Sedang tak punya ide posting, jadi mari kita teruskan cerita anak sma, kali ini tentang mengantuk di kelas 🙂
Apakah teman-teman seperti saya, sering merasa tak mengerti mengapa harus mempelajari suatu mata pelajaran?
Pelajaran PMP Pengen Tidur di Kelas
Nah ketika SMA dulu ada kurikulum pelajaran PMP. Dan saya paling benci pelajaran ini. Muak mendengar cerita tentang UUD 45 dan pasal-pasal yang ada di dalamnya. Â Pancasila dengan ke-5 silanya, bagi saya adalah satu momok.
Namanya juga cerita anak SMA ya, gak punya otak.
Jadi waktu itu saya berpikir, setelah mendapat mata pelajaran agama, saya tak melihat pentingnya mengetahui bahwa sila pertama dari Pancasila adalah ketuhanan yang maha esa. Toh dalam undang-undang sudah di tetapkan bahwa seluruh warga negara Indonesia harus beragama, apapun yang mereka pilih, pokoknya harus memilih salah satu dari lima agama dan kepercayaan yang disediakan negara.
Ngapain lagi coba tiap minggu membahas kajian yang berkonotasi sama. Kan mending main di luar kelas melihat bunga dan kupu-kupu terbang.
Yang bikin lebih sengsara lagi adalah gurunya. Yah zaman SMA saya, belum ada internet. Apa lagi sosial media. Jadi mohon dimaklumi jika kebanyakan guru hanya belajar dari buku. Dan mungkin sedikit belajar dari penataran.
Nah materi dan buku dan penataran itu lah yang mereka bawa ke kelas. Gak ada ceritanya, gak ada kisahnya, gak ada alasan mengapa pelajaran moral pancasila itu penting bagi masa depan saya. Pokoknya cara mengajarnya garing banget.
Baca juga : Cerita Anak SMA : Membedah Burung Hidup
Derita Anak SMA Mengantuk di Kelas
Cerita anak SMA lalu berlanjut dengan sesuatu yang tak mengenakan. Saya hampir tak tertolong lagi untuk tiap pelajaran PMP. Otak saya macet. Suhu tubuh menurun dan kepala kurang oksigen. Efeknya, setelah menguap berkali-kali, syaraf kelopak mata jadi lemes karena kehilangan tenaga penyangga.
Kalau sudah mengantuk begini penderitaan pun muncul . Tak boleh kelihatan oleh guru karena pasti dimarahi atau dibikin malu. Entah disuruh cuci muka ke luar yang diikuti oleh suara tertawa seluruh kelas. Ditambah suit-suit dari teman-teman jahil.
Di kondisi ini suara guru di depan kelas hilang timbul di bawa angin. Ketika seluruh  syaraf tak berdaya. pernah saya terkena lemparan kapur. Maluuuu banget!
Pokoknya ketahuan mengantuk di kelas bukan lah sesuatu yang diinginkan murid dimana saja. Kenangan SMA saya untuk pengalaman seperti ini, setidaknya, tidak menyenangkan sama sekali.
Baca juga : Gula Aren Untuk Penderita Diabetes
Pertolongan Pertama Mengantuk di Kelas
- Pemen Pedas – Biasanya saya mencari pertolongan pertama dengan makan permen pedas. Diam-diam tentu saja. Tapi sering tak membantu.
- Tutup Muka – Atau meletakan muka keatas meja beberapa detik. Hanya 5-10 detik. Setelah itu mengangkat kepala lagi dengan pura-pura menulis atau menekur diatas buku catatan. Ritual ini di ulang beberapa kali. Yang beginian seringnya juga tak membantu.
- Minyak Angin – Terus teman sebangku yang suka kasihan melihat saya melawan derita, pernah juga menyodorkan minyak angin. Dia selalu sedia di tas karena sering pilek.
Awalnya minyak angin itu saya oleskan saja depan hidung. Sering berhasil. Tapi lebih ekstrim lagi pernah juga saya oleskan pada kelopak mata. Ish kapok. Ternyata pedih saudara-saudara!
Dari cerita ini teman-teman pasti sudah menduga dong ya, bagaimana nasib nilai PMP saya di raport. Cuma memenuhi syarat untuk naik kelas, 6!
Begitu lah sedikit cerita anak sma saya. Ohya Menurut temans perlu kah kita belajar PMP selama 12 tahun terus di tambah satu semester dalam kewiraan saat kuliah?
Salam,