memberi spotlight pada sekian derat sifat positif ya ok saja. Berguna memperkaya pengetahuan dan meregang wawasan.
Namun pahamilah bahwa memang ada bagian dari sikap negatif yang tidak mempengaruhi sukses seseorang. Terutama juka sukses hanya bertujuan sukses, tak memperdulikan bagaimana cara meraihnya.
Ketahui pula banyak orang juga telah gagal meraih sesuatu gara-gara sifat negatif. Sifat yang menggagalkan mereka duduk di singgasana cita-cita. Mark Twain itu kasus diluar kebiasaan. Meski julukannya adalah sastrawan, dia diposisikan orang sebagai penghibur.
Yang jelas kita semua tak menyukai berdekatan terlalu sering dengan orang negatif. Mereka akan menghisap habis energi postif kita. Dan itu sangat melelahkan. Jadi berhati-hatilah memakai sifat negatif ini. Tingkatkan kesadaran penuh kapan bisa dipakai dan bila pula harus ditinggalkan
Ganbate!
Salam,
–Evi