Kepulauan Nusantara terkenal kaya dengan berbagai jenis kuliner punya ratusan jenis bubur. Satu diantaranya Bubur Pedas atau Bubur Sambas. Bubur ini diklaim sebagai makanan asli dari kerajaan Melayu Sambas – Kalimantan Barat. Maka dalam bahasa daerah asalnya dinamai Bubbor Paddas. Tapi benarkah bubur ini milik rakyat Indonesia semata? Nanti kita telaah.
Nama bubur ini aneh menurut saya. Betapa tidak, saya tak menemukan sedikitpun rasa pedas di dalamnya. Malah cenderung gurih dan segar dengan tekstur kental mirip bubur ayam. Walau tampak mirip bubur yang dilengkapi daun kesum ini berbeda dari Bubur Manado.
Baha-Bahan Bubur Pedas
Bubur pedas terbuat dari beras yang disangrai bersama kelapa parut. Setelah ditumbuk dan berasnya pecah baru dimasak ke dalam air mendidih. Setelah itu ditambahkan tetelan daging. Kemudian dibubuhi aneka sayuran. Sayur yang paling umum digunakan adalah kangkung, kacang panjang, pakis, ubi merah dan daun kesum. Yang membuat cita rasa bubur pedas jadi unik daun kesum itu. Aroma sedikit menyengat dengan rasa sedikit asam.
Pelengkap nikmat untuk bubur pedas adalah ikan teri goreng, kacang tanah goreng, jeruk sambal, dan kecap manis.
Tak Usah Berselisih Soal Bubur Pedas
Saya baca di internet ada perselisihan kecil soal makanan lagi dengan tetangga kita Malaysia. Tepatnya blogger Indonesia yang membuat perselisihan atas pengakuan Malaysia bahwa bubur pedas salah satu warisan budaya mereka. Tapi benarkah bubur pedas masakan Indonesia sendiri dan tak boleh di klaim Malaysia? Haduh berhenti deh malu-maluin negeri sendiri. Coba telaah sedikit menurut kajian antropologis atau sosiologis. Lihat peta di mana letak Kalimantan Barat yang masuk Indonesia dan dimana pula letak Negeri Sarawak yang masuk Malaysia. Mereka berdua berada diatas tanah Borneo kawan!
Ketahuilah bahwa Indonesia dan Malaysia terpisahkan karena batasan politik alias menurut garis imajiner yang dibuat oleh hukum. Sementara penduduk pulau Borneo sebelah Barat sudah melakoni interaksi kultural sejak pulau itu dihuni manusia. Usianya mungkin sudah ratusan tahun, jauh sebelum adanya negara Malaysia maupun Indonesia. Interaksi kultural itu mempertukarkan cara hidup dan budaya yang tentu diantaranya masuk jenis masakan juga. Jadi mana bisa membagi warisan leluhur seperti bubur pedas ini sebagai milik Indonesia saja atau Malaysia saja?
Yang paling tepat adalah bubur pedas diletakan sebagai warisan budaya Melayu. Penyandang budaya yang bahasa pergaulannya kita serap ke dalam Bahasa Indonesia ini hidup sepanjang tanah Asia Tengara. Meliputi Malaysia, Brunei dan Indonesia. Selain di Malaysia di Brunei ada juga versi bubur pedas. Apakah mereka mencuri dari Indonesia? No way!
Di Indonesia sendiri bubur pedas mengalami banyak variasi. Di Langkat Sumatera Utara, misalnya, resepnya sedikit berbeda dari bubur Pedas yang saya temukan di Pontianak.Mereka menggunakan dada ayam, daun mangkokan, daun mengkudu dan daun biji.
Tradisi Bubur Pedas Masa Lalu
Ada yang menarik dari sejarah bubur pedas ini. Dulu dara-dara Melayu yang sedang merasa bosan membuat kegiatan masak bersama dengan membuat bubur pedas. Masing-masing dara mengumpulkan sayur-mayur dan bumbu yang akan digunakan. Setelah itu mereka menentukan dirumah siapa dan kapan kegiatan tersebut di laksanakan. Setelah masak baru di santap ramai-ramai. Indah ya?
Diberbagai daerah Indonesia Bubur Pedas paling banyak ditemukan selama bulan puasa. Itu karena kandungan vitamin dari sayuran dalam bubur dipercaya mengembalikan stamina dengan cepat. Teman blogger kita di Sarikei-Sarawak, Ibu Siti Fatimah Ahmad, bulan puasa kemarin juga membuat bubur pedas untuk hidangan ramadannya.
Begitu sekelumit bubur pedas yang bisa saya pahami. Teman-teman jangan lupa untuk selalu membangun pemahaman sosial dengan meluaskan wawasan ya 🙂 Pernah makan bubur pedas kawan?
Salam,