Teman-teman kalau ke Masjid meletakan begitu saja sandal atau sepatunya di depan pintu? Atau seperti saya, memasukan ke dalam kantong plastik lalu menyimpanya di suatu tempat yang lebih aman?
Aneh ya saya ini, kok di Masjid takut kecurian? Memang belum pernah sih mengalami. Tapi begitu lah fakta yang sering terjadi di beberapa tempat di Indonesia. Jakarta dan sekitar khususnya. Di tempat ini sudah jadi sejarah bahwa di Masjid orang tak hanya kecurian sandal atau sepatu tapi juga kotak amal. Dan coba perhatikan ibu-ibu yang belanja di Pasar Tanah Abang saat mampir di Masjid menunaikan shalat. Mereka tak meletakan tas tangan di belakang tapi di depan, tepat di sebelah kanan atau kiri tempat sujud. Itu artinya apa? Artinya mereka tak percaya meletakan barang-barang berharga diluar pengawasan, even itu Masjid, rumah Allah.
Kepercayaan itu mahal Jenderal!
Begitu lah! Kalau mau belajar bahwa kepercayaan itu mahal, memang Indonesia tempat yang tepat saudara-saudara! Ada negara yang dapat sebutan High Trust Society seperti Jepang dan Germany, Indonesia itu kebalikannya. Kepercayaan masyarakat kita rendah satu sama lain.
Rendahnya saling percaya tidak hanya terjadi secara horizontal, masyarat vs masyarakat. Sekarang siapa yang masih percaya kepada pemerintah? Maksudnya siapa yang masih percaya bahwa pemerintah saat ini akan mensejahterakan rakyat sesuai amanat Pancasila dan UUD 1945? Dan akui lah rakyat juga tak percaya kepada wakilnya. Bahkan beberapa diantara kita, baik terang-terangan atau bersembunyi berani menuding beberapa orang yang duduk di dewan terhormat di Senayan itu tak lebih dari pencuri. Metode dan jumlah yang mereka curi sangat berbeda dari maling sendal atau kotak amal. Metode mereka mematikan!
Masyarakat dengan Kepercayaan Tinggi
Tapi jangan sedih, di sebuah tempat di Indonesia masih ada masyarakat yang menjunjung tinggi kepercayaan. Demi keamanan mereka saya takan menyebutkan tempatnya dimana. Tapi teman-teman yang sering berkunjung ke blog Jurnal Transformasi pasti bisa menduga tempat tersebut.
Dalam masyakat yang tak menjual belikan padi dan beras ini, meninggalkan makanan pokok mereka di tepi jalan atau di ladang merupakan hal biasa. Itu tak dalam satu hari tapi berhari-hari. Padi yang baru di petik di sawah di tinggalkan pada bambu jemurannya selama berhari-hari tanpa dijaga. Kalau sudah kering baru di pindahkan ke tempat penyimpanan atau lumbung.
Dalam masyarakat ini mencuri masih sangat tabu. Mereka percaya satu sama lain. Tetangga menjaga milik tetangga. Kalau berkunjung ke rumah mereka terlihat barang-barang bergeletakan tak dijaga. HP misalnya ditinggal begitu saja di ruang tamu sementara tuan rumah entah sedang dimana. Ternak seperti kambing cuma diikat di kandang dan pintunya tak di kunci.
Bertamu di tempat ini seperti sedang berkunjung di rumah nenek,kita disambut ramah. Belum pernah saya melihat tatapan mata penuh curiga. Sepertinya setiap pendatang dianggap baik seperti diri mereka. Mereka tak berpura-pura dan tak berharap orang lain berlaku sebaliknya.
Padi yang ditinggal berhari-hari di tepi jalan oleh pemiliknyaMenciptakan Masyarakat Indonesia dengan Kepercayaan Tinggi
Sekalipun saat ini Indonesia masih rendah tingkat kepercayaannnya, bukan tak mungkin suatu saat kita muncul sebagai high trust society. Memang butuh waktu panjang tapi bukan tak mungkin. Beberapa orang sudah mulai melakukannya. Semacam pilot projek dengan membuat toko atau kantin dengan cara membayar tanpa kasier. Kita menghitung sendiri belanjaan, membayarnya sesuai jumlah, lalu meletakan uang pembayaran ke sebuah kota yang disediakan. Bahkan kita juga mengambil kembalian dari kotak tersebut kalau ternyata ada kembaliannya. Sendiri dan tak ada yang mengawasi.
Saya tidak tahu bagaimana nasib toko dan kantin itu sekarang. Apakah masih buka atau tutup. Tapi alangkah indahnya Indonesia sebagai tempat hidup jika orang takut benaran kepada Tuhan yang mereka sembah. Hanya mengambil yang hak dan meninggalkan yang batil. Kalau sudah begitu toko dan kantin seperti itu akan berjaya. Pasti!
Dan membangun masyarakat kepercayaan tinggi tidak terlalu sulit sebetulnya. Yang perlu dilakukan cuma mendidik diri kita sendiri.
Membangun dialog membangun kepercayaanCara sederhana membangun Kepercayaan :
- Kalau berjanji jangan pernah ingkar.
- Kalau menjual berilah barang sesuai nilai yang ditawarkan.
- Jangan pernah berniat memiliki punya orang lain tanpa memberi imbalan yang sesuai kepada pemiliknya.
- Jangan menyalah gunakan wewenang
- Dan masih banyak lagi….
Bagaimana menurut teman-teman, tidak sulitkan membuat Indonesia jadi high trust society?
 Diikutkan pada Jambore on the Blog 2012, Kepercayaan itu Mahal
Salam,