eviindrawanto.com : Acar dan Sejarahnya – Apakah teman-teman suka acar? Sekalipun hanya berfungsi sebagai makanan pendamping, namun tanpa kehadiran acar, misalnya, menikmati sate kambing atau soto rasanya akan kurang greget kan?
Ohya sebelumnya, apa itu acar?
Jadi, acar adalah sejenis makanan yang terbuat dari sayuran atau buah-buahan yang diasamkan dalam cairan cuka, garam, gula, dan bumbu-bumbu lainnya. Hidangan ini populer di berbagai negara dan budaya dengan variasi dalam bahan dan resepnya.
Cara pembuatan acar biasanya melibatkan pemotongan sayuran atau buah-buahan tertentu menjadi potongan kecil atau irisan tipis, kemudian direndam dalam larutan cuka yang telah dicampur dengan garam, gula, dan rempah-rempah seperti bawang merah, bawang putih, jahe, cabai, atau rempah-rempah lainnya.
Proses perendaman ini berfungsi untuk meresapkan rasa dan membuat sayuran atau buah-buahan menjadi lunak.
Fungsi Acar Dalam Hidangan
Umumnya fungsi acar memang hanya sampai di sana, pendamping makanan utama untuk mengangkat cita rasa agar lebih segar. Baru-baru ini saya mengunjungi Pameran Makanan Timur Tengah dan terpesona melihat begitu banyak jenis acar yang dipamerkan. Kemasan dan warna-warninya menggugah saya mengulik sedikit sejarah acar.
Acar paling top di Indonesia berupa potongan kecil mentimun, bawang merah, wortel, cabe rawit dan kadang-kadang nanas, direndam dalam air bersama cuka dan gula. Rasanya asem-asem manis.
Di rumah saya acar kadang ditambah serai atau jahe untuk memperkaya rasa. Acar meluas dalam hidangan dan dianggap sebagai sayur saat ketimun ditumis bersama wortel diberi bumbu cabe, kemiri, asam dan kunyit. Sayur berwarna kuning ini banyak kita temui dalam menu perhelatan di Jakarta dan sekitarnya. Sering terlihat dalam isi besek acara syukuran (selamatan).
- Baca juga : Akar Kawao Pengawet Nira Alami
Sekalipun namanya tetap acar, tiap negara punya resep dan bahan acar yang berbeda. Sebut Korea yang terkenal dengan acar sayurnya Kimchi.
Sekalipun awalnya acar adalah salah satu cara untuk mengawetkan makanan, belakangan, kehadirannya membuat acar memiliki beberapa fungsi penting dalam hidangan, terutama dalam konteks masakan Asia Tenggara dan beberapa negara Asia lainnya.
Berikut adalah beberapa fungsi utama acar dalam hidangan:
1. Memberikan Rasa Segar dan Asam
Acar, dengan bahan utamanya yang diasinkan dalam cuka, memberikan sentuhan rasa segar karena faktor rasa asam. Rasa asam ini membantu merangsang selera makan dan memberikan keseimbangan pada hidangan yang mungkin memiliki rasa lebih berat seperti sate dan nasi goreng.
2. Pencuci Mulut
Ini mungkin sedikit aneh, namun peran acar bisa juga dijadikan sebagai hidangan pencuci mulut atau makanan penambah selera setelah makan hidangan utama seperti dalam acara makan meja ala Tionghoa dengan hidangan chinese food.
Rasa segar dan asamnya membantu membersihkan lidah dari rasa berat, terlalu gurih atau berminyak dari makanan utama.
3. Menambah Tekstur dan Kontras
Acar yang memiliki irisan tipis atau potongan kecil dari sayuran atau buah-buahan menambah tekstur dan kontras pada hidangan. Ini memberikan pengalaman makan yang lebih menarik karena menghadirkan variasi dalam setiap gigitan.
4. Meningkatkan Presentasi
Acar sering digunakan sebagai elemen dekoratif dalam penyajian hidangan. Warna-warna cerah dari sayuran atau buah-buahan yang diasinkan dalam cuka dapat meningkatkan tampilan visual hidangan dan membuatnya lebih menarik.
5. Meningkatkan Pencernaan
Asam yang terkandung dalam acar dapat membantu dalam proses pencernaan makanan, terutama makanan yang berlemak atau berat. Selain itu, acar juga dapat menyediakan serat tambahan yang bermanfaat bagi pencernaan.
6. Penyeimbang Rasa
Dalam beberapa masakan, acar digunakan sebagai penyeimbang rasa dalam hidangan yang mungkin memiliki cita rasa yang kuat. Misalnya, dalam hidangan yang pedas atau berlemak, acar dengan rasa segar dan asam dapat membantu menciptakan keseimbangan rasa yang lebih baik.
