Look ye for flowers within my spring? That time when chilling blasts of care. Fann’d nature’s garden with rude wing! Alas! foul weeds will rankle there! –Richar Groombridge
Apa hubungan antara bunga dan cinta? Kalau mengulik dari sejarah, seni dan dan roman akan banyak sekali kaitannya. Banyak sekali! Sementara antara saya dan mereka punya ikatan istimewa kalau tak mau diliputi misterius. Bayangkan seseorang yang tak suka berkebun, jarang merawat tanaman namun mengaku-ngaku jatuh cinta pada tiap helai mahkotanya.
Memandang bunga semacam terapi untuk saya. Dada serasa hangat kala menatap kelopak dengan berbagai warna mencuat di atas tangkai. Apa lagi jika diserta aroma. Jadinya seperti mendengar nyanyian cinta dari gurun utara. Sayangnya cuma sampai disitu. Saya hanya menyukai bunga yang sudah jadi namun tidak proses mendapatkannya. Bertanah-tanah dan ditimpa matahari bukan ide yang menarik. Intinya lebih suka baca novel ketimbang berkebun! Mirip koruptor ya? Tak suka kerja keras tapi mau duit banyak. Menyimpang dari logika umum. Tidak suka berkebun tapi menyukai bunga? Aye!!
Seperti juga manusia tumbuhan memerlukan perawatan. Agar bisa mengeluarkan warna-warna cemerlang yang dikendaki bunga memerlukan campur tangan manusia. Mungkin ini seperti kisah yang terjadi dalam novel The Celestine Prophecy. Bahwa manusia dan tumbuhan saling bertukar energi. Cinta yang mengalir dari pertukaran itu akan mempengaruhi kesejahteraan keduanya. Bunga bertambah cantik dan manusia akan merasa lebih bahagia. Sampai di sini mulai terlihat keeratan hubungan antara bunga dan cinta.
Di sisi lain kecemerlangan warna bunga tak selalu berbanding lurus dengan perhatian. Banyak bunga liar yang tampil membelalakan mata. Namun bunga yang mendapat sentuhan tangan rata-rata lebih spektakuler penampilannya.
Dunia florist mengenal ribuan jenis bunga baru hasil persilangan. Berkat ilmu pengetahuan, kreativitas, pengalaman serta ketekunan, sekarang warna bunga tak melulu bersandar kepada alam. Misalnya warna mawar hitam atau biru sekarang jadi pemandangan lumrah. Saya pernah keheranan dan tak percaya kala melihat dari sebuah foto ada mawar hitam tumbuh dari tanah. Entah itu hasil editan atau sebenarnya nyatanya mawar seperti itu telah membelalakan mata.
Tapi perlu diingat bahwa konstruksi bunga yang rumit tetap milik alam. Apakah bentuk, warna, dan aromanya tetap lahir dari bunda alam. Manusia tak membuat mawar hitam tapi hanya membantu agar mawar keluar dari pakem warna selama ini. Mungkin dengan memasukan unsur pigmen hitam dari tanaman lain. Atau mengawin silangkan dengan acak beberapa jenis mawar sehingga tersusunlah gen baru. Gen ini membuat kelopak yang menyerap semua cahaya dan pada akhirnya jadi tampak hitam pekat. Yang jelas disini bahwa dengan memberi bakti terhadapnya pigmen mawar bisa disetir menurut keinginan manusia.
Kalau di bawa ke diri seperti itu pula yang terjadi. Sesuatu yang berasal dari alam namun bisa dimodifikasi bila diberi perhatian cukup. Kita cenderung tumbuh lebih baik, dan lebih cemerlang bila dapat perhatian dan cinta yang cukup dari lingkungan terdekat. Apakah kita termasuk golongan super dalam kecerdasan, berpangkat, kaya, dihormati, shaleh dll tapi tanpa cinta dan kasih sayang, semua terasa hampa. Seperti bunga tak berwarna. Tidak dicintai menimbulkan perasaan tak berharga.
Untuk mendapat yang terbaik dalam hidup, cintai lah sepenuh hati orang-orang terdekatmu kawan . Setuju kan ya?
Salam,