Prosesi aqiqah di Minangkabau mengikuti ajaran agama Islam. Dalam kepercayaan Islam anak yang baru lahir itu tergadai (terhambat) pada aqiqahnya. Maka pada hari ke-7 sejak kelahiran keluarga akan menebusnya dengan mengadakan aqiqah. Bila kondisi keuangan tak memungkin bisa dilakukan pada hari ke-14 atau ke-21. Jika masih tak mampu, aqiqah boleh dilakukan kapan saja.
Perlengkapan Acara Aqiqah Minangkabau atau Padang
- Undangan: Prosesi aqiqah di Minangkabau mulai dengan memberi tahu kerabat dan handai tolan bahwa satu keluarga bermaksud mengakikahkan anak atau cucu mereka. Jaman dulu dilakukan dengan menghantar sirih atau rokok namun sekarang cukup diwakili sehelai kertas undangan. Atau lebih moderen lagi dengan telepon atau WhatsApp.
- Ustadz: Ritual Aqiqah akan diisi oleh doa-doa dan membaca ayat suci Alquran. Seluruh acara akan dipimpin oleh seorang ustadz.
- Tenda/Sound System: Tenda untuk menampung tamu dan meletakan makanan prasmanan bila ruang dalam rumah tak mencukupi. Sementara sound system agar ceramah, doa-doa, dan petuah dari Pak Ustadz terdengar oleh semua orang.
- Kambing: Sehari sebelum acara diadakan pemotongan kambing atau domba. Jumlah kambing yang disembelih 2 ekor untuk anak laki-laki dan 1 ekor untuk anak perempuan.
- Gunting: Gunanya untuk menggunting rambut bayi. Dalam agama islam dianjurkan menggundul atau mencukur rambut bayi pada hari ketujuh dan saat diberi nama. Ritual ini berdasarkan hadis Samurah. Jika dia bersedekah dengan perak seberat rambut itu, maka itu merupakan perbuatan yang baik. Berdasarkan hadis bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpesan kepada Fatimah ketika melahirkan Hasan: “Cukur rambutnya, bersedekahlah dengan perak seberat timbangan rambutnya kepada orang miskin dan ahlus sufah.” (HR. Ahmad)… (al-Mughni, 22:8)
- Kelapa muda lengkap dengan air, garam dan cabe. Keterangan kegunaan perlengkapan ini ada di bawah.
Baca juga Festival Budaya untuk Perdamaian
Unsur budaya dalam prosesi aqiqah di Minangkabau
Syariat aqiqahnya sendiri dilangsungkan menurut agama. Namun tata laksana banyak dipengaruhi unsur budaya. Seperti memasak daging kambing pasti mengikuti tradisi daerah dimana aqiqah dilaksanakan.
Dalam prosesi aqiqah Padang daging kambing dimasak tanpa meninggalkan santan, cabe merah dan bumbu-bumbu lainnya. Proses memasak kambing akikah sekarang kebanyakan diserahkan kepada restoran atau mereka yang spesial memasakan daging akikah. Setelah masak gulai kambing yang berkuah kental dan lezat itu disedekahkan. Tapi keluarga yang punya hajat juga boleh menikmatinya.
Nah tepat di hari-7 seluruh keluarga berkumpul. Dipimpin Ustadz atau guru mengaji prosesi di mulai dengan membaca ayat-ayat Al Quran. Diikuti oleh doa-doa keselamatan bagi sang anak. Harapannya, Insya Allah anak akan tumbuh jadi pribadi sholeh, terhindar dari gangguan setan dan binatang buas. Juga agar dijaga dirinya dari segala pandangan yang akan merusak kehidupannya kelak.
Memotong Rambut Bayi
Dalam literatur, aqiqah maksudnya adalah pemotongan. Menyembelih kambing atau domba. Namun ada pula yang mengatakan aqiqah adalah pemotongan rambut atau mencukur rambut lahir. Yaitu rambut yang dibawa bayi dari dalam kandungan ibunya.
Pada hari ke tujuh ini si bayi juga diberi nama. Pak Ustadz mengumumkan nama tersebut pada hadirin. Dalam wejangan beliau mengatakan bahwa nama yang melekat pada tiap anak adalah doa, maka berilah mereka nama yang baik. Dan bila kelak sang anak berbuat kesalahan agar bapak-ibu yang hadir tak segan menegur sebab anak itu adalah anak mereka semua.
Tidak ada ketentuan apakah rambut harus digundul atau tidak. Yang jelas rambut harus di potong secara rata. Tidak boleh hanya pada satu sisi dan meninggalkan sisi lain. Rambut yang terkumpul ditimbang. Misalnya dapat 10 gram. Maka orang tua si bayi yang saya ikuti upacara ini membeli emas seberat rambut tersebut dan menyedekahkan pada fakir miskin. Jadi semakin banyak rambutnya semakin banyak sedekahnya, Insya Allah semakin banyak pula rezkinya kelak.
Kelapa Untuk Aqiqah
Sama dengan budaya Nusantara lain, salah satu perlengkapan ritual aqiqah adalah kelapa muda. Umumnya dicari kelapa hijau dengan air yang masih penuh. Bentuk kelapa juga harus sempurna, tidak boleh ada cacatnya.
Yang membedakan aqiqah di Jawa dan di Minangkabau adalah penampilannya. Kalau di Jawa saya perhatikan kelapa akan diukir dengan gambar-gambar menurut tradisi jawa. Sementara di Minangkabau kelapa tidak diukir, hanya dipotong permukaannya dan ditaruh di atas piring.
Menariknya lagi kelapa aqigah orang padang ini diberi hiasan bunga rampai seperti bunga kenanga, kembang sepatu dan bunga mawar. Di sebelahnya ada disajikan pula madu, garam dan cabe merah.
Makna Memasukan Potongan Rambut AqiqH ke Dalam Kelapa Muda
Saya tidak tahu apakah di tempat lain ada, tapi di Minangkabau prosesi aqiqah tampak ada unsur budaya Hindunya. Kesimpulan saya itu terlihat dari kelapa muda berhias bunga-bunga, madu, gula aren, garam dan cabe.
Tapi seperti semua tradisi, ada makna dibalik semua simbol. Benda-benda tersebut bukan sekadar perlengkapan atau hiasan atau sekadar ikut-ikutan.
Kegunaan kelapa berair ini untuk merendam potongan rambut sang anak.
Pelan Pak Ustad memasukan tiap rambut yang di potongnya ke dalam kelapa. Harapannya agar kelak jika menghadapi masalah anak tetap berkepala dingin.
Baca juga tentang budaya Indonesia lainnya Mengenal Tradisi Suku Sasak di Dusun Ende Lombok
Selesai memotong rambut, sekarang Pak Ustad memipil cabe dan bumbu-bumbu yang terdapat disitu ke bibir sayang bayi.
Ini adalah simbolisasi dari kehidupan yang akan dijalaninya kelak. Bahwa hidup tak selalu manis. Ada yang pahit, asin dan pedas.
Dengan telaten satu persatu bumbu penyedap itu ditorehkan di bibir sang anak.
Setelah semua upacara Aqiqah Padang ini selesai terlihat betapa leganya wajah ke-2 orang tua si anak. Sekarang anak mereka sudah resmi bernama dan didoakan banyak orang. Dan saya kut berharap agar Allah mendengar semua harapan itu. Amin
We love you all Aisya!
Salam,