Kumbang Permata atau terkenal dengan Jewel Beetle masuk dalam keluarga Buprestidae. Keluarga terbesar dalam kerajaan kumbang, berisi 15.000 spesies. Entah mengapa mereka juga disebut Kumbang Kayu yang Membosankan (wood-boring), padahal warna-warni glossynya seperti kumbang hijau metalik sangat menarik di pandang. Mungkin karena beberapa spesies berpotensi sebagai hama perusak lingkungan, jadi mereka disebut seperti itu.
Jewel Beetle Incaran Kolektor Serangga
Jewel beetles atau kumbang permata dikenal luas karena kerangka luarnya yang mengkilap. Dan akan terlihat berubah berubah warna saat sudut pandang berubah.
Bentuk tubuhnya silender dan bulat telur memanjang. Panjang berkisar 3-100 mm. Tapi panjang Kumbang Permata umumnya cuma 20 mm saja. Maka ukuran tubuh dapat perhatian khusus dari penggemarnya. Semakin besar dan semakin cemerlang warnanya, makin tinggi nilainya di mata kolektor. Karena keindahannya pula, Kumbang Permata ini sejak ratusan tahun sudah jadi inspirasi para designer perhiasan di Asia.
Pola warna-warni Kumbang Permata itu rumit. Mereka tak berasal dari absorbsi melainkan dari refleksi cahaya. Dimana tekstur mikrokospis pada kutikula dengan selektif merefleksikan gelombang cahaya tertentu. Kerjanya persis seperti pantulan cahaya diatas permukaan sekeping compact disc.
” Kumbang Chrysina gloriosa memantulkan cahaya hijau,” kata seorang peneliti Mohan Srinivasarao dari Georgia Tech School of Polymer, Textile & Fiber Engineering. “Ini telah diketahui selama sekitar 100 tahun, tetapi kami telah menentukan warna yang kami lihat sebagai hasil dari struktur fisik kumbang daripada biologinya.”
Ketika cahaya mengenai permukaan yang sulit untuk dilihat, permukaan tersebut akan menyebarkan, menyerap, atau memantulkan cahaya untuk menghasilkan warna. Dalam kasus kerangka luar kumbang permata, sel sisi lima, enam dan tujuh secara spontan mengatur diri mereka sendiri untuk memantulkan cahaya pada panjang gelombang tertentu yang menghasilkan warna hijau, kuning dan merah.
Cara Berkembang Biaknya Unik
Kumbang permata berkembang biak dengan cara yang unik. Tempatnya berlangsung di akar kayu, batang pohon mati, ranting maupun daun aneka tanaman hijau sampai rerumputan. Kalau berkembang biak di pohon yang masih hidup mereka berubah jadi hama terhadap tanaman pokok.
Namun ada spesies yang sangat Unik. Di Canada dipanggil Kumbang Api Hitam . Mereka ini benar-benar menakjubkan. Coba saja, mereka tertarik pada hutan yang baru saja terbakar. Ada satu perangkat di bawah tubuh, semacam lubang kecil yang mampu mendeteksi api dari jarak 80 Km (50 mil).
Bukan itu saja. Kemampuan menangkap cahaya Infra Merah dari api yang menyala dari jarak jauh adalah satu hal. Kumbang Api Hitam juga sanggup mendengar suara kresek (cracking) dari kayu yang terbakar. Reseptor super sensitif ditubuhnya malah mampu mengenali hasil pembakaran dari materi paling kecil. Seperti bisa membedakan hasil bakaran sebatang jamur dengan pohon beringin dalam hutan tersebut.
Kumbang Api Hitam, seperti makhluk hidup lain, memerlukan kondisi lingkungan khusus untuk berkembang biak. Kumbang Api Hitam memerlukan kayu yang sedang membara dari hutan yang terbakar!
Dengan kapasitas seperti itu, mereka adalah makhluk pertama yang pindah ke lingkungan tak ramah. Karena pendatang pertama, Kumbang Permata ini tidak punya predator yang mengancam proses perkembangbiakan mereka.
Begitu pula ketika para betinanya terbang ke kayu-kayu yang masih membara dan meletakan telur-telurnya disana. Telur tersebut aman karena getah pohon yang berfungsi sebagai racun untuk pertahanan sudah tak ada lagi. Maka berkembang biaklah mereka dengan banyak sekali.
Baca juga:
Sidik Jari Sang Pencipta
Foto di atas adalah gambaran dari deskiripsi teks ini:
Ketika cahaya mengenai permukaan yang sulit untuk dilihat, permukaan tersebut akan menyebarkan, menyerap, atau memantulkan cahaya untuk menghasilkan warna. Dalam kasus kerangka luar kumbang permata, sel sisi lima, enam dan tujuh secara spontan mengatur diri mereka sendiri untuk memantulkan cahaya pada panjang gelombang tertentu yang menghasilkan warna hijau, kuning dan merah.
Itu adalah kesalahan genetik secara acak disebut mutasi. Dan ilmuwan percaya bahwa kemampuan hebat dari kumbang permata tidak di dapat karena mutasi dalam lorong evolusi.
Mutasi tak bisa menciptakan aparat canggih tersebut. Kemampuan tersebut sudah ada dari sana sejak mereka diciptakan. Karena itu mereka mengatakan bahwa ada sidik jari Sang Pencipta pada Kumbang Permata.
Salam,