Malam pelelangan ikan Pelabuhan Ratu terletak di pantai Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi. Kawasan pesisir paling selatan Jawa Barat ini eksotis karena masuk wilayah legenda Nyiroro Kidul yang masih dipercaya oleh masyarakat. Walau berceruk dan berombak besar, pelabuhan ratu adalah salah satu tempat tujuan mancing terkenal di Jawa Barat .
Jadi untuk para wisatawan, Anda disarankan tidak mandi atau berenang disini. Tapi apa mau dikata. Airnya  yang membiru bak blue sapphire sukar ditolak pesonanya. Saya perhatikan masih ada pengunjung pantai ini yang nekat menceburkan diri. Pengelola mungkin lebih banyak terlibat dalam memberi informasi agar pesona Pelabuhan Ratu tetap jadi salah satu destinasi wisata yang aman bagi para pengunjung.
Baca juga:Â Menikmati Sejumput Siang di Pantai Karang Hawu
Pelabuhan ratu punya tempat pelelangan ikan . Sebagai tempat wisata mungkin tak terlalu menarik. Berbeda bila dilakukan malam hari. Duduk lah agak jauh. Dengan memberi jarak tempat itu berubah jadi surga. Saksikan bagaimana cahaya berpendar dari mercu suar, jukung dan perahu nelayan yang sedang bersandar. Benar-benar membuat pemandangan Tempat Pelelangan Ikan Pelabuhan Ratu jadi berbeda.
Piknik ke Tempat Pelelangan Ikan
Magrib hampir tiba kala saya dan suami sampai di Pelabuhan Ratu. Perjalanan yang tidak direncanakan. Siang-siang terbetik saja keinginan berangkat ke Sukabumi. Maka setelah membereskan segala keperluan anak-anak, kami berdua berangkat dari Serpong sekitar pukul dua.
Baca juga:Â Telisik Unik Pelabuhan Sunda Kelapa
Untung jalanan sepi. Setidaknya di perempatan Ciawi dan Parung Kuda yang biasa macet hebat siang itu lancar jaya. Mungkin karena puasa membuat orang malas keluar bila tak perlu.
Mendekati beduk Magrib kami sudah sampai. Kemudian berhenti di dermaga pelelangan ikan, mencari yang segar-segar untuk saya berbuka disamping melihat kesibukan sekitar.
Baca juga:
- Situs Tugu Gede Cengkuk Wisata Sejarah Sukabumi
- Geopark Ciletuh Sukabumi
- Hotel Nyi Roro Kidul di Pelabuhan Ratu
- Jalan-Jalan ke Petilasan Nyi Roro Kidul
Menikmati Malam di Pantai Pelabuhan Ratu
Sambil memilih buah kelapa muda saya tergelak mendengar suami yang menggoda bahwa bulu kaki saya benaran sudah rontok di jalan. Kalau tidak mana mungkin langsung semangat diajak melakukan perjalanan sekalipun tanpa rencana. Saya cuma menjawab bahwa saya cuma pengikuti setia naluri leluhur. Nenek moyang saya kan perantau hebat?
Selesai makan dan magriban saya minta  agar kami  tinggal sejenak. Tak perlu buru-buru cari penginapan. Toh bukan pada masa puncak liburan. Pasti banyak kamar yang kosong.
Baca juga Tempat Pelelangan Ikan Kotaagung Tanggamus
Sekarang perut sudah kenyang dan dahaga terpuaskan. Di samping duduk lelaki yang sudah saya nikahi selama dua puluh tahun. Damai nian rasanya bersenadung di mulut pantai mengawasi malam yang kian kelam.
Laut lepas yang menghitam di kejauhan, ditingkahi kerlip lampu perahu nelayan membuat saya ingat senandung lagu Copacabana. Gak nyambung? Tak apa! Lagi pula ini kesempatan baik praktek photography malam hari yang diajarkan Valdi.
Jadilah malam muda di dermaga pelelangan ikan pelabuhan ratu jadi saksi  bisu bagi seorang murid yang berguru kepada anaknya sendiri.
Foto-foto sederhana di Dermaga pelelangan ikan Pelabuhan Ratu . Saya belum bisa mengedit menggunakan software. Jadi ini beberapa diantaranya :
Foto diatas dari berkali-kali praktek ganti bukaan diagfragma, shutter speed dan iso. Benar kata pejalan yang saya lupa namanya bahwa dengan menjadi musafir membuka peluang bagi kita menemukan diri sendiri. Dari latihan ini saya bisa melihat diri sendiri. Begitu tebal ketidak sabaran melekat dalam diri ini. Tidak sabar menunggu camera klik untuk mengganti setingan agar tampak hasil foto yang berbeda.
Baca juga:Â Wisata Kuliner Palabuhan Ratu
Setiap malam perahu ini akan terus terapung di sana. Besok subuh ia akan di bawa ke tengah, mencari ikan untuk mengasapi dapur sang tuan.
Empat buah jukung itu membantu saya memahami cahaya. Asalkan camera di tangan saya dan petromaks di jukung tak bergeser cahaya yang membentuk citra mudah dipahami.
Sejak tadi dua orang bapak itu asyik saja mengobrol. Entah mancing atau semata bertukar cakap, sampai saya meninggalkan tempat itu mereka masih asyik dengan konferensinya.
Malam di Tempat Pelelangan Ikan Pelabuhan Ratu. Masih sepi. Nanti subuh baru berdenyut.
Aslinya pemandangan musholla di dermaga pelelangan ikan ini lebih romatis. Hanya karena belum bisa handle tehnik lebih advance jadinya ya cuma segitu. Tapi musholla ini sendiri merupakan representasi dari masyarakat Sukabumi yang  relijius.
Main di Pantai Pelabuhan Ratu
Ke esokan paginya, sebelum balik ke rumah, saya juga main ke pantai Pelabuhan Ratu. Apa lagi cuaca sedang bagus.
Nah karena bukan akhir pekan atau musim libur, pantai sepi, serasa milik pribadi. Landai dengan pasir kecoklatan yang lembut. Ombak bergulung silih berganti. Kalau tak ingat tugas di rumah, mau deh main seharian di sini 🙂
Yah begitu lah sekelimit cerita perjalanan di Dermaga pelelangan ikan Pelabuhan Ratu. Sukakah dirimu pergi jalan-jalan mendadak temans?
Salam,