Asal Mula dan Jejak Sejarah Acar
Kelahiran acar dimulai dari niat untuk mengawetkan makanan. Nah tradisi pengawetan makanan itu dimulai dari Lembah Tigris pada 2030 SMÂ saat dibawanya ketimun dari India untuk diacar. Tapi menurut arkeolog dan antropolog tradisi membuat acar sudah dimulai sejak Mesopotamia kuno, sekitar 2400 SM. Bahkan ketimun disebutkan dua kali dalam Alkitab Ibrani. Melalui beberapa kajian kemudian ditetapkan bahwa sejarah penggunaan acar sudah dimulai sekitar 3.000 tarikh di Asia Barat, elebar ke Mesir dan Yunani
Demikian lah adanya. Bahwa kelahiran acar memiliki akar yang kuat dalam kebutuhan manusia untuk memperpanjang masa simpan makanan. Tradisi ini diyakini dimulai pada awal peradaban manusia ketika manusia pertama kali menyadari perlunya mengawetkan makanan untuk masa depan. Di tengah upaya untuk memperpanjang masa simpan, manusia menemukan cara untuk menyinkan makanan dengan garam atau cuka, yang membantu mencegah pembusukan dan memberikan rasa yang berbeda pada makanan.
Beberapa arkeolog dan antropolog percaya bahwa tradisi pengawetan makanan untuk membuat acar sudah dimulai di Mesopotamia kuno, sekitar 2400 SM. Mesopotamia, wilayah di antara Sungai Tigris dan Efrat, yang sekarang termasuk bagian dari wilayah Irak modern, menjadi tempat awal kemunculan acar.
Saat itu, acar dibuat dengan cara menyinkan sayuran atau buah-buahan dalam campuran garam dan air. Proses ini membantu mengawetkan makanan dan membuatnya bisa bertahan lebih lama.
Namun, jejak sejarah yang lebih jelas tentang acar muncul di wilayah Lembah Tigris pada sekitar 2030 SM, ketika ketimun dari India dibawa dan diawetkan dengan cara diacar. Kemudian, tradisi membuat acar menyebar ke wilayah lain, termasuk ke Mesir dan Yunani, seiring perjalanan perdagangan dan pertukaran budaya di wilayah Asia Barat.
Pentingnya Ketimun dalam Sejarah Acar
Ketimun menjadi salah satu bahan utama dalam sejarah acar dan memiliki peran penting dalam pengembangannya. Bahkan, dalam Alkitab Ibrani, ketimun disebutkan dua kali, menunjukkan pentingnya sayuran ini dalam budaya dan makanan kuno.
Dengan penyebaran perdagangan dan kebudayaan, acar kemudian tiba di berbagai wilayah, dan setiap tempat mengembangkan resep dan variasi acar sesuai dengan bahan-bahan lokal yang tersedia dan selera lokal. Oleh karena itu, kita melihat banyak variasi acar yang berbeda di berbagai negara seperti acar timun di Asia Tenggara, acar wortel di Eropa, dan acar buah di beberapa wilayah tropis.
Aristoteles pernah memuji efek penyembuhan dari mentimun. Sementara sumber kuno tidak hanya mengacu manfaat gizi dari acar, tetapi juga mengklaim bahwa acar telah lama dianggap sebagai alat bantu kecantikan. Nah kulit halus Cleopatra selain madu juga dikaitkan dengan kegemarannya makan acar. Kaisar Romawi, seperti Julius Caesar, memberi acar kepada pasukannya  dengan keyakinan bahwa makanan tersebut tak hanya memberi kekuatan fisik tapi juga spiritual.
Dan yang menakjubkan adalah Dill mencatat bahwa pada 900 M acar diperkenalkan ke Eropa Barat yang asalnya dari Sumatera. Catat saudara-saudara, orang Eropa mengenal acar dari Bangsa Indonesia!
Sebelum Amerigo Vespucci berangkat untuk menjelajahi Dunia Baru, ia adalah seorang penjual acar di Seville, Spanyol. Waktu itu kan belum ada lemari pendingin. Jadi makanan mudah busuk. Maka untuk mengatasi kurangnya makanan sehat selama perjalanan panjang, Vepucci memerintahkan memuat berbarel-barel acar sayuran ke kapal penjelajahnya. Karena pemahaman Vespucci terhadap manfaat nutrisi dari acar ini lah, ratusan anak kapalnya terhindar dari penyakit kudis.
Namun penyebaran paling ekstensif dari acar terjadi saat Christopher Columbus menjelejah dunia mencari dunia baru. Sampai di Haiti dia memerintahkan orang menanam ketimun untuk di buat acar.
Saya berusaha mencari sumbernya siapa yang membawa acar ke Nusantara, namun belum ketemu 🙂
Industri Acar dan Makanan Awetan
Sekalipun buah dan sayur segar tidak bisa ditandingi kandungan gizinya, saat ini acar dan makanan awetan lainnya tumbuh jadi industry beromset jutaan dollar. Dalam pameran makanan Timur Tengah ini saya kagum bagaimana kreatifnya negara teluk ini dalam mengawetkan sayur dan buah mereka. Yang berada dalam botol transparan terlihat masih segar. Pekerjaan itu seperti mengalengkan atau membotolkan isi kebun.
@eviindrawanto